Anda di halaman 1dari 25

Terapi modalitas keperawatan

jiwa : Terapi Perilaku dan TAK


KELOMPOK 9 :
1. LISTRA
2. LEWEDALU, IMANUEL
3. RIVIANTY, PALUNDUN
4. RAHMAT CAHYANI
5. LINDA MISSA
Terapi modalitas

terapi modalitas adalah terapi utama


dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku
pasien dari perilaku maladaptif menjadi
adaptif. terapi ini bisa dipakai utk terapi
keperawatan keluarga.
Rivy
Tujuan Terapi Modalitas

1. menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku


klien
2. mengurangi gejala gangguan jiwa
3. memperlambat kemunduran
4. membantu adaptasi terhadap situasi sekarang
5. membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
6. mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
7. meningkatkan aktivitas
8. meningkatkan kemandirian
(Gostetamy, 1973).
A. Terapi Perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan
bahwa perilaku timbul akibat proses pembelajaran. Perilaku
sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan disubstitusi dari
perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam
terapi jenis ini adalah:

1. Role model
2. Kondisioning operan
3. Desensitisasi sistematis
4. Pengendalian diri
5. Terapi aversi atau releks kondisi
B. TAK : Terapi Aktivitas Kelompok

adalah terapi psikolog yang dilakukan


secara kelompok untuk memberikan stimulasi
bagi pasien dengan gangguan interpersonal
(Yosep, 2008).
adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikioterapis terhadap sejumlah pasien pada
waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan antar anggota
(Depkes RI, 1997).
K Listra
Jadi dapat disimpulkan bahwa Terapi
kelompok merupakan metoda pekerjaan
sosial yang menggunakan kelompok
sebagai media proses pertolongan
profesional. Maksudnya ialah individu-
individu yang mengalami masalah sejenis
disatukan dalam kelompok penyembuhan
dan kemudian dilakukan terapi dengan
dibimbing atau didampingi oleh seorang
atau satu tim petugas kesehatan.
Macam Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK).
1. Terapi aktivitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah
terapi yang bertujuan untuk membantu pasien yang
mengalami kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam
upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaptif.
TUJUAN :
a. Meningkatkan kemampuan orientasi realita.
b. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian.
c. Meningkatkan kemampuan intelektual.
d. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain.
e. Mengemukakan perasaannya.
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi
pada sensasi pasien, kemudian diobservasi reaksi
sensori pasien berupa ekspresi emosi atau
perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka,
ucapan.

TUJUAN :
a. Meningkatkan kemampuan sensori.
b. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian.
C. Meningkatkan kesegaran jasmani.
D. Mengekspresikan perasaan.
3.Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas.
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang
ada disekitar pasien yaitu diri sendiri, orang lain
yang ada disekeliling pasien atau orang yang
dekat dengan pasien, lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan pasien dan
waktu saat ini dan yang lalu.

# Terapi ini juga dilakukan pendekatan untuk


mengorientasikan pasien terhadap situasi nyata
(realita).
TUJUAN :
a. Penderita mampu mengidentifikasi
stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi
somatic) dan stimulus eksternal (bunyi,
iklim, situasi alam sekitar).
b. Penderita dapat membedakan antara
lamunan dan kenyataan.
c. Pembicaraan penderita sesuai realita.
d. Penderita mampu mengenali diri sendiri.
e. Penderita mampu mengenal orang lain,
waktu, dan tempat.
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada disekitar pasien.

Tujuan Umum :

Mampu meningkatkan hubungan interpersonal


antar anggota kelompok, berkomunikasi,
saling memperhatikan, memberi tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan ide
serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan Khusus :

a. Penderita mampu menyebutkan


identitasnya.
b. Menyebutkan identitas orang lain.
c. Berespon terhadap penderita lain.
d. Mengikuti aturan main.
e. Mengemukakan pendapat dan
perasaannya.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran diri klien,
meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku
maladaptive.

Kelompok akan berkembang melalui 4 tahapan,


Tahapannya meliputi:
1. Fase permulaan/prakelompok
2. Fase awal kelompok
a. Tahap orientasi
b. Tahap konflik
c. Tahap kohesif
3. Fase kerja kelompok
4. Fase terminasi (Stuart & Laraia, 2001).
Semua pasien rehabilitasi perlu
mendapatkan terapi kelompok kecuali
mereka yang mengalami :

1. Psikopat dan sosiopat


2. Selalu diam dan atau autistik
3. Delusi yang tidak terkontrol
4. Klien yang mudah bosan
Cont…
5. Pasien rehabilitasi ambulatory yang tidak termasuk
psikosis berat,
tidak menunjukan gejala regresi dan halusinasi dan ilusi
yang berat
dan orang-orang dengan keperibadian sciozoid serta
neurotic
6. Paseien dengan ego psiko patologi berat yang
menyebabkan
psikotik kronik sehingga menyebabkan toleransi terhadap
kecemasan rendah dan adaptasi yang kurang
Peran Perawat
TAK
Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
 Mempersiapkan program terapi aktivitas
kelompok.
 Sebagai leader dan co leader
 Sebagai fasilitator
 Sebagai observer
 Mengatasi masalah yang timbul pada saat
pelaksanaan
K nuel
Klien
1. Karakteristik pasien
 Klien sehat secara fisik
 Klien dalam keadaan tenang, kooperatif, dan dapat
berinteraksi
 Klien yang mengalami halusinasi namun halusinasinya
sudah terkontrol

2. Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukan dengan cara mengobservasi
klien selama beberapa hari.
Proses Pelaksanaan

1. Orientasi
 Salam perkenalan/salam terapeutik
 Validasi dan menanyakan perasaan klien
 Kontrak waktu
 Penjelasan tujuan diadakan TAK dan
aturan mainnya
2. Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
 Fasilitator mempersiapkan peralatan
 Klien ada 6 dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing
berpasangan
 Memainkan musik dan membuat satu buah layang-layang
dengan bahan yang sudah disediakan oleh fasilitator.
 Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan

Kriteria Penilaian:
 Keindahan dan kerapian
 Kekompakkan dalam melakukan permainan.
3. Terminasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
 Evaluasi respons objektif (observasi perilaku
klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan)
 Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan
setelah TAK)
 Kontrak yang akan datang (dilakukan oleh
perawat). Cahyani
4. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki


klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien
mampu mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi pendengaran. Klien mampu
mengikuti permainan sampai selesai dan
mampu bersaing antar kelompok secara
sehat dan tingkatkan reinforcement
(pujian).
Perawat harus bersikap jujur, empati, terbuka dan selalu
memberi penghargaan namun tidak boleh tenggelam juga
menyangkal halusinasi yang klien alami. (Anna, 1995 :
248).

Berikut ini terapi perawatan yang perlu diajarkan pada


pasien halusinasi pendengaran oleh perawat secara
langsung perindividu kepada pasien, sebagai berikut :
a. Membantu pasien mengenal halusinasi
b. Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama menghardik halusinasi .
Cont…
c. Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara kedua bercakap-cakap
dengan orang lain.
d. Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara ketiga melaksananakan aktifitas
terjadwal.
e. Melatih pasien menggunakan obat
secara teratur
f. Selain perindividu rehabilitasi dapat
menggunakan metode terapi kelompok.
(Damaiyanti, 2008 : 91).
Referensi :
http://documents.tips/documents/makalah-terapi-
modalitas.html

Medical Book: Konsep dan aplikasi Asuhan


Keperawatan Jiwa oleh Eko Prabowo s.kep.,Ns, Mkes
THANKYOU 
GOD BLESS
???

Anda mungkin juga menyukai