Anda di halaman 1dari 57

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Oleh : Dr. dr. Yuniar Lestari, Mkes.


FISPH, FISCM

KP 4.1 - YL 2019
Penyakit Akibat Kerja adalah :
penyakit yang disebabkan oleh faktor
pekerjaan.

Penyakit Umum :
penyakit yang dapat diderita oleh semua
orang yang bukan disebabkan oleh faktor
pekerjaan

KP 4.1 - YL 2019
Bekerja

KP 4.1 - YL 2019
PENYAKIT AKIBAT KERJA

 Keppres 22 th 1993:
terdapat 31 kelompok PAK

26 kel akibat faktor kimia


4 kel akibat faktor fisik
1 kel akibat faktor biologik

KP Blok 4.1 -YL-2018


PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Perpres Nomor 7 Tahun 2019 29
Januari 2019 tentang Penyakit
Akibat Kerja

 Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit


yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja

KP 4.1 - YL 2019
Perpres Nomor 7 Tahun
2019
Berdasarkan pajanan

 39 disebabkan faktor kimia


 7 disebabkan faktor fisika
 9 disebabkan faktor biologi

KP 4.1 - YL 2019
Faktor – faktor penyebab PAK

 Gol. Fisik : suara, suhu, tek. udara,


penerangan, radiasi,…
 Gol. Kimia : debu, gas, uap, logam,
larutan, awan/kabut,…
 Gol. Biologi : basil antrax, brucella, HIV,…
 Fisiologi : ergonomi
 Mental Psikologi
KP 4.1 - YL 2019
Penyakit Paru akibat kerja
 Pneumokoniosis
Segolongan penyakit akibat penimbunan
debu di paru-paru
 Asma akibat kerja
Bahan sensitisasi : tumbuhan/padi-padian,
debu kerang, tungau,…
Bahan iritan : asam, alkali, oksidan kuat
(amonia, klor,…)

KP 4.1 - YL 2019
Pneumokoniosis
Berdasarkan jenis debu yang di timbun :
1. Silicosis … SiO2 bebas

2. Antrakosis … debu arang batu

3. Asbestosis … debu asbes

4. Berryliosis … debu berilium

5. Siderosis … debu Fe2O3

6. Stannosis … debu timah putih (SnO2)

7. Bissynosis … debu kapas

KP 4.1 - YL 2019
Partikel Debu

 5 – 10 μ : tertahan pada sal. Nafas atas


 3–5 : tertahan di bagian tengah
 1–3 : langsung ke alveoli
 0,1 – 1 : tidak mengendap
 < 0,1 : gerak Brown, keluar masuk
alveoli

KP 4.1 - YL 2019
Silicosis

 Ditemukan pada pekerja penambang batu


bangunan, timah putih, besi, batubara,
pekerja keramik, porselen, dsb.
 Masa inkubasi : 2 – 4 tahun. Tergantung
banyak debu/kandungan SiO2 yang
mengenai pekerja

KP 4.1 - YL 2019
Silicosis …
 Tingkat penyakit :
1. Ringan : sesak nafas ketika kerja, batuk,
keadaan umum baik, tidak mengganggu
2. Sedang : sesak dan batuk, kel.klinis paru +,
gangguan kerja +.
3. Berat : sesak nafas total, jantung kanan >> 
gagal jantung

D/ awal sulit

KP 4.1 - YL 2019
Silicosis …
Pencegahan :
1. Substitusi

2. Penurunan kadar debu tpt kerja


(ventilasi, wet drilling, vakum, … )
3. APD ( alat pelindung diri )

4. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja


dan berkala

KP 4.1 - YL 2019
Antrakosis
 Disebabkan oleh debu batu bara
 Masa inkubasi : 2 – 4 tahun
 Gambaran klinis :
 A. Murni : lambat, penyulit bila emfisema
 Silicoantrakosis : jarang terjadi emfisema
 Tuberculosilikoantrakosis :
silika+batubara+tbc

KP 4.1 - YL 2019
Gejala klinis :
 Sesak nafas, sering melanopthysis

 Perjalanan menahun

 Kelainan rontgen +

 KK clubbing fingers

 Keadaan lanjut : gagal jantung kanan 


kematian

KP 4.1 - YL 2019
Pencegahan :
wet drilling, membasahi permukaan batu
bara, memercikkan air ketika
pengangkutan, masker, pemeriksaan
debu tempat kerja, dll

Terapi :
1. Silicoantrakosis -, supportif +

2. TBC +

KP 4.1 - YL 2019
Asbestosis
 E/ debu asbes
 Gejala : sesak, batuk, dahak >>, sianosis,
krepitasi halus basal paru, dll
 Kelainan paru : fibrous yang difus,
penebalan pleura, emfisema

KP 4.1 - YL 2019
Asbestosis and Fibrosis
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)

IPAS
Justus-Liebig
Universität
Giessen
What Does
Silicosis
Look Like?
 Simple Silicosis
 Small discrete nodules

(lesions)

 Complicated Silicosis
 Lesions increase in
size
 Grow together to form
larger masses
Typical Silicotic Nodule

 Fibrotic Scar
Tissue
Unable to pass
oxygen or carbon
dioxide
 Concentric
(“onionskin”)
whorled pattern
Kanker
Zat karsinogen :  Primer
Bahan yang Ter,minyak bumi
langsung/tdk organ hemopoetik
langsung Amina aromatik paru,
mengakibatkan sal. kemih
metamorfose  Sekunder
sel- sel Radiasi kulit, hemopoetik,
jaringan sehat
tulang
dan proliferasi
cepat sel tubuh Kromat, asbes, arsen
kulit, paru hati

KP 4.1 - YL 2019
Bahan Jalan masuk Organ sasaran
Kimia organik
 benzen - kulit, sal nafas Organ hemopoetik
 Amina aromatik - kulit, sal nafas, sal Sal kemih, paru, usus
cerna
 aspal, batubara, - kulit, sal nafas Kulit, paru
minyak bumi
Kimia anorganik
 arsen -kulit, nafas, cerna Kulit, paru, hati
 asbes - kulit, nafas Paru
 kromat - kulit nafas Kulit, sinus nasal

Radiasi
 u v -Kulit Kulit
Sinar Rontgen - kulit Kulit, jaringan
penghubung, tulang,
sum sum tulang
 zat radio aktif - kulit, nafas, sal cerna Kulit, tulang,
hemopoetik, paru
KP 4.1 - YL 2019
Dermatosis
 Dermatosis akibat kerja : segala kel. kulit yang
timbul waktu bekerja/disebabkan oleh faktor
pekerjaan dermatitis, alergi,…

 Penyebab :
 Fisik : kelembaban, suhu, radiasi, …
 Bahan tanaman : getah, daun, bunga,…
 Makhluk hidup : jamur, bakteri, serangga
 Bahan kimia : asam, hidrokarbon, bhn.
organik,… ( terpenting !! )  iritasi , sensitifitas

KP 4.1 - YL 2019
Contoh dermatosis akibat kerja

 Penyamakan kulit hewan … antrax


 Perkebunan/bunga …sporotrikosis
 Bengkel … oli dermatitis
 Pembalsem mayat … dermatitis krn
formaldehid

KP 4.1 - YL 2019
Alergi akibat kerja

 Disebabkan oleh berbagai faktor di tpt


kerja spt. debu, bahan kimia, bahan dari
hewan/ tumbuhan, dll
 Merupakan reaksi setelah kontak dengan
alergen.

KP 4.1 - YL 2019
Jenis reaksi alergi
 Tipe I . Rx. Anafilaksis
sangat cepat.
Contoh: rhinitis, konyungtivitis,asma
 Tipe II. Auto alergi
 Tipe III. Arthus
 Tipe IV. Tipe lambat
timbul 24 – 48 jam
contoh : dermatitis kontak
KP 4.1 - YL 2019
Diagnosis
- kapan dimulai
- penyebab ada di lingkungan kerja
- mekanisme timbulnya penyakit
(infeksi, iritasi, sensitivitas, … )
Uji : patch test, cuti kerja

Pencegahan
Paling penting
Kebersihan lingkungan, perseorangan,
APD, …

KP 4.1 - YL 2019
Penatalaksanaan
- simptomatis hanya membantu, tidak
sembuh
- meniadakan penyebab dari lingkungan
kerja
- memindahkan pekerja

KP 4.1 - YL 2019
Faktor Fisik
 Kebisingan
 Radiasi
 Getaran Mekanis
 Cuaca Kerja
 Tekanan Udara Tinggi dan Rendah
 Penerangan

KP 4.1 - YL 2019
KEBISINGAN

KP 4.1 - YL 2019
Kebisingan
 Bunyi yang tidak dikehendaki
Sesuai selera / persepsi
 Kualitas bunyi ditentukan oleh
frekwensi (getaran / detik) dan
intensitas (arus energi/satuan luas)
 Manusia normal dapat mendengar
pada :
f : 16 – 20000 Hz
I : 0 – 140 db
KP 4.1 - YL 2019
Sumber bising ada dimana-mana

 Mesin pabrik
 Pekerjaan penggalian,
pengeboran,peledakan, penempaan,…
 Lalu lintas : jalan raya, udara, KA, …
 Peralatan kantor
 Peralatan rumah tangga
 dsb

KP 4.1 - YL 2019
Jenis – jenis Kebisingan

A. Kontinyu (steady state noise)

- Spektrum luas ( mesin diesel,


kipas angin,…)

- Spektrum sempit ( gergaji sirkuler,


katup gas,…)

KP 4.1 - YL 2019
Jenis – jenis Kebisingan ( cont’d)
B. Impulsif (impulse noise)
suara ledakan, tembakan, dll
Impulsif berulang : mesin tempa

C. Terputus-putus
(Intermitten/Interrupted noise)
Suara lalu lintas, pesawat lepas
landas,dll

KP 4.1 - YL 2019
NAB Kebisingan
( Kepmenaker no. 51 / Men / 1999 )
Waktu paparan / hari Intensitas ( db )
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
30 menit 97
15 menit 100
7,5 menit 103
3,75 menit 106
1,88 menit 109
0,94 menit 112
KP 4.1 - YL 2019
 Tidak boleh > 140 db walaupun
sesaat
 Rumus ukuran pemaparan
C1 + C2 + … Cn = 1
T1 T2 Tn
C = lama paparan
T = lama paparan yang diperkenankan
 Skor :
 1 Aman
> 1 tidak aman
KP 4.1 - YL 2019
Hubungan Paparan - Efek
Intensitas Masa kerja Gangguan dengar (%)
85 db 5 th 1
10 th 3
15 th 5
90 db 5 th 4
10 th 10
15 th 14
95 db 5 th 7
10 th 17
15 th 24

KP 4.1 - YL 2019
Efek terhadap kesehatan
 Auditory Effect
 Non Auditory Effect

KP 4.1 - YL 2019
Auditory Effect
1. Kenaikan ambang pendengaran
sementara (Temporary Treshold Shift)
Bersifat sementara
Non patologis
2. Kenaikan ambang pendengaran
menetap (Permanent treshold Shift)
Bersifat patologis dan menetap
Termasuk trauma akustik

KP 4.1 - YL 2019
Non Auditory Effect

1. Gangguan perasaan, mudah marah &


tersinggung
2. Ggn komunikasi
3. Ggn tidur
4. Kelelahan
5. Lain-lain ( Kenaikan TD, Ketegangan
otot, jantung berdebar, ggn
keseimbangan,..)

KP 4.1 - YL 2019
Pengendalian Kebisingan
a. Pengendalian pada sumber ( waktu
operasi, alat,…)
b. Pengendalian pada media bising (
jarak dengan pekerja, alat
peredam,…)
c. Pengendalian pada pekerja ( APD,
jadwal kerja,…)

KP 4.1 - YL 2019
Musculoskeletal Disorder

Kelainan muskuloskeletal akibat kerja


(work related musculoskeletal disorder,
WMSD)

 kondisi kelainan pada saraf, tendon,


otot, dan struktur penyangga tubuh
lainnya akibat suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja

KP 4.1 - YL 2019
Bekerja  Otot dan tulang

 Gerakan fleksi, abduksi,


rotasi, supinasi, dll
 Posisi kerja

Gangguan muskuloskeletal

KP 4.1 - YL 2019
Contoh WMSD
 Myalgia
 Myofacial pain syndrome
 Tendinitis (Peritendinitis, Tenosynovitis, De
Quervains disease, Epicondylitis, Trigger finger)
 Carpal tunnel syndrome
 Raynaud’s syndrome atau white finger disease
 Vibration hand arm syndrome
 Low Back Pain

ERGONOMI

KP 4.1 - YL 2019
Keluhan pada otot

 Sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang


terjadi akibat otot dikenai suatu beban, dan
keluhan ini akan hilang bila pembebanan
dihentikan.

 Menetap (irreversible), yaitu keluhan otot yang


walaupun pembebanan telah dihentikan, sakit
atau nyeri pada otot masih terasa.

KP 4.1 - YL 2019
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
( sindrom terowongan carpal )

 Paling dikenal.
 Lokasi pergelangan tangan hingga ujung jari.
 Akibat gerakan repetitif
 Gejala umum : pergelangan tangan mati rasa, terasa
kebas, seperti terbakar, dan nyeri.
 Beberapa kasus timbul tonjolan otot di dasar ibu jari,
telapak tangan yang kering dan memucat, serta tangan
yang sulit digerakkan.

KP 4.1 - YL 2019
Langkah menegakkan diagnosis
PAK
 Riwayat penyakit & riwayat pekerjaan
dulu dan sekarang
 Pemeriksaan klinis : gejala khas
anemia, garis timbal di gusi,…
 Pemeriksaan laboratorium
 Radiologi
 Pemeriksaan tempat kerja
 Hub. Bekerja dan tidak bekerja
penyakit
KP 4.1 - YL 2019
Langkah Menegakkan Diagnosis PAK
Langkah 1 Langkah 7
Menegakkan Diagnosis Menegakkan Diagnosis
Klinis PAK

Langkah 6
Langkah 2 Menentukan pajanan di
Menentukan pajanan di luar tempat kerja
tempat kerja

Langkah 5
Langkah 3 Menentukan faktor
Menentukan hubungan individu yang berperan
pajanan dengan klinis

Langkah 4
Menentukan besaran
pajanan

KP 4.1 - YL 2019
Pencegahan :

 Penyebab terbesar PAK adalah


paparan bahan-bahan toksik
 Kesulitan Pencegahan PAK terjadi karena
 Bahan kimia baru belum teruji
toksisitasnya
 Kurangnya data toksikologi dan efeknya
terhadap lingkungan
 Lamanya waktu paparan gejala
 Pembuangan limbah B3 mahal
KP 4.1 - YL 2019
Terapi

 Causal
Memberantas faktor penyebab penyakit

 Simptomatis
Hanya mengurangi efek
spt pd. Silikosis, dermatosis

KP 4.1 - YL 2019
Usaha pencegahan dan pemberantasan PAK
 Substitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan
bahan kurang berbahaya
 Isolasi
Mengisolir proses – proses yang
berbahaya di perusahaan
 Ventilasi umum
Mengalirkan udara keluar ruang kerja
agar kadar bahan berbahaya < NAB
 Ventilasi keluar setempat

KP 4.1 - YL 2019
Cont’d
 Alat Pelindung Diri
 jenis pekerjaan
 Pemkes sebelum bekerja
Penempatan sesuai keadaan pekerja
 Pemkes berkala
Berguna bagi diagnosis dini
 Pendidikan kesehatan dan keselamatan
kerja
Agar pekerja waspada

KP 4.1 - YL 2019
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
 TUGAS POKOK :
PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF,
DAN REHABILITATIF.

 DIPIMPIN DAN DIJALANKAN OLEH


DOKTER KESEHATAN KERJA

 BENTUK :
 Diselenggarakan sendiri
 Bekerja sama
 Bersama-sama perusahaan lain

KP 4.1 - YL 2019
Kaca mata pelindung

KP 4.1 - YL 2019
KP 4.1 - YL 2019

Anda mungkin juga menyukai