Anda di halaman 1dari 12

STATUS KESEHATAN DALAM EPIDEMIOLOGI MORTALITAS

Disusun Oleh :

Kelompok 4

NURLAILA LUBIS
SULIS SUSANTI SIREGAR
TASYA DEVITA LUBIS
WIDYA ANGGRAINI PUSPA SARI

PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2019-2020
PENDAHULUAN

Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang


mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi
penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia. Definisi
tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya
adalah ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan
pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi
penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari berhubungan
dengan penyakit. Kebutuhan akan analisis kuantitatif, mulai dari
perhitungan yang paling sederhana hingga analisis yang paling
canggih, menyebabkan epidemiologi berhubungan erat dengan
sebuah ilmu yang disebut biostatistik
Konsep Angka Rasio, Proporsi, Rate,
Prevelence dan Incidence

Data kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan


kementerian kesehatan secara khusus untuk menyusun setiap
program kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan. Berbagai
indikator kesehatan yang dipakai untuk mengevaluasi program
kesehatan antara lain rate, rasio, dan proporsi

1. Rasio
Rasio merupakan tipe ukuran lainnya yang secara spesifik harus
mencakup konsep waktu di dalam ukuran. Rasio menggambarkan
jumlah kasus yang terjadi dibagi dengan populasi berisiko .
Keterangan:
a. X tidak mempunyai keterkaitan dengan Y
b. harus merupakan bilangan yang lebih kecil atau sama dengan
satu
c. tidak dinyatakan dalam prosentasi, melainkan sebagai suatu
pecahan di mana y harus lebih besar daripada x (suatu angka
pecahan) atau sama.
Tabel 2.1 Perbandingan Pengertian Rasio,
Proporsi dan Rate

Rasio = R Proporsi = P Rate = Rr

R= P= Rr=

X tidak mempunyai X merupakan bagian dari Y. X mempunyai keterkaitan


keterkaitan dengan Y secara tidak langsung dengan Y
Y= 100%
Y= 100% (total populasi)

X harus merupakan Y, = ≤ 1 atau ≤ 100% = ≤ 100%


perbandingan ≤ 1

Tidak dinyatakan dalam Bisa/ boleh dinyatakan dalam Dinyatakan dalam persentase,
persentase persentase permil, atau per 100 ribu
populasi
2. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang mengukur kemungkinan
terjadinya peristiwa tertentu, dimana membandingkan suatu peristiwa
dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa yang
dimaksud dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam persen atau
permil.

Keterangan:
a. X merupakan bagian dari Y, di mana Y= 100%
b. merupakan bagian dari 100%
c. sering dinyatakan dalam persentase (%)
3. Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang
terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut
berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu.
Rr =
Perbandingan suatu peristiwa dengan populasi yang mempunyai
risiko berkaitan dengan peristiwa dimaksud. Hal-hal yang termasuk
dalam kelompok rate adalah sebagai berikut:
a. Insidens
b. Prevalens
c. Attack Rate (AR)
d. Case Fatality Rate (CFR)
e. Crude Birth Rate (CBR)
f. Crude Death Rate (CDR)
g. Infant Mortality Rate (IMR)
h. Maternal Mortality Rate (MMR)
4. Prevalens
Noor (2008) menyatakan bahwa Prevalens merupakan angka kejadian
penyakit pada populasi tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
Perbedaannya adalah pada pembilangnya yang meliputi jumah semua
orang yang baru sakit dan juga orang telah sakit sebelum masa jeda
tersebut dan masih sakit (kasus lama). Perbedaan yang lain pada
penyebutnya meliputi seluruh populasi tempat kejadian/ penyakit tetapi
tidak hanya terbatas pada mereka yang terancam.

5. Insidensi
Insidensi adalah kejadian atau kasus penyakit yang baru saja memasuki
fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Ukuran frekuensi insidensi
penyakit dapat dibedakan menjadi insidensi kumulatif dan laju insidensi
(Murti, 2013).
Menurut Ryadi dan Wijayanti (2014) Insidens (Incidence Rate) adalah
indicator yang paling banyak digunakan di dalam epidemiologi bila
dikaitkan dengan penderita baru dalam kurun waktu tertentu. Insidens
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
IR=
Angka insidens dapat digunakan untuk penyakit akut menular berjangka
pendek. Di samping untuk memantau penyakit akut, dapat juga untuk
penyakit-penyakit kronis berjangka panjang.
Tabel 2.2 Perbedaan Insidens dan Prevalens

Insidens Prevalens

Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada (baru dan lama)

Tingkat tidak tergantung durasi rata-rata Tergantung pada rata-rata lama (durasi) sakit
penyakit

Dapat diukur sebagai rate atau proporsi Selalu diukur sebagai proporsi

Merefleksikan kemungkinan menjadi Merefleksikan kemungkinan terjadi penyakit


penyakit sepanjang waktu pada satu waktu tertentu

Sering digunakan bila melakukan studi Sering digunakan bila melakukan studi
etiologi penyakit utilisasi pelayanan kesehatan
Hubungan Prevalence dan Insidence

Angka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya


sakit/durasi penyakit. lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode
mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut
yaitu : sembuh, mati ataupun kronis.
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus: P = I x
D
P = Prevalensi
I = Insidensi
L = Lamanya Sakit
Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika
dipenuhi 2 syarat, yaitu :
1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok.
2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak
menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok.
Sumber Data dan Informasi Mortalitas

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk


Kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang
menyebabkan kematian, yaitu :
a) Degenerasi organ vital & kondisi terkait.
b) Status penyakit.
c) Kematian akibat lingkungan atau masyarakat ( bunuh diri, kecelakaan,
pembunuhan, bencana alam, dsb.)
Macam – macam / jenis angka kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio)
dalam Epidemiologi antara lain :
a. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
b) Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal (AKP)
c) Neonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN)
d) Infant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi ( AKB)
e) Under Five Mortality Rate ( Ufmr ) / Angka Kematian Balita
f) Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
g) Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)
i) Age Spesific Mortality Rate ( ASMR / ASDR )
KESIMPULAN

Ukuran dalam epidemiologi digunakan untuk mempermudah


petugas kesehatan dalam mengolah data-data. Hasil dari pengolahan data-
data dapat membantu dalam mengidentifikasi wabah, menghitung
kebutuhan pelayanan kesehatan, masalah keterjangkauan, perubahan
diagnosis, dan mengamati perubahan dalam pengobatan. Beberapa ukuran
dalam epidemiologi yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
masayarakat antara lain ukuran dasar epidemiologi, ukuran frekuensi
epidemiologi, dan ukuran kekuatan hubungan dimana ketiganya memiliki
karakteristik yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai