Anda di halaman 1dari 20

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

By: E. Kikie oknita Amd.Keb


Pendahuluan
• Terapi oksigen merupakan salah satu tindakan
dalam menangani masalah gangguan oksigenasi

Bidan/perawat harus mengetahui:


Tujuan
Indikasi
Dosis
Cara pemberian
Efek samping
OKSIGEN ???
• Oksigen adalah zat/gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, tidak ada rasa dan mudah
terbakar sehingga dalam pemakaiannya harus
hati-hati
TUJUAN TERAPI OKSIGEN
Apabila tubuh mengalami kekurangan O2
(hipoksemia/hipoksia), maka tubuh akan
melakukan mekanisme kompensasi dengan cara:
– Kerja nafas meningkat
– Kerja jantung meningkat
– Vasodilatasi organ-organ vital
– Vasokintriksi ke organ-organ yang dianggap
tidak vital oleh tubuh.
Tujuan Pemberian Terapi Oksigen
• Mencegah/mengatasi hipoksia/hipoksemia
• Mengurangi respon kompensasi tubuh (Menurunkan
kerja nafas, jantung & aktifitas simpatis perifer).
• Menegakkan diagnosa dari fungsi pertukaran gas.
(Memberikan O2 100% kemudian setelah ± 30 mnt
dilakukan AGD. Apabila hasil AaDO2 (Arteri alveoli
Defferent Oxygen) > 200 mmHg ada gangguan Fungsi
pertukaran gas).
Indikasi Pemberian Terapi Oksigen
• Diberikan pada Klien dg hipoksia/ hipoksemia apapun
penyebabnya.
• Fase akut penyakit jantung dan pernafasan.
• Gagal nafas akut.
• Syok.
• Selama & sesudah operasi.
• Anemia yang berat.
• Peningkatan kebutuhan oksigen/ metabolisme :
• Luka bakar
• Multi trauma
• Infeksi berat
• Peningkatan suhu tubuh (1derajat → 10 %)
• Sebelum, selama dan sesudah tindakan suction
endotrakeal).
Dosis :

• Didasarkan pada hasil analisa gas darah


(AGD), minimal gejala klinis.
• Respon terhadap terapi oksigen harus
didasari juga dg pemeriksaan AGD (PaO2).
Metode Pemberian Terapi Oksigen

• Closed System
Jalan nafas diisolir dari udara bebas melalui pipa
endotrakeal, trakeotomi, atau masker ketat dihubungkan
ke ventilator atau alat anestesi.
• High Oxygen Environment
Pemberian terapi oksigen dengan cara meningkatkan
kadar oksigen dilingkungan pasien (misal: inkubator)
• Open Delivery System
Pemberian terapi oksigen dimana udara luar
memungkinkan untuk ikut dihirup.
Open Delivery System

1. Low Flow System (sistem aliran rendah)


Sistem ini kecepatan aliran oksigen kurang dari volume
inspirasi pasien, sebagian tidal volume ditarik dari udara
ruangan.
Contoh alat yg digunakan :
• Kanula nasal
• Nasal kateter
• Masker sederhana
2. High Flow System (sistem aliran tinggi)
Kecepatan aliran oksigen memenuhi volume inspirasi.
Contoh alat yang digunakan:
• Bag and Mask (resusitator)
• Masker venture
CARA MENGGUNAKAN ALAT TERAPI OKSIGEN

Kanula Nasal (nasal prong)


• Keuntungan :
– Pemasangan mudah
– Ringan, relative lebih nyaman
– Selama pemberian terapi oksigen pasien dapat
berbicara dan makan/minum
• Kerugian ;
– Mudah lepas
– Bila aliran tinggi, pasien merasa tidak nyaman dan
iritasi mukosa hidung.
• Cara Penggunaan nasal prong :
– Menerangkan rosedur pemasangan kepada pasien
– Hubungkan slang kanula ke humidifier, yakinkan
humidifier berisi aqua sampai batas yang sudah
ditentukan.
– Masukkan kedua ujung kanula ke dalam lubang
hidung.
– Fiksasi slang oksigen.
– Set aliran oksigen sesuai yang dikehendaki (tidak
lebih dari 4 liter/mnt)
Efek Samping :
1. Keracunan oksigen
2. Depresi pernafasan
3. Mikro atelektasis
4. Fibroplasia retrolental
5. Barotrauma
6. Dapat menimbulkan kebakaran dan peledakan
7. Infeksi
8. Terjadi aspirasi bila muntah
9. Penumpukan CO2 bila aliran diberikan lebih rendah
dari ketentuan masing-masing alat.
Nasal Kateter
• Gambaran:
– Tidak dianjurkan untuk orang dewasa.
– Tehnik pemasangan sukar.
– Kerugian: bisa terjadi distensi lambung dan trauma
nasofaring.
– Tehnik ini jarang digunakan.
• Cara Penggunaan:
– Menerangkan prosedur pemasangan pada pasien.
– Hubungkan kateter pada slang oksigen dan humidifier.
– Beri jeli pada ujung kateter.
– Masukkan kateter ke hidung sampai ujung kateter
tampak sedikit melewati langit-langit rongga mulut.
– Set aliran oksigen antara 2-4 liter/mnt
Masker Sederhana (masker plastic transparan)
Gambaran :
• Dibutuhkan tali pengikat yg ketat untuk
mendapatkan konsentrasi oksigen yg lebih tinggi.
• Kerugian: tidak nyaman, bila makan masker hrs
dilepas, bisa terjadi iritasi pada daerah wajah.
• Cara Penggunaan:
– Menerangkan rosedur pemasangan kepada
pasien.
– Hubungkan masker pada slang O2 & humidifier.
– Atur tali pengikat masker sehingga menutup rapat
daerah hidung & px merasa nyaman, bila perlu
beri kain kasa pd daerah yg tertekan.
– Set aliran O2 5-8 liter/mnt

Aliran tidak boleh < 5 lt/mnt (utk mendorong


CO2 keluar dari masker) shg CO2 tidak kembali
dihirup oleh px.
Bag and Mask (resusitator)
– Gambaran:
• Konsentrasi oksigen tidak dipengaruhi oleh pola nafas
px.
• FiO2 dapat dikontrol dg baik.
• Perlu masker fit, endotrakeal tube atau lewat
trakeostomi kanul.
• Kerugian: mahal
– Cara Penggunaan:
Biasa digunakan pd px :
• sebulum & sesudah suction endotrakeal
• Px gagal nafas
• Px cardiac arrest
• b. Aliran O2 12-15 lt/mnt
Ventilator
Terapi oksigen menggunakan ventilator diberikan
pd px yg memerlukan bantuan nafas jangka
panjang. FiO2 bisa diatur sesuai yg diinginkan,
mulai 21% - 100%.

Anda mungkin juga menyukai