Anda di halaman 1dari 23

HIV

DEFINISI HIV
Suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.

• Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah
terinfeksi, tergantung tipenya.

• HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya
adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.
ETIOLOGI HIV-AIDS

Berdasarkan strukturnya
Etiologi HIV-AIDS adalah HIV termasuk family
Diantara kedua grup
Human Immunodefisiensi retrovirus yang merupakan
tersebut, yang paling banyak
virus (HIV) yang merupakan kelompok virus RNA yang
menimbulkan kelainan dan
virus sitopatik yang mempunyai berat molekul
lebih ganas di seluruh dunia
diklasifikasikan dalam family 0,7 kb (kilobase). Virus ini
adalah grup HIV-1 (United
retroviridae, subfamili terdiri dari 2 grup, yaitu
States Preventive Services
lentiviridae, genus HIV-1 dan HIV-2. Masing-
Task Force, 2011).
lentivirus. masing grup mempunyai
berbagai subtipe.
Fungsi utama protein ini adalah untuk memediasi
pengenalan sel CD4+ dan reseptor kemokin dan
memungkinkan virus untuk melekat pada sel CD4+
yang terinfeksi
HIV terdiri dari suatu
bagian inti yang
berbentuk silindris
Bagian dalam terdapat dua kopi RNA juga berbagai
yang dikelilingi oleh
protein dan enzim yang penting untuk replikasi dan
lipid bilayer envelope.
maturasi HIV antara lain adalah p24, p7, p9,
Pada lipid bilayer
p17,reverse transkriptase, integrase, dan protease.
tersebut terdapat dua
jenis glikoprotein yaitu
gp120 dan gp41.
Tidak seperti retrovirus yang lain, HIV menggunakan
Sembilan gen untuk mengkode protein penting dan enzim.
Ada tiga gen utama yaitu gag, pol, dan env.

gen pol mengkode enzim gen env mengkode komponen


Gen gag mengkode protein
reverse transkriptase, struktural HIV yaitu
inti
integrase, dan protease glikoprotein

gen rev, nef, vif, vpu, vpr, dan tat


penting untuk replikasi virus dan
meningkatkan tingkat infeksi HIV

(Calles, et al. 2006, Kummar, et al. 2015).


PATOGENESIS INFEKSI HIV DAN AIDS

Infeksi HIV di jaringan memiliki dua target utama yaitu sistem imun dan sistem saraf pusat.
Gangguan pada sistem imun mengakibatkan kondisi imunodefisiensi pada cell mediated immunity
yang mengakibatkan kehilangan sel T CD4+ dan ketidakseimbangan fungsi ketahanan sel T helper
Siklus hidup HIV terdiri dari Virologi dan Patogenesis HIV adalah jenis virus
fase infeksi, integrasi provirus ke RNA rantai tunggal dari keluarga lentivirus.
dalam genom sel host, aktivasi Karakteristik dari virus ini adalah panjangnya
dan replikasi virus, produksi virus periode inkubasi yang diikuti dengan panjangnya
infeksius. durasi penyakit.

Siklus hidup HIV terdiri dari


fase infeksi, integrasi provirus ke
dalam genom sel host, aktivasi
dan replikasi virus, produksi virus
infeksius.
UJI DIAGNOSTIK

Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan


Tes Antibodi
tubuh untuk melawan infeksi HIV.

Tes antigen bertujuan mendeteksi p24, suatu protein


Tes Antigen yang menjadi bagian dari virus HIV. Tes antigen dapat
dilakukan 2-6 minggu setelah pasien terinfeksi.
PENGOBATAN
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis obat yang
dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV
bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan
mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.

Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV, agar perkembangan
virus HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan hanya akan membuat virus terus merusak
sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penderita HIV terserang AIDS.
MACAM ARV
Beberapa jenis obat ARV, antara lain :
• Efavirenz
• Etravirine
• Nevirapine
• Lamivudin
• Zidovudin
INDIKASI UNTUK MEMULAI TERAPI ARV
• Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4 atau
• Semua pasien dengan CD4 < 350 sel/ml, apapun stadium klinisnya
• Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah CD4
 Semua pasien ko-infeksi TB
 Semua pasien ko-infeksi HBV
 Semua ibu hamil
 ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif (sero discordant)
 Populasi kunci (penasun, waria, LSL,WPS)
 Pasien HIV (+) yang tinggal pada daerah epidemi meluas seperti Papua dan Papua Barat
P E N ATA L A K S A N A A N
P R E N ATA L - P O S T N ATA L
PRENATAL
Sebelum konsepsi, wanita
yang terinfeksi sebaiknya
melakukan konseling dengan
dokter spesialis.
Wanita yang terinfeksi
disarankan untuk menggunakan
kondom saat berhubungan
seksual

Status awal yang harus dinilai


pada ibu hamil dengan infeksi
HIV adalah riwayat penyakit
HIV berdasarkan status klinis,
imunologis dan virologis.
INTERVENSI UNTUK MENCEGAH PROGRESIFITAS
PENYAKIT PADA IBU HAMIL
• .Ibu hamil yang terinfeksi HIV dan tidak pernah mendapatkan terapi ARV, HAART harus dimulai
secepat mungkin, termasuk selama trimester pertama

• Highly active anti-retroviral therapy (HAART) adalah kemoterapi antivirus yang disarankan oleh
WHO untuk ibu hamil sebagai pengobatan utama HIV selama masa kehamilan dan postpartum

• Obat pilihan pertama yang boleh digunakan untuk ibu hamil adalah lamivudine (3TC) 150 mg
dan zidovudine (ZDV) 250 mg untuk golongan nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs),
nevirapine (NVP) 200 mg untuk golongan non-NRTIs (NNRTIs), indinavir 800 mg dan nelfinavir
750 mg untuk golongan protease inhibitors (PI).
INTERVENSI UNTUK MENCEGAH TRANSMISI
PERINATAL (PMTCT)
• Selain terapi ARV dan profilaksis, pemilihan susu formula dibandingkan ASI terbukti dapat
menurunkan transmisi HIV dari ibu ke anak dari 15-25% sampai kurang dari 2%.
• Persalinan dengan elektif seksio sesaria ternyata juga dapat menurunkan transmisi perinatal.
• Bayi juga harus menerima imunoglobulin hepatitis B dan memulai vaksinnya pada 12 jam
pertama kelahiran. Seperti HIV, PROM juga dapat meningkatkan transmisi HCV pada perinatal.
TATA LAKSANA KOMPLIKASI OBSTETRIK
• Wanita dengan HIV positif yang menjadi lemah mendadak pada masa kehamilannya, harus
segera dievaluasi oleh tim multidisiplin (dokter obstetrik, pediatrik dan penyakit dalam) untuk
mencegah kegagalan diagnostik. Komplikasi yang berhubungan dengan HIV sebaiknya dianggap
sebagai penyebab dari penyakit akut pada ibu hamil dengan status HIV tidak diketahui. Pada
keadaan ini, tes diagnostik HIV harus segera dikerjakan.

• HAART dapat meningkatkan resiko lahir premature.


 Bayi prematur <32 minggu tidak dapat mentoleransi medikasi oral, sehingga pemberian terapi
ARV pada ibu sesudah dan saat persalinan akan memberikan profilaksis pada janinnya.
 Apabila bayi lahir prematur dengan PROM terjadi pada umur kehamilan >34 minggu, persalinan
harus dipercepat. Augmentation dapat dipertimbangkan jika viral load <50 kopi/mL dan tidak ada
kontraindikasi obstetrik.
TATA LAKSANA PERSALINAN
• Cara persalinan harus ditentukan sebelum umur kehamilan 38 minggu untuk meminimalkan terjadinya
komplikasi persalinan. Sampel plasma viral load dan jumlah CD4 harus diambil pada saat persalinan. Pasien
dengan HAART harus mendapatkan obatnya sebelum persalinan, jika diindikasikan, sesudah persalinan.

Persalinan pervaginama yang


Semua ibu hamil dengan HIV positif Pada persalinan
direncanakan hanya boleh
disarankan untuk melakukan persalinan pervaginam, amniotomi
dengan seksio sesaria. Infus ZDV diberikan dilakukan oleh wanita yang
harus dihindari, tetapi tidak
secara intravena selama persalinan elektif mengkonsumsi HAART dengan
jika proses kelahiran kala 2
seksio sesaria dengan dosis 2 mg/kg selama viral load <50 kopi/mL. Jika pasien
memanjang. Jika terdapat
1 jam, diikuti dengan 1 mg/kg sepanjang ini tidak ingin melakukan
proses kelahiran. Pada persalinan ini, infus
indikasi alat bantu
persalinan lewat vagina, seksio
ZDV dimulai 4 jam sebelumnya dan persalinan, forsep dengan
sesaria harus dijadwalkan pada
dilanjutkan sampai tali pusar Sudah terjepit. kavitas rendah lebih
umur kehamilan 39+ minggu,
National Guidelines menyarankan pemberian disarankan untuk janin
untuk meminimalkan resiko
antibiotik peripartum pada saat persalinan karena insiden trauma fetal
untuk mencegah terjadinya infeksi. transient tachypnea of the newborn
lebih kecil.
(TTN).
TATA LAKSANA POSNATAL
• Setelah melahirkan, ibu sebaiknya menghindari kontak langsung dengan bayi. Dosis terapi
antibiotik profilaksis, ARV dan imunosuportif harus diperiksa kembali. Indikasi penggunaan infus
ZDV adalah kombinasi single dose NVP 200 mg dengan 3TC 150 mg tiap 12 jam, dan dilanjutkan
ZDV/3TC kurang lebih selama 7 hari pospartum untuk mencegah resistensi NVP. Imunisasi
MMR dan varicella zoster juga diindikasikan, jika jumlah limfosit CD4 diatas 200 dan 400.
TATA LAKSANA NEONATUS
• Semua bayi harus diterapi dengan ARV <4jam setelah lahir. Kebanyakan bayi diberikan
monoterapi ZDV 2x sehari selama 4 minggu. Jika ibu resisten terhadap ZDV, obat alternatif bisa
diberikan pada kasus bayi lahir dari ibu HIV positif tanpa indikasi terapi ARV.

• Pemberian antibiotik profilaksis, cotrimoxazole terhadap PCP wajib dilakukan. Tes IgA dan IgM,
kultur darah langsung dan deteksi antigen PCR merupakan serangkaian tes yang harus
dijalankan oleh bayi pada umur 1 hari, 6 minggu dan 12 minggu. Jika semua tes ini negatif dan
bayi tidak mendapat ASI, orang tua dapat menyatakan bahwa bayi mereka tidak terinfeksi HIV.
Konfirmasi HIV bisa dilakukan lagi saat bayi berumur 18 sampai 24 bulan

Anda mungkin juga menyukai