Peningkatan kadar:
Direk: ikterik obstruktif yang disebabkan
oleh batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis
hepar, infeksi mononukleosis, kanker hepar,
penyakit Wilson’s.
Indirek: Eritroblastosis fetalis, anemia
sel sabit, reaksi transfusi, anemia hemolitik,
anemia pernisiosa, malaria, septikemia, GJK,
sirosis yang terdekompensasi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Enema Barium
Termasuk kedalam pemeriksaan gastrointestinal
bagian bawah (kolon). Enema barium adalah
pemeriksaan x-ray terhadap usus besar. Barium
sulfat (zat kontras tunggal) atau barium sulfat
dan udara (kontras ganda atau kontras udara)
diberikan secara perlahan melalui selang rektal.
Proses pengisian dimonitor melalui fluoroskopi
dan kemudian dilakukan foto ronsen. Kolon
harus bebas dari bahan-bahan tinja sehingga
barium memperlihatkan gambaran usus besar
untuk dideteksi adanya berbagai gangguan.
Hasil abnormal:
tumor kolon, penyakit-penyakit
inflamasi, kolitis ulseratif, kolitis
granulomatosa, divertikulitis,
divertikula, fistula, polip,
intususepsi (invaginasi).
Gbr. Kolon yg terisi dg barium
Gbr. Kolon setelah barium dikeluarkan
Gbr. Studi kontras udara pada kolon
2. Esofagogastroduodenoskopi, Esofagogastroskopi
Esofagogastroskopi terdiri dari gastroskopi dan
esofagoskopi. Jika termasuk pemeriksaan
duodenoskopi, istilahnya adalah
Esofagogastroduodenoskopi. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan anestesi lokal di ruang
gastroskopi dirumah sakit, biasanya dilakukan
oleh gastroenterologis. Endoskop fiberoptik yang
fleksibel digunakan untuk melihat struktur
internal esofagus, lambung dan duodenum.
Forsep biopsi atau sikat sitologi dapat
dimasukkan melalui saluran endoskop.
Komplikasi yang sering adalah perforasi dan
perdarahan.
3. Kolangiografi (IV), Kolangiografi Perkutan,
Kolangiografi Selang-T
Kolangiografi IV Untuk mendeteksi
striktur, batu atau
tumor
pada sistem bilier