Anda di halaman 1dari 37

+

STRUKTUR
FUNDAMENTAL ILMU
Johanes C. Mose
+
CAKUPAN FILSAFAT ILMU

 Filsafat ilmu berkembang sangat pesat seiring bertumbuh


kembangnya beragam keilmuan yang telah dilahirkan oleh
para ilmuan

 Dari sekian banyak telaah tentang cakupan filsafat dan


filsafat ilmu, sejak masa Plato, Aristoteles, Renaisans, maupun
pemikiran filsafat kontemporer yang sangat luas, ternyata
semuanya berada disekitar telaah logika, etika, estetika,
fisika, dan metafisika.

 Esensinya tetap sama, yaitu sekitar Struktur Fundamental


Filsafat yaitu: ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, dan AKSIOLOGI
+
ONTOLOGI
 PENGERTIAN

 ALIRAN-ALIRAN

- Monisme

- Dualisme

- Pluralisme

- Materialisme

- Idealisme

- Nihilisme

- Agnotisisme

- Mistisisme
+
ONTOLOGI
 Berasaldari bahasa Yunani, Ontos, yang berarti
ada atau keberadaan dan Logos, yang berarti
studi atau ilmu tentang

 Ontologi
adalah ilmu atau studi tentang
keberadaan atau ada

 Menurut kamus Oxford, Ontology merupakan


cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan inti
keberadaan

 Ontologi
pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf
Goclenius pada 1936M untuk menamai hakikat
yang bersifat metafisis
+
 Dalamperkembangannya Christian Wolf (1679-
1754) membagi metafisika menjadi 2, yaitu
metafisika umum dan khusus.

 Metafisika umumyaitu istilah lainm dari ontologi

 Dengan demikian metafisika atau ontologi


adalah cabang filsafat yang membahas tentang
prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari
segala sesuatu yang ada.

 Adapunmetafisika khusus masih terbagi


menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi

 Ontologi cenderung dekat dengan metafisika,


yaitu ilmu tentang keberadaan dibalik yang ada.
+
Aliran-aliran Ontologi

1. Monisme

2. Dualisme

3. Pluralisme

4. Materialisme

5. Idealisme

6. Nihilisme

7. Agnostisisme

8. Mistisisme (Eksistensi Tuhan)


+
1. MONISME

 Berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal atau


sendiri.

 Ada beberapa pengertiannya :

1) Teori yang menyatakan bahwa segala hal

dalam alam semesta dapat dijabarkan pada

kegiatan satu unsur dasar

2) Teori yang menyatakan bahwa segala hal

berasal dari satu sumber terakhir tunggal


+

3) Keyakinan bahwa realitas adalah satu, dan

segala sesuatu lainnya adalah ilusi

4) Ajaran yang mempertahankan bahwa dasar

pokok seluruh eksistensi adalah satu sumber

Secara historis Monisme pertama kali digulirkan oleh Parmenides,


filsuf Yunani abad ke-6 SM.

Menurut Parmenides: satu-satunya eksistensi yang sejati adalah


‘Yang Tunggal’, yakni yang terbatas dan tak terbagi-bagi.
+
2. DUALISME

 Berasal dari bahasa Latin, dualis yang berarti bersifat dua

 Ada dua substansi dalam kehidupan :

1. Ada perdedaan antara eksistensi yang kontingen dan


eksistensi yang absolut (Dunia dan Allah)

2. Adalah pandangan filosofis tentang dua bidang (dunia)


yang terpisah, tidak dapat di reduksi, misalnya:
Adikodrati-Kodrati; Allah-Alam semesta; Roh-Materi; Jiwa-
Badan; Kebaikan-Kejahatan, dll
+

 Di sampaikan oleh beberapa orang filsuf, namun Rene Descartes


lah yang mengembangkan dan mempopulerkan

 Menurut Rene, selain ada dua substansi (jiwa dan tubuh jasmani,
terdapat satu lagi substansi yang bersifat absolut yaitu Tuhan,
sebagai satu-satunya Substansi Mutlak.

 Tubuh jasmani dan Jiwa manusia adalah dua entitas yang terpisah.
+
3. PLURALISME

 Berasal dari kata dalam bahasa Latin Pluralis yang berarti


jamak atau plural.

 Dicirikan oleh keyakinan, sbb :

1. Realitas fundamental bersifat jamak

2. Ada banyak tingkatan dalam alam semesta yang terpisah,


yang tidak dapat direduksi, independen

3. Alam semesta tidak ditentukan dalam bentuk, tidak


memiliki kesatuan atau kontinuitas harmonis yang
mendasar, tidak ada tatanan koheren dan rasional
fundamental
+

 Dalam sejarah filsafat Yunani Klasik, ide pluralisme berasal


dari pemikiran filosofis Anaxagoras dan Empedokles.
Empedokles mengatakan bahwa alam jagat raya terdiri dari
empat unsur yaitu, tanah, udara, api dan air.

 Anaxagoras mengatakan bahwaunsur-unsur alam semesta


tidak saja terdiri dari 4 unsur tapi sangat banyak dan tidak
terhitung jumlahnya. Misalnya, daging atau tulang
merupakan hasil gabungan dari jutaan unsur daging atau
tulang yang menyatu dalam satu tempat
+
4. MATERIALISME

 Memiliki sejumlah pengertian, sbb :

1. Pada suatu kutub, materialisme merupakan keyakinan


bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang sedang
bergerak

2. Materi dan alam semesta sama sekali tidak memiliki


karakteristik pikiran seperti, maksud, kesadaran, intensi,
tujuan, arti, arah, inteligensi, kehendak, dorongan

3. Setiap perubahan (peristiwa, aktivitas) mempunyai sebab


material (kondisi fisik)

4. Bentuk material dari barang dapat diubah, ada dalam


dimensi yang beragam dan rumit, tapi tidak dapat
diciptakan atau dibinasakan
+

 Dalam sejarah filsafat, Demokritus lah yang merupakan


filsuf materialis yang paripurna. Bagi Demokritus, segala
sesuatu berasal dari materi. Alam tersusun dari materi yang
tidak dapat dibagi-bagi secara fisik yang disebut atom.

 Karena Demokritus hanya meyakini benda-benda material


saja, maka ia disebut juga sebagai filsuf materialis

 Dewasa ini pandangan materialisme baru tersebut terdapat


dalam buku Phylosophy for the future, sebagai usaha
sekelompok ilmuwan dan filsuf untuk merumuskan kembali
pandangan mengenai materialisme
+
5. IDEALISME

 Berasal dari dari kata idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam
jiwa.

 Diartikan sebagai, bahwa realitas terdiri dari ide-ide,


pikiran-pikiran, akal atau jiwa, dan bukan benda, material
dan kekuatan.

 Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dulu


daripada materi.

 Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang


menyatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, ide, pikiran
atau jiwa.
+

 Bagi filsuf yang beraliran Idealisme, segala kehidupan


dengan semua atributnya harus dikaitkan dengan jiwa,
makna dan nilai.

 Aliran Idealisme bersumber dari pemikiran filsuf besar


Yunani Klasik , yaitu Plato

 Seorang filsuf idealis terkemuka, William E. Hocking


menyatakan bahwa, pada hakikatnya, Jiwa itulah yang
merupakan satu-satunya alat untuk memberikan penjelasan
terhadap kenyataan saat ini dan kemungkinan-kemungkinan
di masa depan
+ 6. NIHILISME
 Berasal dari bahasa Latin yang berarti tidak ada atau
ketiadaan.

 Pengertian Nihilisme dapat diartikan, sbb :

1. Penyangkalan mutlak. Titik pandang yang menolak ide positif


manapun.

2. Penyangkalan terhadap setiap dasar kebenaran yang objektif


dan real

3. Semua pengetahuan adalah ilusi, tidak bermanfaat, tidak


berarti, relatif (nisbi) dan tidak bermakna

4. Tidak ada pengetahuan yang mungkin

5. Tidak ada nilai etis, religius, politis, sosial

6. Penyangkalan skeptis terhadap semua semua yang dianggap


rea/tidak real, pengetahuan/kekeliruan, ilusi/non ilusi
+
7. AGNOTISISME
 Berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata: a (bukan,
tidak) dan gnostikos ( orang yang mengetahui/memiliki
pengetahuan tentang)

 Mengandung beberapa pengertian, sbb:

1. Tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan. Mustahil untuk


membuktikan ada-tidaknya Tuhan

2. Ketidak tahuan tentang jiwa, kebakaan, roh, neraka,


kehidupan di luar bumi

3. Ketidak mampuan untuk mengerti Tuhan, pokok-pokok


agama dan filsafat

4. Ajaran yang menyangkal kemunkinan mengetahui alam


semesta
+
8. MISTISISME (EKSISTENSI
TUHAN)
 Eksistensi Tuhan merupakan realitas tertinggi yang menjadi
sumber bagi eksistensi segala sesuatu

 Eksistensi Tuhan bersifat independen secara mutlak

 Eksistensi Tuhan tidak cukup hanya didekati dengan


kemampuan indrawi dan penalaran saja

 Eksistensi Tuhan memerlukan tambahan pendekatan lain


yaitu hati dan intuisi
+ ASPEK ONTOLOGI ILMU
PENGETAHUAN

 Menurut Socrates , akal merupakan segalanya dan pokok


serta satu-satunya jalan yang dapat menuntun manusia
mencari kebenaran

 Amsal Bakhtiar (2009) mengatakan bahwa, ilmu sebagai


pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa
karena memiliki ciri-ciri, sbb:

1. Sistematis. Tersusun rapi dean saling berhubungan satu


dengan lainnya

2. Empiris. Ilmu adalah fakta yang diamati dalam suatu


aktivitas ilmiah secara terstruktur, dianalisis, melalui
proses pembuktian, [penalaran dan penyimpulan
+
3. Objektif. Ilmu adalah pengetahuan yang bebas dari
prasangka seseorang dan perasaan subjektif. Mengandung
fakta dan data hasil pengamatan/ penelahan

4. Analitis. Ilmu berusaha untuk mencermati, mendalami,


dan membedakan pokok soalnya kedalam bagia-bagian yang
terperinci untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh

5. Verifikatif . Ilmu mengandung kebenaran yang terbuka


untuk diperiksa atau diuji guna dapat dinyatakan sah (valid)
dan disampaikan kepada orang lain.
+
EPISTEMOLOGI
 PENGERTIAN

 METODE MEMPEROLEH PENGETAHUAN

- Empirisme

- Rasionalisme

- Kritisisme

- Intuisionisme

- Metode Ilmiah
+
PENGERTIAN

 Berasal dari kata Yunani episteme yang berarti pengetahuan,


dan logos = ilmu, perkataan, pikiran.

 Secara harafiah, berarti, pengetahuan sebagai upaya


intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan
setepatnya

 Episteme dalam bahasa Yunani juga disebut gnosis. Oleh


sebab itu dalam sejarah epistemologi pernah disebut
gnoseologi

 Epistemologi disebut juga teori pengetahuan (theory of


knowledge, erkentnist theorie)
+
Metode untuk memperoleh
pengetahuan
1. EMPIRISME.

 Merupakan suatu doktrin filsafat yang menekankan


peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan
mengecilkan peran akal.

 John Locke, bapak empirisme Britania, mengatakan bahwa


pada waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis
buku catatan kosong (tabula rasa). Didalam buku catatan
itulah dicatatpengalaman-pengalaman indrawi
+
2. RASIONALISME

 Adalah aliran yang beranggapan bahwa pikiran atau akal


adalah faktor yang pokok dalam pengetahuan kita.

 Logika dan matematika adalah hasil dari akal dan bukan dari
indra

 Untuk berfikir secara jelas kita harus menerima kebenaran


beberapa kaidah, sbb:

1. Prinsip Identitas

2. Prinsip Nonkontradiksi

3. Prinsip tanpa pertengahan


+
3. KRITISISME

 Digulirkan oleh Immanuel Kant. Dalam upaya menyingkap


pengetahuan, Kritisisme memulainya dengan pertanyaan
yang utama : Apa yang dapat kita ketahui ? Bagaimana cara
kita mengetahui sesuatu ?

 Bagi Kritisisme, dalam diri setiap manusia sudah ada kondisi-


kondisi tertentu dalam pikirannya yang mengatur cara kerja
pikiran dan memengaruhi cara mereka dalam memandang
dunia.

 Kritisisme menkritik faham rasionalisme yang memutlakkN


Rsio. Kritisime mendamaikan metode empirisme dengan
rasionalisme
+
4. INTUISIONISME

 Merupakan faham yang menekankan tidak terperantaranya


pengetahuan atu bukti-bukti dari ide-ide tertentu.

 Mengklaim bahwa realitas dunia secara hakiki bisa dipahami


melalui intuisi

 Hendry Bergson, filsuf Perancis moderen adalah pencetus


aliran intuisionisme moderen

 Sesuatu barang/hal/masalah sering kali tidak akan nampak


jelas pada kita, hanya intuisilah yang dapat menyingkapkan
keadannya yang sebenarnya.
+ 5. METODE ILMIAH
 Lazim digunakan dalam bidang pengetahuan alam atau
sains. Metode ilmiah berupaya menggabungkan
pengalaman empiris (observasi) dan akal dalam
memperoleh pengetahuan

 Menurut Harold H. Titus, Metode Ilmiah secara rinci meliputi


6 langkah, sbb:

1. Keinsyafan akan adannya problem (masalah)

2. Data yang relevan dan tersedia dikumpulkan

3. Data ditertibkan

4. Hipotesis dibentuk

5. Deduksi dapat ditarik dari Hipotesis

6. Verifikasi adalah tahap akhir.


+
AKSIOLOGI
 PENGERTIAN

 TEORI-TEORI TENTANG NILAI

 HIERARKI NILAI

 ETIKA

- Etika Deskriptif

- Etika Normatif

 METAETIKA

 RELATIVITAS DAN ABSOLUTISME ETIKA

 ESTETIKA
+ PENGERTIAN
 Berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata: axios
(layak atau pantas), dan logos (ilmu atau studi mengenai)

 Secara historis, aksiologi adalah teori umum tentang nilai.


Bermula dari perdebatan antara Alexius Meinong dengan
Christian von Ahrenfels pada tahun 1890an berkaitan dengan
sumber nilai

 Aksiologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang


nilai secara umum. Mempertanyakan: untuk apa
pengetahuan itu digunakan? Bagaimana kaitan antara
penggunaan ilmu dengan kaidah moral? Bagaimana manusia
menggunakan ilmunya ?

 Jujun S. Suriasumantri (2010) mengartikan aksiologi sebagai


teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
+
BAGAIMANA PENERAPANNYA
PADA PENELITIAN SAUDARA ?

1. APA ASPEK ONTOLOGI


PENELITIAN SAUDARA ?
+
ASPEK ONTOLOGI

 Masalah penelitian

 Besarnya masalah

 Dampaknya

 Rumusan Masalah

 Bab I (Latar belakang, Tema sentral, Rumusan Masalah)


+

2. APA ASPEK EPISTEMOLOGI


PENELITIAN SAUDARA ?
+
ASPEK EPISTEMOLOGI

 Strategi saudara mengatasi masalah penelitian saudara

 Kerangka pemikiran (BAB II)

 Patogenesis, mekanisme terjadinya masalah

 Patogenesis, mekanisme mengatasi masalah

 Metode penelitian (BAB III)


+

3. APA ASPEK AKSIOLOGI


PENELITIAN SAUDARA ?
+
ASPEK AKSIOLOGI

 Kegunaan/ manfaat praktis dan teoritis (BAB I)

 Saran Praktis dan Teoritis (BAB V)


+

Anda mungkin juga menyukai