Anda di halaman 1dari 20

Sekenario 6

Seorang anak perempuan berusia 2 tahun,


dibawa ibunya ke puskesmas karena sesak
nafas sejak 2 hari yang lalu.
Rumusan Masalah : anak perempuan
berusia 2 tahun sesak nafas sejak 2
hari yang lalu.
Hasil anamnesis :
Keluhan didahului demam dan batuk pilek sejak 1
minggu yang lalu, batuk berdahak berwarna kuning,
pasien rewel dan nafsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik : kesadaran composmentis, anak
tampak sesak dan rewel, tidak ada syanosis,
BB : 12 kg, frekuensi nafas : 55 kali, denyut nadi : 110
mmHg, T : 39 C, pernafasan cuping hidung (+), retraksi
intrakostal dan subskostal (+), terdapat ronki basah
halus pada kedua lapang paru
Pemeriksaan penunjang leukosit : 20.000
fisik penunjang

pemeriksaan diagnosis

anamnesis

anak perempuan berusia banding


2 tahun sesak nafas sejak
komplikasi 2 hari yang lalu.

penatalaksanaan
etiologi
Gejala epidemiologi
patofisiologi
klinik
Anamnesa pada anak yang batuk dan kesulitan
nafas :
1. Lama dalam hari
2. Terus menerus apa hilang timbul
3. Pola : malam/dini, setelah aktivitas/saat
4. Faktor pencetus
5. Gejala penyerta: mengi, batuk, nyeri dada, demam?
6. Kontak dengan pasien TB (batuk kronik) dalam keluarga
7. Apakah ada penurunan berat badan
8. Kondisi tempat tinggal
9. Riwayat imunisasi : BCG, DPT, Campak, Hib
10.Riwayat atopi : (asma, eksem, rinitis, dll)pada pasien atau
keluarga
Pemeriksaan fisik
pada anak kesulitan nafas :
1. UMUM
• Sianosis sentral
• Merintih//grunting, pernafasan cuping hidung,
wheezing dan stridor
• Kepala terangguk-angguk (gerakan kepala
sesuai dengan inspirasi menunjukan adanya
distres pernapasan berat)
• Peningkatan vena jugularis
• Telapak tangan sangat pucat
Pemeriksaan fisik
pada anak kesulitan nafas :
2. DADA
• Freekuensi pernapasan (hitung napas selama 1 menit
ketika anak tenang)
Napas cepat : umur < 2 bulan : > 60 kali
umur 2-11 bulan : >50 kali
umur 1-5 tahun : >40 kali
umur > 5 tahun : > 30 kali
• Auskultasi- crackles (ronki)atau suara napas bronkial
• Retraksi
• Tanda efusi pleura (redup) atau pneumothoraks
(hipersonor) pada perkusi
Pemeriksaan fisik
pada anak kesulitan nafas :

3. Abdomen

• Massa abdominal : cair atau padat


• Pembesaran hati atau limpa
Pnemonia Bronkiolitis TBC Bronkitis
G  Demam  Episode pertama  Riwayat kontak  Batuk-batuk (5 hari
 Batuk dengan wheezing pada positif dengan atau lebih)
E  Mengeluarkan
napas cepat anak < 2 tahun pasien TB dewasa
dahak berwarna
J  Ronki pada  Hiperinflasi dinding  Pertumbuhan kurus kuning/kehijauan.
A auskultasi dada atau BB menurun  Nyeri dada saat
L  Kepala terangguk  Ekspirasi  Demam > 2mgg batuk
angguk memanjang tanpa sebab yang  Demam yang
A  Pernafasan cuping  Gejala pada jelas ringan
hidung (+) pnemonia juga  Batuk kronis (>3  Sesak nafas
K  Tarikan dinding dapat dijumpai Mgg)  Wheezing
dada pada bagian  Kurang/tidak ada  Pembengkakan  Mudah lelah
L
bawah ke dalam respon dengan kelenjar leher,
I  Merintih bronkodilatator. kel.inguinale,
N  sianosi kel.axila yang
I spesifik
 Pembengkakan
S sendi tulang,
punggung,
panggul, lutut dan
interfalang
 Gambaran darah menunjukkan leukositosis,
biasanya 15.000 – 40.000/ mm3 dengan
pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang
tidak meningkat berhubungan dengan
infeksi virus atau mycoplasma.
 Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit
menurun.
 Peningkatan LED.
 Analisa gas darah( AGDA ) : hipoksemia
dan hiperkarbia.
Pada pneumonia berat, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu
atau beberapa lobus.
 Peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang
menyebabakan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas
setempat pada jaringan paru2 yang
bermasalah
 Disebabkan oleh berbagai macam-
macam etilogi seperti virus, bakteri,
jamur dan benda asing

 Faktor lain : daya tahan menurun karena


malnutrisi energi protein, penyakit
menahun, faktor iatrogen seperti trauma
pada paru, anestesia, aspirasi,
pengobatan dengan antibiotika tidak
sempurna
 Pneumonia sangat berat :
› sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus
dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
 Pneumonia berat.
› Bila adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
 Pneumonia
› Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun
 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun
 Bukan penumonia :
› Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu
dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika. Diagnosis pasti dilakukan
dengan identifikasi kuman penyebab:
 Masuknya mikroorganisme ke dalam
saluran nafas dan paru dapat melalui
berbagai cara, antara lain :
› Inhalasi langsung dari udara.
› Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di
nasofaring dan orofaring
› Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
› Penyebaran secara hematogen
patogenesis
Stadium 1 (4-12 jam
pertam/kongesti)

Stadium II (48 jam


berikutnya)
hepatisasi merah)

Stadium III (3-8 hari)


hepatisasi kelabu

Stadium IV (7-11
hari) satdium
resolusi
 Anak dengan sesak nafas,memerlukan
cairan IV dan oksigen (1-2/menit)
 Eritromisin dosis 50 mg/kgBB oral setiap 6
jam, minimal 14 hari.
 Klaritomisin dosis 7,5 mg/kgBB oral setiap
12 jam, 10 hari.
 Imunisasi
 Perbaiki nutrisi
 Istirahat cukup
 Hindari polusi
 Cuci tangan sebelum dan sesudah
makan
 Sembuh total, mortalitas bisa lebih tinggi
didapatkan pada anak-anak dengan
keadaan malnutrisi energi-protein dan
datang terlambat untuk pengobatan
 Infeksi berat dapat memperjelek
keadaan melalui asupan makanan dan
peningkatan hilangnya zat-zat gizi
esensial tubuh.
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang
mengenai jaringan parenkim paru meliputi
alveolus dan jaringan interstisiil. Pneumonia
sering menyerang anak pada usia 1-2tahun
dengan gejala berupa napas cepat dan
napas sesak, karena paru meradang
secara mendadak. Dengan tatalaksana
dan terapi yang tepat, penyakit ini dapat
sembuh dengan sempurna dan
mempunyai tingkat mortalitas kurang dari
1%.

Anda mungkin juga menyukai