Anda di halaman 1dari 18

ARAH KEBIJAKAN DIY MENJADI PUSAT

PEMBELAJARAN RENCANA PENGAMANAN AIR


MINUM (RPAM)
Disampaikan dalam Acara
Koordinasi, Advokasi, Sosialisasi Pengawasan Air Minum
Yogyakarta, 3 Oktober 2017
Biro Adminitrasi Pembangunan Setda DIY
Drs. Setiawan Rineksa, MM
LATAR BELAKANG
• Dalam rangka mendukung pencapaian Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu memastikan
akses air bersih dan sanitasi untuk semua, yang
ditujukan untuk mengatasi berkurangnya pasokan
air yang aman (kualitas), kekurangan air yang
berulang (kuantitas), memastikan akses terhadap
sumber air yang aman yang terjangkau, dan
melindungi serta memperbaiki ekosistem yang
berhubungan dengan hutan, gunung, sungai dan
lain sebagainya (kontinuitas)

2
3
Universal Access Air Minum dan Sanitasi

Target RPJMN 2015-


2019 -> tercapainya
universal access atau
cakupan akses 100%
untuk air minum dan
sanitasi.
KONDISI EKSISTING CAKUPAN
PELAYANAAN AIR MINUM
KABUPATEN/KOTA DIY TAHUN 2016
Kabupaten/ Jumlah
No Terlayani Perpipaan Non Perpipaan Terlayani Air Minum
Kota Penduduk

(jiwa) (jiwa) (%) (jiwa) (%) (jiwa) (%)

1 Yogyakarta 406.293 173.375 42,67% 171.394 42,18% 344.769 84,86%

2 Sleman 1.154.128 333.750 28,92% 801.912 69,48% 1.135.662 98,40%

3 Bantul 956.158 272.320 28,48% 545.673 57,07% 817.993 85,55%

4 Kulon Progo 406.872 177.325 43,58% 213.883 52,57% 391.208 96,15%


Sumber: BAPPEDA KAB/KOTA DIY

5 Gunungkidul 706.564 342.445 48,47% 286.114 40,49% 628.559 88,96%

3.630.015 1.299.215 35,79% 2.018.976 55,62% 3.318.191 91,40%


Hasil Survey Kualitas Air
(Survey BPS di DI Yogyakarta Tahun 2015)

89 % sampel air minum dari sumbernya terkontaminasi E. Coli


90,5% sampel air dari sumber air tanah terkontaminasi E.Coli
77,4 % sampel air yang bersumber dari pipa/ledeng terkontaminasi
bakteri E. Coli

89,2 % sumber air minum layak dari rumah tangga sampel yang
memiliki sanitasi layak terkontaminasi bakteri E.Coli

67 % sampel air siap minum terkontaminasi bakteri E.Coli


73 % sampel air siap minum yang bersumber dari pipa/ledeng
terkontaminasi bakteri E.Coli
52% sampel air siap minum dari air kemasan bermerek,
terkontaminasi bakteri E Coli
47,2% sampel air siap minum dari air isi ulang terkontaminasi
bakteri E.Coli
Hasil Survey Kualitas Air
(Survey BPS di DI Yogyakarta Tahun 2015)

63,9 % air siap minum yang disimpan/diambil menggunakan


ember terkontaminasi bakteri E.Coli

51,4% air siap minum yang diambil menggunakan


jerigen/galon terkontaminasi E.Coli

6,3% sampel air minum mengandung 50 mg/L nitrat

Tidak ada sampel air minum mengandung 250 mg/L


Klorit
RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM)
atau Water Safety Plan (WSP)
• adalah upaya pencegahan,
perlindungan dan
pengendalian pasokan air
minum bagi masyarakat .
• Manajemen RPAM
menggunakan pendekatan
manajemen resiko yang
mengidentifikasi resiko
sejak air berada di huku
sampai ketangan konsumen.

9
Apa yang dilakukan oleh
Rencana Pengamanan Air (RPAM)? :

Sumber Pengolahan

Mengurangi/meng
2 hilangkan
pencemaran
dengan
1 pengolahan
Meminimkan kontaminasi
pada sumber air

Mencegah
pencemaran kembali
3 pada waktu Sistem pendistribusian dan
penyimpanan,
distribusi &
perilaku konsumen
pengunaan sehari-hari

Line sketches: Shaw at WEDC


Kerangka Pikir STBM
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkungan yang berkaitan dgn sanitasi dan perilaku melalui
penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene


melalui peningkatan demand & supply

Pilar 1: Pilar 3:
Pilar 2: Pilar 4:
PAMM-RT Pilar 5:
Stop BABS CTPS
(Buang Air (Cuci
(Pengelolaan
Air Minum
Pengelola
an
Pengelolaa
n Limbah
RPAM
Besar Tangan dan Sampah Cair
Sembarang Pakai Makanan
Rumah Rumah
an) Sabun) Rumah Tangga
Tangga) Tangga

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment)
Kenapa Propinsi DIY
Sebagai Pusat Pembelajaran RPAM ?

 Adanya Pammaskarta sebagai asosiasi yang berperan aktif


sebagai fasilitator dalam pengelolaan air minum pedesaan di
Yogyakarta untuk menuju kemandirian masyarakat dalam
mengakses kebutuhan air minum.
 Keanggotaan Pammasakarta ada di seluruh Kab/Kota dan Prop
DIY
 Pammaskarta mampu menjembatani kepentingan pemerintah
dan masyarakat terkait penyediaan air minum di Yogyakarta
 Kesiapan Propinsi DIY sebagai Propinsi Stop Buang Air Besar
Sembarangan (Propinsi SBS)
Pelatihan RPAM di DI Yogyakarta
Tahun 2015 (Dana APBN Pusat)
Kota Yogyakarta : 3 desa

Kabupaten Sleman : 3 desa

Kabupaten Bantul : 3 desa

Kabupaten Kulon Progo : 3 desa

Kabupaten Gunung Kidul: 3 desa


Temuan dalam Kunjungan Lapangan
Tgl. 11 s/d 12 Mei 2017
 SDM, sarana dan pendanaan masih terbatas

 Komitmen penyelenggara air minum secara umum baik

 Koordinasi lintas sektor terkait perlu diperkuat

 Rasa memiliki terhadap sarana di masyarakat masih belum optimal

 Perilaku higiene masyarakat masih kurang

 Secara umum seluruh Kab/Kota siap untuk menjadi lokasi pembelajaran


RPAM

 Dibutuhkan pendampingan oleh Sektor terkait di Prop dan Kab/Kota untuk


pelaksanaan kegiatan RPAM (pendokumentasian dan pelaksanaan kegiatan)
PAMASKARTA DIY
• Dideklarasikan pada tanggal 20
Desember 2008, deklarasi PAM-
MASKARTA di dukung oleh 14
Paguyuban Air minum Perdesaan
(PAMDES), dan saat ini PAM-
MASKARTA sudah
beranggotakan sebanyak 801
organisasi PAMDES di seluruh
DIY dengan jumlah sambungan
rumah yang sudah terbangun
(SR) sudah mampu melayani
90.022 Kepala Keluarga
• PAMMASKARTA diresmikan oleh
Gubernur DIY dengan SK no
204/KEP/2008 bertempat di
Kepatihan pada tanggal 20
Desember 2008 disaksikan oleh
Menteri PU Djoko Kirmanto.
15
DATA PAMMASKARTA DIY TAHUN 2016

Jumlah Jumlah KK
Kab/Kota
Kelompok Air Yang dilayani
Sleman 310 29.453
Gunungkidul 213 36.823
Bantul 208 13.286
Kulonprogo 93 10.234
Kota Yogya 170 226
Jumlah 801 90.022
STRATEGI RENCANA PENGAMANAN
AIR MINUM DI DIY
No Strategi Percepatan Kegiatan

1 Meningkatkan kapasitas SDM Pelatihan RPAM bagi petugas Kab/Kota, dan


Sanitarian Puskesmas (Bekerjasama dengan
BAPELKES DIY)
2 Mendorong Kabupaten dan Pelatihan RPAM kepada pengelola air minum
Puskesmas yang sudah dilatih (sesuai modul/3 hari ) atau sosialissai RPAM
untuk mensosialisasikan di dengan Kab/Kota dan Puskesmas
wilayah

3 Advokasi penggunaan dana 1) Pelatihan RPAM di Kab/Kota


APBD II dan Puskesmas dan 2) Advokasi ke Puskesmas RPAM masuk
Dana Desa untuk RPAM dalam Minilokakarya puskesmas
3) Pendampingan kelompok agar RPAM
masuk dalam RPJMDes
4 Meningkatkan kemitraan Peningkatan jejaring air minum (WSP – BBTKL
PP – Pokja AMPL – Institusi Pendidikan DIY dan
Kab/Kota
TERIMAKASIH

18

Anda mungkin juga menyukai