Anda di halaman 1dari 13

Penggunaan Metode GPR

Pada Eksplorasi Batubara

ARIE PRASETYO (10070111141)


FAISHAL LUQMAN (10070112022)
LATAR BELAKANG

TUJUAN :

Mengetahui ketebalan lapisan batubara pada lokasi 1 dan 2.

Menggunakan metode GPR untuk ekplorasi tahap awal batubara.


TINJAUAN PUSTAKA

METODE GPR (GROUND PENETRATING RADAR)

GPR ialah metode yang


menggunakan gelombang
radio dengan rentang
frekuensi 10 – 1000 MHZ

Digunakan untuk memetakan


struktur, statigrafi, identifikasi
lapisan, mencari lokasi bahan
tambang, dan penyelidikan
deformasi batuan.
CARA KERJA GPR :
Penggunaan Frekuensi pada GPR

Frekuensi Depth MAX


900 MHz 1,5 meter

Frekuensi Depth MAX


200 MHz 9 meter

Frekuensi 80 Depth MAX


MHz 10-30 meter
HASIL PENELITIAN

PENGUKURAN LAPISAN BATUBARA LOKASI 1

Hasil akuisisi
menggunakan
Lokasi terletak Tebal singkapan
cara pendugaan
pada formasi batubara 2,5
refleksi dengan
Suban seams meter.
software
REFLEXW.
Tebal singkapan batubara

Hasil akuisisi pendugaan refleksi dengan software REFLEXW.


PENGUKURAN LAPISAN BATUBARA
LOKASI 2

Hasil akuisisi
Menampakan
menggunakan
bentuk yang Tebal singkapan
cara pendugaan
berundulasi batubara 5,2
refleksi dengan
dimana tebal ob meter.
software
3,9 m.
REFLEXW.
Hasil pengukuran lapisan batubara

3,9 m

5,2 m

Hasil akuisisi pendugaan refleksi dengan software REFLEXW.


PEMBAHASAN

LOKASI Dapat mendeterminasi dengan jelas


ketebalan lapisan dan terlihat kontras vertikal
1 antara kedua lapisan. Dimana lapisan
batubara memiliki amplitudo yang tinggi.

Penggunaan ‘instantaneous phase’ tidak


dilakukan pada singkapan ini karena secara
riil amplitudo masih dapat dibedakan antara
lapisan batubara dengan lapisan lempung.

Kecepatan gelombang radar untuk frekuensi


diatas 100 MHz hanya tergantung pada
permitivitas listrik dan permeabilitas magnetik
LOKASI Pada pengukuran singkapan batubara dengan seam
batubara yang berundulasi dengan menggunakan
2 frekuensi 50 MHz dimana secara umum, riil amplitudo
masih dapat mendeterminasi lapisan ‘overburden’ tetapi
batas bawah antara lapisan batubara dengan ‘interburden’
tidak terdefinisi.

Pelemahan energi (ter-absorbsi) terlihat pada ril amplitudo


yang melewati lapisan ini, tetapi energi yang ditransmisikan
masih cukup tinggi sehingga masih dapat menembus
bidang batas antara lapisan batubara dengan lapisan
dibawahnya (interburden).

Penggunaan ‘intantaneous phase’ masih dapat


mendeterminasi dengan jelas batas antara lapisan
batubara dengan ‘overburden’ maupun ‘interburden’.
KESIMPULAN

Metode GPR ini cukup baik jika


Dari hasil digunakan pada eksplorasi tahap
penelitian di dapat awal. .
tebal lapisan pada
lokasi 1 yaitu 2,52
m, dan pada lokasi
2 yaitu 5,28 m.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai