Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN 

UUD 1945 
PADA MASA 
REFORMASI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
ANDI KURNIAWAN 17142010094
IRMA NUR ALFIANI 17142010102
MUFLIHATUL TOYIBAH 17142010112
NUR INAYAH 17142010117
NUR FADILAH 17142010119
NURUL HASANAH 17142010120
ROBIYATUL HASANAH 17142010125
SITI ROHIYANI 17142010128
UMMI KULSUM 17142010131
WILDAN M. TASLAM 17142010134
ZAINUDDIN IRFANI 17142010135
INDONESIA PADA MASA 
REFORMASI
Reformasi merupakan suatu gerakan yang
menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ke arah yang
lebih baik secara konstitusional.
Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang
politik, ekonomi, hukum,sosial dan budaya yang lebih
baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan,
persamaan dan persaudaraan.
Gerakan Reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis
yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik,
ekonomi, hukum dan krisis sosial merupakan faktor-
MUNCULNYA GERAKAN 
REFORMASI
Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan
kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur
dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena
itu, tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki
tatanan perikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak


melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila dan
ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat
merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD 1945 hanya
dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan.
Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis
multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan
PELAKSANAAN UUD 1945 
PADA MASA REFORMASI
Pada masa orde Reformasi demokrasi yang
dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi dengan
berdasarkan kepada pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Orde
Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham
demokrasi berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/
perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan
indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa
Reformasi telah banyak memberi ruang gerak
kepada parpol dan komponen bangsa lainnya
termasuk lembaga permusyawaratan rakyat
dan perwakilan rakyat mengawasi dan
mengontrol pemerintah secara kritis sehingga
dua kepala negara tidak dapat melaksanakan
tugasnya sampai akhir masa jabatannya
selama 5 tahun karena dianggap menyimpang
dari garis Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila pada masa orde
Reformasi:
1. Mengutamakan musyawarah mufakat
2. Mengutamakan Kepentingan masyarakat, bangsa
dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
keputusan hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan
pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga
swadaya masyarakat.
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga
Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
10. Penghormatan kepada beragam asas, ciri dan aspirasi dan
program parpol yang memiliki partai
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia
Keberhasilan reformasi tersebut ditandai dengan turunnya presiden
Soeharto dari jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof. B.J
Habibie pada tanggal 21 mei 1998. Kemudian bangsa Indonesia menyadari
bahwa UUD 1945 yang berlaku pada zaman orde baru masih memiliki
banyak kekurangan, sehingga perlu diadakan amandemen lagi. Berbagai
macam produk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan dalam
reformasi hukum antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU. No.2 tahun
1999, tentang partai politik, UU. No.3 tahun 1999, tentang pemilihan
umum dan UU. No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR,
DPR, dan DPRD; UU otonomi daerah, yaitu meliputi UU. No.25 tahun 1999.
Tentang pemerintahan daerah, UU. No.25 tahun 1999, tentang
pertimbangan keuangan antar pemerintahan pusat dan daerah dan UU.
No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari KKN. Berdasarkan reformasi tersebut bangsa Indonesia sudah
mampu melaksanakan pemilu pada tahun 1999 dan menghasilkan MPR,
DPR dan DPRD hasil aspirasi rakyat secara demokratis.
TERIMAKASIH

KELOMPOK 4
KELAS 2C S1 KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai