Anda di halaman 1dari 7

 5% dari seluruh anemia

 Anemia hemolitik selama kehamilan merupakan


kejadian yang jarang
 Sel darah merah dibentuk secara normal tetapi
mengalami destruksi prematur
 Kerusakan sel darah merah diperantarai oleh antibodi
atau toksin
 Klasifikasi anemia hemolitik berdasarkan penyebab:
1.Karena faktor di dalam eritrosit sendiri(intravaskular)
 herediter-familier
2.Faktor di luar eritrosit(ekstrakorpuskuler)  di dapat
 Hemolisis imun oleh 3 jenis antibodi :
1.Aloantibodi  melalui transfusi darah atau kehamilan
2.Ig G  reaktif pada suhu tubuh
3.Ig M  reaktif pada suhu dingin
 Diagnosis : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan tambahan (comb test)
 Gejala : lelah dan gejala anemia
lainnya,ikterus,hemoglobinuria(jarang ditemukan)
 Manifestasi klinis : hiperbilirubinemia,splenomegali
dan hepatomegali, kadang trombositopenia
 Bentuk anemia hemolitik paling parah terjadi
hemolisis fulminan disertai
hemoglobinemia,hemoglobinuria dan syok
 Pasien dgn anemia ringan sebelum hamil  semakin
anemia saat hamil
 Uji lab:tes antiglobulin (tes comb) langsung maupun
tidak langsung dapat menunjukkan hasil +
 Ig M tidak melintasi plasenta sel darah merah janin
tidak akan terkena
 Ig G melintasi plasentajanin beresiko anemia
hemolitik tergantung kuantitas antibodi yg
berikatan dgn sel darah merah janin,kecepatan
produksi sel darah merah dan hemolisis janin yg
terjadi
 Penanganan :
- Hemolisis ringan  tidak memerlukan terapi
- Terapi awal:glukokortikoid(predinisone 1
mg/kgBB/hr)
- Anemia berat  transfusi darah(hindari pemberian
sel darah merah yg memiliki antigen)

Anda mungkin juga menyukai