Anda di halaman 1dari 23

HAK DAN KEWAJIBAN

PASIEN DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
1. AYUNI RIZKITA HASANAH 1800001004
2. DANI HARDIANA 1800001005
3. INTAN JULIANA 1800001016
4. NIA AMELIA 1800001021
5. NUR SYIFA HASANAH 1800001023
6. SABELLA PUTRI OKTAVIANI 1800001030
7. SENA AGENG T. M 1800001031
8. SITI LINA MAULANI 1800001035
9. YULIA FEBRIYANTI 1800001045
Hak Dan Kewajiban Pasien
Hak dan Kewajiban Pasien (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 Tahun 2014 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien)

Hak Pasien:
1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
2. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
3. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
4. Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
5. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter dan
Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;
6. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya;
7. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
8. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
9. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
10. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
Lanjutan…

 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di


Rumah Sakit;
 Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
 Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut;
 Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan
rekam medik;
 Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
 Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan;
 Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
 Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
Kewajiban Pasien:

1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;


2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab;
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan
setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Definisi DHF

 Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang


menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan
oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi.Dengue adalah
suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang
akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau
oleh AedesAlbopictus (Titik Lestari, 2016)
Etiologi

 Pada umumnya masyarakat kita mengetahui


penyebab dari Dengue Haemoragic Fever adalah
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus
Dengue mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2,
DEN 3, dan DEN 4, yang ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup
dikawasan tropis dan berkembang biak pada sumber
air yang tergenang.
Patofisiologi

 Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan


menimbulkan demam karena proses infeksi. Hal
tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga
terjadi termoregulasi yang akan meningkatkan
reabsorsi Na dan air sehingga terjadi hipovolemi,
selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena
terjadi peningkatan permeabilitas membran yang
juga mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak
teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat
mengakibatkan kematian.
Derajat Dengue Haemorhagic Fever menurut WHO

 Derajat 1: demam disertai gejala tidak khas dan


satu-satunya manifestasiperdarahan adalah uji
tourniquet positif
 Derajat 2 : sama seperti derjat 1, disertai perdarahan
spontan dikulit atau perdarahan lain.
 Derajat 3 : ditemukan tanda kegagalan sirkulasi,
yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan darah
menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.
 Derajat 4 : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur.
Manifestasi Klinis

 Demam berdarah dengue


 Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan
bila semua haldibawah ini dipenuhi
1. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya
bersifat bifasik.
2. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
a) Uji tourniquet positif
b) Petekie, ekimosis, atau purpura
c) Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi), saluran
cerna,tempat bekas suntik.
d) Hematemesis atau melena
e) Trombositopenia <100.00/ul
Pemeriksaan Penunjang

1. Darah
a) Hematokrit meningkat > 20 %
b) Leukosit menurun pada hari kedua atau ketiga
c) Hemoglobin meningkat lebih dari 20 %
d) Protein rendah
e) Natrium rendah (hiponatremi)
f) SGOT/SGPT bisa meningkat
g) Asidosis metabolic
h) Eritrosit dalam tinja hampir sering ditemukan
Lanjutan pemerikaan penunjang…

 Urine
 Foto Thorax
 USG
 Diagnosis Serologis
Penatalaksanaan

Keperawatan
1. Derajat I
 Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam,
periksa Ht, Hb dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan
minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam dan kompres hangat.
2. Derajat II
 Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah
sering dipasang pada 2 tempat karena dalam keadaan
renjatan walaupun klem dibuka tetesan infus tetap tidak
lancar maka jika 2 tempat akan membantu
memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk
memberikan plasma darah dan yang lain cairan biasa.
3. Derajat III dan IV
a) Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan
elektrolit (RL) dengan cara diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam.
b) Dibaringkan dengan posisi semi fowler dan diberikan O2.
c) Pengawasan tanda – tanda vital dilakukan setiap 15 menit.
d) Pemeriksaan Ht, Hb dan Trombosit dilakukan secara periodik.
e) Bila pasien muntah bercampur darah perlu diukur untuk
tindakan secepatnya baik obat – obatan maupun darah yang
diperlukan.
f) Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan
gastrointestinal biasanya dipasang NGT untuk membantu
pengeluaran darah dari lambung. NGT bisa dicabut apabila
perdarahan telah berhenti. Jika kesadaran telah membaik sudah
boleh diberikan makanan cair.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DHF

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan
oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat
berguna untuk menentukan masalah keperawatan yang
muncul pada pasien. Konsep keperawatan anak pada klien
DHF menurut Ngastiyah (2005) yaitu :
a) Identitas pasien Keluhan utama
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat tumbuh kembang,
e) Riwayat penyakit keluarga
f) Bagaimana riwayat imunisasi,
 Data subyektif
a) Merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan
keluhan pasien atau keluarga pada pasien DHF,
data subyektif yang sering ditemukan antara lain :
b) Panas atau demam
c) Sakit kepala
d) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
e) Lemah
f) Nyeri ulu hati, otot dan sendi
g) Konstipasi
 Data obyektif
a) Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan
perawat pada keadaan pasien. Data obyektif yang sering
ditemukan pada penderita DHF antara lain:
b) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
c) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+),
epistaksis, ekimosis,hematoma, hematemesis, melena
d) Hiperemia pada tenggorokan
e) Nyeri tekan pada epigastrik
f) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
g) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi,
ekstremitas dingin, gelisah, sianosisperifer, nafas dangkal.
h) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
Diagnosa Keperawatan

 Beberapa diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien DHF


(Nanda, 2015).
a) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu
akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.
b) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
c) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebocoran
plasma darah.
d) Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis (penekanan intra
abdomen)
e) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
f) Resiko syok (hipovolemik)
g) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
h) Resiko perdarahan
Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan pada pasien anak dengan


penyakit DHF (Nanda, 2015)
 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
virus dengue
a) Tujuan : Suhu tubuh anak dalam rentang normal
b) Kriteria :
c) Suhu tubuh antara 36 – 37°C
d) Nadi dan respirasi dalam rentang normal
e) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pusing
1. monitor suhu tubuh pasien sesering mungkin
Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi
2. monitor warna dan suhu kulit
Rasional : mengetahui keadaan umum pasien
3. Anjurkan anak untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah
menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
4. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3
jam sekali atau sesuai indikasi
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
5. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat antipiretik
sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien anak dengan suhu
tubuh yang tinggi. Obat antipiretik untuk menurunkan panas tubuh pasien.
Implementasi

 Implementasi keperawatan merupakan tindakan


yang sudah direncanakan dalam rencana – rencana
perawatan (Tarwoto Wartonah, 2006).
Evaluasi

 Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses


keperawatan sebagai pengukuran dari keberhasilan rencana
tindakan keperawatan.
 Hasil evaluasi dapat berupa
1. Tujuan tercapai
2. Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
3. Tujuan tercapai sebagian
4. Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart
yang telah ditetapkan
5. Tujuan tidak tercapai
6. Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru

Anda mungkin juga menyukai