Anda di halaman 1dari 42

Agar sistematika dalam menemukan masalah, maka

peneliti hendaknya menguraikan masalahnya, yaitu


dengan mendemonstrasikan penguasaan masalah
dengan cara menulis: a) latar belakang masalah, b)
Identifikasi masalah, c) pembatasan masalah, d)
rumusan masalah, dan e) kegunaan penelitian.
Alternatif Sumber Masalah
Penelitian
a. Peneliti dapat menggunakan pengalamannya sebagai
sumber inspirasi penelitian.
b. Peneliti dapat terinspirasi dari membaca jurnal /
mengkaji teori / menelaah kajian pustaka / mengkaji
hasil penelitian orang lain / meneuskan saran
penelitian orang lain sebagai tindak lanjut dari
temuan penelitian.
c. Terinspirasi dari fenomena yang terjadi.
d. Mengenali masalah yang bersumber dari bidang-
bidang lain.
Mengevaluasi Masalah Peneltian
Kreteria yang perlu dipertimbangkan:
1. Hendaknya merupakan masalah yang memberikan
sumbangan kepada ilmu pengetahuan.
2. Jika seandainya persoalan tersebut kurang
mempunyai implikasi teoritis yang sangat signifikan,
maka masalah tersebut minimal harus mempunyai
implikasi praktis.
3. Pertimbangan Metodologi. Banyak penelitian yang
ditolak karena “metodologi penelitian”-nya kurang
relevan.
4. Masalah hendaknya merupakan persoalan yang akan
membawa kepada persoalan baru, pemecahan baru,
dan juga kepada penelitian berikutnya yang lebih baik.
5. Masalah harus merupakan sersoalan yang harus dapat
diteliti.
6. Agar dapat diteliti, suatu persoalan harus berkaitan
dengan minimal 1 variabel atau lebih yang dapat
dirumuskan dan terukur.
7. Peneliti harus memberikan batasan terhadap variabel
yang tercermin dalam pengembangan konstruk
penelitian dan pengukurannya.
8. Persoalan yang dipilih hendaknya menjadi daya tarik
peneliti.
Memahami Variabel
Diagram Model
hubungan/pengaruh variabel
bebas dengan terikat

X1

X2 Y

X3

Independent variables Dependent variabel


Diagram Model kasualistis dependent variabel (Y)
yang berubah fungsi sebagai endogenos
variables( X1 s/d X3)

X1

X2 Y

X3

Exogenous Variables Endogenous variables


Nama-nama Variabel Penelitian
 Variabel Bebas (independent variables)
Sering disebut variabel stimulus, prediktor, independent
variables.
Variabel ini adalah variabel yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
 Variabel Terikat (dependent variables)
Sering disebut variabel output, kreteria, konsekuen, atau
dependent variables.
Variabel ini adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
 Variabel Antara (intervening variables)
Variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebad dengan terikat yang
bersifat teoritis, sehingga tidak dapat diukur.

 Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang berfungsi
melakukan katagorisasi dalam melakukan analisis
perbedaan dari variabel bebas atau terikat. (berada
pada variabel bebas)
 Variabel Kontrol
Variabel ini ditetapkan oleh peneliti sendiri. Biasanya
disebut sebagai variabel pembatas.
tujuannya untuk membandingkan.
Semua kondisi dan fasilitas harus sama untuk kedua
belah yang dibandingkan.
Kerangka Berpikir

 Kerangka berpikir merupakan landasan seorang


peneliti mengambil sebuah hipotesis.

Dari sinilah tampak begitu pentingnya kerangka


berpikir peneliti dalam suatu penelitian. Dapat
dikatakan bahwa kerangka berpikir merupakan
cermin logika berpikir peneliti ketika diperhadapkan
antara masalah yang akan dipecahkan dengan kajian
teori yang peneliti bangun.
Dalam setiap kerangka berpikir, dapat dipastikan
minimal terdiri dari 3 (tiga) paragraf kalimat sebagai
cara yang mudah untuk menggiring logika peneliti
atas masalah yang ada.
Paragraf Pertama : menggambarkan norma teoritis
yang dibangun peneliti. Atau dengan bahasa
sederhana, paragraf pertama berisi “bagaimana
seharusnya menurut teori-teori?”
 Paragraf kedua: berisi kondisi populasi berkenaan
dengan kondisi paragraf pertama. Artinya, jika
paragraf pertama menjelaskan beberapa aspek, maka
dalam pargraf kedua juga harus paralel menjelaskan
kondisi populasi dari beberapa hal sama dengan
paragraf pertama.
 Paragraf ketiga: menjadi puncak logika berpikir
peneliti yaitu berisi evaluasi dan perpaduan pikir
antara paragraf pertama dengan kedua sebagai dasar
peneliti menduga jawaban sementara atas rumusan
masalah yang diajukan peneliti.
 Diakhir paragraf ketiga
Setelah peneliti mengalami puncak kristalisasi berpikir,
paling tidak kalimat terakhir dari paragraf ketiga
harus memuat, “....... Patut diduga bahwa .....”.
Makna “patut diduga” :
1. Peneliti tidak sedang menghakimi
2. Jawaban sementara peneliti dapat saja salah.
Membangun Hipotesis
 Hipotesis adalah jawaban sementara atau deduksi
teori.

 Disebut jawaban sementara, karena lahirnya


hipotesis dilakukan setelah peneliti melakukan kajian
teori secara mendalam dan kemudian dengan inspirasi
teori-teori tersebut peneliti menetapkan jawaban
sementara atas rumusan masalah yang telah
ditetapkan.
 Hipotesis disebut deduksi teori, karena hipotesis
tersebut lahir dari kristalisasi teori dalam berbagai
sudut pandang.
Ciri Hipotesis yang Baik
1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas.
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang
diharapkan ada di antara variabel-variabel.
3. Hipotesis harus dapat diuji.
4. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan
yang sudah ada.
5. Hipotesis dinyatakan sesederhana dan seringkas
mungkin.
Contoh Hipotesis Mayor - Minor
Perumusan Masalah:
Apakah terdapat hubungan antara motivasi pelayanan,
persembahan kasih dan pemahaman dogma secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan kinerja
pelayanan?
Model Hubungan antar Variabel
X1

X2 Y

X3

X1 : motivasi pelayanan
X2 : persembahan kasih
X3 : pemahaman dogma
Y : Kinerja Pelayanan
Hipotesis Mayor:
Terdapat hubungan antara motivasi pelayanan (X1),
persembahan kasih (X2) dan pemahaman dogma (X3)
secara bersama-sama dengan kinerja pelayanan (Y)
Hipotesis Minor:
1. Terdapat hubungan antara motivasi pelayanan (X1)
dengan kinerja pelayanan (Y)
2. Terdapat hubungan antara persembahan kasih (X2)
dengan kinerja pelayanan (Y)
3. Terdapat hubungan antara pemahaman dogma (X3)
terhadap kinerja pelayanan (Y)
Hipotesis Statistik
 Hipotesis Mayor

Ha : y123  0

H0 : y123 = 0
 Hipotesis Minor 1

Ha : y1  0

H0 : y1 = 0
 Hipotesis Minor 2

Ha : y2  0

H0 : y2 = 0
 Hipotesis Minor 3

Ha : y3  0

H0 : y3 = 0
Populasi & Teknik Pengambilan
Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi penelitian yang
terdiri atas subyek atau obyek amatan dengan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk pengambilan kesimpulan.

(Populasi tidak selalu orang, dapat juga berupa benda.)


 Jika dilihat dari luasnya dampak penelitian, maka
populasi dapat disebut sebagai jangkauan penelitian.
 Jika dilihat dari hasil penelitian , maka populasi
diartikan sebagai sumber generalisasi penelitian.
 Jika dilihat sebagai suatu variabel penelitian, maka
populasi merupakan variabel kontrol dalam
penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
Probability Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
Meliputi :
1. Simple Random Sampling
2. Proposionate Stratified Ramdom Sampling
(proposional semua lapisan).
3. Disproposionate Stratified Random Sampling
4. Claster Sampling/Area Sampling (Sampel
berkelompok)
 Non-Probability Sampling
Merupakan teknik pen.gambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk masuk menjadi anggota
sampel.
1. Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut.
2. Sampling Kuota. Teknik menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang dinginkan.
3. Sampling Aksidental. Menentukan sampel
berdasarkan kebetulan.
4. Sampling Purposive. Menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
5. Sampling Jenuh (sensus). di mana semua anggota
populasi dijadikan anggota sampel.
6. Snowball Sampling. Menentukan sampel yang
permulaannya berjumlah kecil, kemudian
berkembang semakin membesar.
Jumlah Sampel
 Banyak teknik untuk menentukan jumlah sampel dari
yang hanya menetapkan secara persentase sampai
dengan menggunakan rumus matematis yang rumit.

Salah satu contoh perhitungan Sampel dari Rumus


Krejcie Morgan.
 Contoh
 Misal jumlah anggota populasi (N) sebanyak 140
orang.
 Maka jumlah sampel (n) sebanyak 105 orang.
 Jika jumlah populasi (N) tidak terdapat di dalam
daftar, maka untuk mendapatkan jumlah sampel (n),
peneliti hendajnya melakukan interpolasi.
 Contoh
N = 22
Maka n = {[(22-20)(24-19)]-[(25-20)(-19)]}/(25-20)
=
Jadi n = 21
Teknik Pengumpulan Data
 Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
dan pendekatan.
1. Berdasar setting
a. Setting alamiah
b. Setting pada laboratorium dengan metode
eksperimen.
c. Setting di rumah dengan sumber data dari responden.
d. Setting dalam acara seminar, diskusi, di jalan, dll.
2. Berdasar sumber data
a. Sumber data primer, adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data.
b. Sumber data sekunder, adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misal melalui orang lain, melalui membaca
dokumen, dll.
c. Dll.
3. Berdasar cara
a. Interview (wawancara)
1) Wawancara terstruktur
2) Wawancara tak terstruktur
b. Kuesioner (angket)
1) Angket terbuka
2) angket terbuka
c. Observasi (pengamatan)
1) Observasi berperanserta (participant
observation)
2) Observasi non berperanserta (non participant
observation)
3) Observasi terstruktur
4) Observasi tidak terstruktur
d. Documentary study (Studi dokumenter)
e. Tes
SKALA PENILAIAN
1. Skala Liker
 Skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan.
 Memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan
positif dan pernyataan negatif.
 Persyaratan Skala Likert:
1. Bentuk kalimat dalam butir berbentuk pernyataan.
2. Setiap indikator harus terdiri dari kelompok butir yang
favourable dan unfavourable.
3. Setiap indikator memiliki jumlah yang sama antara pernyataan
yang favourable dan unfavourable.
4. Alternatif jawaban adalah sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan positif diberi skor: 5,4,3,2 dan 1 atau 2,1,0,-1 dan -2


Pernyataan negatif diberi skor: 1,2,3,4 dan 5 atau -2,-1,0,1 dan 2.
2. Skala Guttman (cummulative scale)
Skal Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe
jawaban tegas, seperti jawaban benar-salah, ya – tidak,
pernah-tidak, dll. Skala Guttman hanya ada dua
interval yaitu setuju dan tidak setuju.

Skor : Pernyataan positif nilai 1 dan pernyataan negatif


nilai 0.
 Skala Perbedaan Makna (semantic differential
scale)
Contoh :
 Menilai gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
 Rentang skor 1 s/d 7

Instrumen :

Demokratik 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter

Memberi kepercayaan 7 6 5 4 3 2 1 Mendominasi

Bertanggung jawab 7 6 5 4 3 2 1 Tidak bertanggungjawab

Menghargai bawahan 7 6 5 4 3 2 1 Tidak menghargai bawahan

Keputusan diambi bersama 7 6 5 4 3 2 1 Keputusan diambil sendiri

Anda mungkin juga menyukai