Anda di halaman 1dari 12

Ahli taurat

Orang-orang Farisi.

Mereka adalah kelompok atau fraksi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
keagamaan pada masa Yesus. Biasanya mereka adalah ahli-ahli Taurat yang
menerapkan prinsip ajaran Taurat dan tradisi Yahudi dengan sangat ketat. Tidak heran
ketika Yesus datang dan menggenapi hukum Taurat, mereka pun merasa gerah dan
terancam dalam kelangsungan penerapan hukum-hukum dan tradisi itu (Matius
15:12). Maka kita menemukan banyak persinggungan antara Yesus dengan para orang
Farisi. Ketika kita mendengar sebutan orang Farisi, secara otomatis pikiran kita akan
tertuju pada sesuatu yang jauh dari positif. Orang Farisi dianggap sebagai kelompok
yang penuh kemunafikan, beribadah hanya semata-mata karena tradisi saja dan
menolak perubahan-perubahan. Mereka merasa diri mereka punya tingkat kerohanian
tinggi melebihi orang lain, tetapi mereka sendiri tidak menghayati dan melaksanakan
apa yang mereka katakan. Mereka juga bersekongkol untuk mencobai Yesus (Matius
16:1) bahkan berusaha untuk membunuhNya (Markus 3:6). Yesus pun mengecam
mereka sebagai orang-orang munafik (Matius 23:1-36), dan mengingatkan murid-
muridNya untuk mewaspadai ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Yang dimaksud ragi
orang Farisi adalah ragi kemunafikan, ragi yang mengedepankan kerohanian hanya
pada penampakan luar saja, sedang ragi Herodes adalah ragi yang mengedepankan
keduniawian, daripada kerohanian.
farisi
Tidak dapat disangkal bahwa orang-orang Farisi memperlihatkan sikap yang membenarkan diri
sendiri dan memandang rendah sesama mereka.

Di dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan sikap seorang Farisi yang memandang diri
mereka sebagai orang yang khusus dan melebihi orang-orang lain di negerinya di dalam
menjalankan rincian-rincian hukum Musa[2]. Dipenuhi dengan semangat membenarkan diri
sendiri dan dengan melemparkan pandangan yang menghina kepada orang-orang lain di
sekitarnya, orang Farisi itu berjalan ke Bait Allah untuk berdoa. Di dalam perkataan dan tingkah
lakunya orang Farisi ini menunjukkan bahwa dia tidak membutuhkan Allah karena
kepercayaannya ada di dalam dirinya sendiri[3]. Keyakinan dirinya begitu besar sehingga dia
percaya dapat berbuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkannya. Akibatnya, dia
memandang hina orang yang tidak mau atau tidak dapat memenuhi standar ini.

Dia pergi ke Bait Allah di Yerusalem untuk berdoa. Waktunya kira-kira pukul 9.00 atau pukul
15.00, waktu yang ditetapkan untuk berdoa. Dia pergi ke halaman bagian luar supaya dilihat dan
didengar oleh orang-orang lain, karena halaman bagian dalam hanya dapat dimasuki oleh para
imam. Di halaman itu dia berdiri dan menengadah ke langit dan dia berdoa tentang dirinya
sendiri[4]. Doanya berpusat pada diri sendiri, dan dimaksudkan supaya di dengar dengar oleh
mereka yang berada di sekelilingnya. Doanya singkat, mempunyai bagian pendahuluan, unsur
negatif dan unsur positif.
Kaum farisi tidak jauh dari gerombolan massa, uang, permainan politik, permainan kata-kata,
mudah menghasut dan bahkan mencelakai dan membunuh. Mengagungkan jabatan duniawi,
berpakaian wah..., kursi wah... , suka ber"putar-putar", lalu kabur...
Hanya kaum penjilat dan pengekor yang lebih suka mencari muka kepada dunia, menebar janji
janji, ber"mulut manis", memberikan ajaran "semu" & bersandiwara, penuh trik dan intrik,
daripada tulus dan polos berjuang untuk Sang Pencipta; walaupun pintar bicara dan menulis.
saduki
Orang Saduki adalah kelompok orang Yahudi, namun mereka tidak percaya kebangkitan. Oleh
karena itu Yesus mengajak mereka untuk membaca Kitab Suci dengan benar. Injil ini
menceriterakan tentang seorang wanita yang mengawani 7 bersaudara laki-laki, namun mereka
tidak mempunyai keturuan. Lalu orang Saduki bertanya kepada Yesus, pada hari kebangkitan
siapakah yang menjadi suami mereka? Yesus menjawab dengan tegas:”Kamu sesat, kamu tidak
mengerti Kitab Suci dan Kuasa Allah”. Pada kebangkitan, tambah Yesus, tidak ada kawin mawin,
melainkan hidup seperti para malaikat di surga. Yesus juga menambahkan tentang kitab Musa
yang berbunyi:” Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Yakub.Ia bukan Allah orang mati, tetapi
Allah orang hidup”.

Anda mungkin juga menyukai