Anda di halaman 1dari 12

Tanda Bahaya Dini Kehamilan

Lanjut (Perdarahan Pervaginam)

Annisa Fauziah 2118054


Rizkia Putri 2118056
Dwi Yulianti 2118058
Dinda Evrilliane 2118059
Tashya Dwi 2118061
Wulansari 2118062
Nurul Fauziah 2118101
Perdarahan pervaginam
Perdarahan Pervaginam pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir
dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan tidak normal jika darah berwarna merah,
banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti
ini bisa menandakan adanya plasenta previa atau abrupsio placenta .

Your Logo or Name Here 2


Jenis perdarahan antepartum pada kehamilan lanjut
1. Placenta Previa
1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang
menutupi seluruh ostium uteri internum
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi
sebagian ostium uteri internum
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya
berada pada pinggir ostium uteri internum
4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim yang sedemikian
rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2
cm dari ostium uteri internum

Your Logo or Name Here


Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga
karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini
terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim.
Pembentukan segmen bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan robekan
plasenta pada tempat perlekatannya .

Your Logo or Name Here


Ciri – Ciri Plasenta Previa
Ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa disertai
dengan adanya nyeri. Perdarahan biasanya terjadi diatas akhir trimester kedua. Perdarahan pertama
berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti sendiri. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa
sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian. Dan saat perdarahan berulang biasanya perdarahan
yang terjadi lebih banyak dan bahkan sampai mengalir. Karena letak plasenta pada plasenta previa berada
pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering teraba bagian terbawah janin masih tinggi diatas
simfisis dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Pada plasenta previa ini tidak ditemui nyeri
maupun tegang pada perut ibu saat dilakukan palpasi

Your Logo or Name Here


Penatalaksanaan Plasenta Previa
Menurut Mose (2004) penatalaksanaan pada plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan.
Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia masih kecil
baginya. Sikap ekspektasi tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan perdarahannya
sudah berhenti atau sedikit sekali. Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa
harus segera diakhiri untuk menghindari perdarahan yang fatal .
Syarat terapi ekspektatif yaitu kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti,
belum ada tanda-tanda in partu, keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal), dan janin masih hidup. Terminasi, dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum
terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya: kehamilan telah cukup bulan,
perdarahan banyak, dan anak telah meninggal. Terminasi ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara
vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, dengan cara ini maka pembuluh-
pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup kembali .

Your Logo or Name Here


Solusio Placenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya.
Secara normal plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan
gejalanya adalah darah dari tempat plasenta keluar dari serviks
dan terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan tampak,
kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul dibelakang
plasenta (perdarahan tersembunyi/perdarahan ke dalam),
solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi
menimbulkan tanda yang lebih khas (rahim keras seperti
papan) karena seluruh perdarahan tertahan di dalam.
Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar
tidak sesuai dengan beratnya syok, perdarahan disertai nyeri.
Nyeri abdomen pada saat di pegang. Palpasi sulit dilakukan .
Fundus uteri makin lama makin naik . Bunyi jantung biasanya
tidak ada.

Your Logo or Name Here 7


Your Logo or Name Here
Jenis Solusio Plasenta
1 . Solusio plasenta ringan, terlepasnya plasenta kurang dari 1/4 bagian,tidak memberikan gejala klinik
dan ditemukan setelah persalinan, keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan .
2. Solusio plasenta sedang yaitu terlepasnya plasenta lebih dari 1/4 tetapi belum mencapai 2/3 bagian
dapat menimbulkan gejala klinik perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin kurang,
palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, pada
pemeriksaan dalam ketuban menonjol, dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
3. Solusio plasenta berat yaitu lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian, terjadi perdarahan disertai rasa
nyeri, penyulit pada ibu seperti terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan pernapasan
meningkat. Dapat terjadi gangguan pembekuan darah. Pada pemeriksaan dijumpai turunnya tekanan
darah sampai syok, tidak sesuai dengan perdsarahan dan penderita tampak anemis.Pemeriksaan
abdomen tegang, bagian janin sulit diraba, dinding perut terasa sakit dan janin telah meninggal dalam
rahim. Pemeriksaan dalam ketuban tegang dan menonjol.

Your Logo or Name Here


Penatalaksanaan
Penatalaksaan solusio plasenta ringan bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan
(perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan
observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan. Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung
terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta
bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin
mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan.

Solusio plasenta sedang dan berat apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio
sesaria. Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi sekurang-
kurangnya 1000 ml. Maka transfusi darah harus segera diberikan. Amniotomi akan merangsang
persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin.
Dengan melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat mencegah kelainan pembekuan
darah. Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak
memungkinkan, walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara
melakukan persalinan adalah seksio sesaria.

Your Logo or Name Here


CONTOH KASUS

Seorang ibu mau melahirkan tetapi dengan diagnose bahwa jalan lahir tertutup placenta, maka
keputusan dokter kandungan tersebut bahwa mengambil keputusan untuk dilakukan Sectio Cesarae dan
dokter tersebut mengatakan bahwa dilakukan spinal anastesi (bukan bius umum, namun apa yang terjadi
pasien tersebut justru kesadarannya menghilang bahkan dilayar monitor menunjukan garis lurus yang
artinya pasien sudah meninggal. Walaupun sudah dinyatakan meninggal dengan segala upaya dan para
petugas medis melakukan pertolongan memacu jantung dan infus setelah 10 menit ternyata pasien sadar
kembali, kemudian dokter melanjutkan melakukan operasi, padahal pasien baru saja bangun dari masa
kritisnya. Tetapi setelah itu pasien tidak sadar lagi bahkan pasca operasi pasien tidak sadar bahkan sempat
dirawat di ICU dan ICCU dan bayinya dirujuk ke rumah sakit lain, karena rumah sakit tersebut tidak tersedia
alat untuk memberikan tindakan, tetapi bayinya pun tidak tertolong. Menurut keterangan bahwa
sebenarnya bayi sejak dalam kandungan mengalami adanya kelainan. Kesimpulan dari informasi tersebut
bahwa karena tidak adanya komunikasi yang baik antara pihak dokter yang menangani dengan pasien dan
keluarga pasien.

Your Logo or Name Here 11


Thank You

Anda mungkin juga menyukai