Anda di halaman 1dari 65

ETIKA PROMOSI

KESEHATAN

Tavip Dwi Wahyuni, S.Kep, Ns,M.Kes


Prinsip praktek kode etik (American Public
Health Association, 2002)
1. Kesmas terutama harus membahas penyebab dasar
penyakit dan persyaratan untuk kesehatan, yang
bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang
merugikan.
2. Kesmas harus mencapai kesehatan masyarakat
dengan cara yang menghormati hak-hak individu dalam
masyarakat.
3. Kebijakan Kesmas , program, dan prioritas harus
dikembangkan dan dievaluasi melalui proses yang
menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota
masyarakat.
4. Kesmas harus mengadvokasi dan bekerja untuk
pemberdayaan dari pemuda anggota masyarakat, yang
bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya dasar
dan kondisi diperlukan untuk kesehatan dapat diakses
oleh semua.
5. Kesmas harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kebijakan yang efektif dan program yang
melindungi dan mempromosikan kesehatan.
6. Institusi kes. umum harus menyediakan masyarakat
dengan informasi yang mereka miliki yang diperlukan
untuk keputusan tentang kebijakan atau program-
program dan harus mendapatkan persetujuan
masyarakat untuk pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat
waktu pada informasi dimiliki dalam sumber daya dan
mandat yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat.
8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus
menggabungkan berbagai pendekatan yang
mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang
beragam, keyakinan, dan budaya dalam masyarakat.
9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus
dilaksanakan dengan cara yang paling meningkatkan
lingkungan fisik dan sosial.
10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi
kerahasiaan informasi yang dapat membawa
kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat
publik. Pengecualian harus dibenarkan
11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan
signifikan terhadap individu atau orang lain.
12. Lembaga kesehatan publik harus memastikan
kompetensi profesional karyawan mereka. Institusi
kesehatan umum dan karyawan mereka harus terlibat
dalam kolaborasi dan afiliasi dengan cara yang
membangun kepercayaan publik dan efektivitas
lembaga.
Kerangka kerja etika :
1. tujuan kesehatan masyarakat
2. efektifitas program dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas;
3. beban potensial program, termasuk risiko privasi dan
kerahasiaan, risiko atas kebebasan dan otonomi dan
risiko ke pengadilan.
4. beban minimal
5. pendekatan alternatif
6. dilaksanakan secara adil
Hubungan Dengan Klien :
• Program PHBS adl pendekatan terencana untuk
mencegah penyakit menular yang lain melalui
pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas.
• Program dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan
dan dilakukan masyarakat setempat dan
mengembangkan program berdasarkan informasi
tersebut
(Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan
Sejahtera).
• Program PHBS dilakukan secara profesional oleh individu

dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan


komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta
memahami tentang lingkungan dan mampu
melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan
informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut
dengan promosi kesehatan.
• Tenaga kesmas mampu mengambil bagian dalam

promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan


perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS.

• Tenaga kesmas mempunyai bekal yang cukup untuk

dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan


kepada masyarakat dimana mereka bekerja.
• Hubungan dengan klien merupakan pendekatan yang
bertujuan untuk bekerja sama dengan klien agar dapat
membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin
mereka ketahui dan lakukan, memilih dan membuat
keputusan sesuai dengan kepentingan serta keinginanya.

• Klien dianggap sejajar yakni mempunyai pengetahuan,


keterampilan dan kemampuan berkontribusi serta
mempunyai hak mutlak untuk mengontrol tujuan
kesehatan mereka sendiri.

• Sebagai contoh: isu anti-merokok, dengan adanya isu


tersebut masyarakat diharapkan dapat mengidentifikasi
apa yang ingin mereka ketahui dan kerjakan berkaitan
dengan isu tersebut dan sebagainya.
• Peran promotor kesehatan sebagai fasilitator untuk
membantu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan mereka, agar memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan masalah kesehatan yang
mereka temui.
Ewles dan simnett (1994 : 71-75 dalam Heri 2009) menyatakan
beberapa pertimbangan dalam hubungan dengan klien antara
lain :
1. Lebih baik berkonsultasi dengan klien ketika merencanakan
dan mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan
2. Promosi harga diri dan otonomi di antara kelompok-kelompok
klien merupakan prinsip mendasar dari semua praktik
promosi kesehatan.
3. Semua praktik promosi kesehatan harus mendorong sikap
saling menghargai tanpa memandang umur, kemampuan,
kecacatan, suku agama, gender, dan melawan diskriminasi
jika ada. Promotor kesehatan akan mendukung prinsip
pemberian kesempatan yang sama dan mengambil langkah
positif untuk mengurangi ketidakmerataan dalam kesehatan
atau pelayanan kesehatan.
Kepedulian Dengan Determinan Sosial Dan
Hubungannya Dengan Kesehatan :
• Perilaku adalah resultan antara stimulus (faktor eksternal)

dengan respons (faktor internal) dalam subjek atau orang


yang berperilaku tersebut.

• Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau

ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun


dari luar subjek.
• Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini

disebut determinan.

• Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering

menjadi acuan dalam penelitian – penelitian kesehatan


yaitu :

1. Teori Lawrence Green

2. Teori Snehandu B.Karr

3. Teori WHO
1. Teori Lawrence Green :
Ada 2 determinan masalah kesehatan yaitu
- Behavioral factor (faktor perilaku)
- Non Behavioral factor (faktor non perilaku)
ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :

predisposisi, yaitu faktor – faktor yang


a. Faktor – faktor
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan.
c. Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
2. Teori Snehandu B.Karr :
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak
sehubungan dengan objek atau stimulus diluar dirinya.
b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social
support)
c. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi –
informasi terkait dengan tindakan yang akan di ambil
oleh seseorang
d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk
mengambil keputusan
e. Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
3. Teori WHO :
Ada 4 determinan yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal
untuk bertindak atau berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau
pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung
untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk
terbentuknya perilaku seseorang.
Pertimbangan-pertimbangan Etis :
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja
menunda pelayanan atau informasi, dilihat dari status
pengetahuan sekarang yang dapat memberikan
manfaat kepada klien, mereka berusaha mengikuti
perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan
informasi yang dapat mereka akses kecuali atas
permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan
promosi kesehatan yang tidak kompoten bisa
kerjakan.
Perubahan Perilaku
• Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan
perilaku individu masyarakat, sehingga mereka
mengambil gaya hidup “ sehat “.
• Contohnya , mengajarkan orang bagaimana
menghentikan merokok, pendidikan tentang minum
alcohol “ wajar “, mendorong orang untuk melakukan
latihan olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang
baik dst.
• Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal
paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya sebagai
tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak
mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang
menguntungkan
Mubarak, Wahid Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Meika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori


dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

Novita Yesidkk, 2011, Promosi Kesehatan Dalam


Pelayanan Kebidanan, Jakarta, Salemba Medika.

WHO.1992 Pendidikan Kesehatan, Pedoman Pelayanan


Kesehatan Dasar, Bandung; Penerbit ITB dan
Penerbit Udayana.
Determinan dan perubahan perilaku

1. Asumsi determinan perilaku manusia

Pengetahuan
Pengalaman Persepsi
Keyakinan Sikap
Kehendak Perilaku
Fasilitas
Sosbud Motivasi
Niat
2. Teori-teori perubahan perilaku

a. Teori Stimulus Organisme Respons

(S-O-R)

Penyebab perub. Pl. bergantung pd kualitas


stimulus yg berkomunikasi dgn organisme
kualitas sumber komunikasi : kredibilitas,
kepemimpinan, gaya bicarasangat menentukan
keberhasilan perubahan pl.
Stimulus
Organisme
-Perhatian
--pengertian
--penerimaan

Reaksi
(perubahan sikap)

Reaksi
(perubahan praktek)
b.Teori Disonansi (dissonance theory) dr
Festingger

• Disonansi (ketidakseimbangan) terjd krn dlm


diri individu terdpt 2 elemen kognisi
(pengetahuan/pendapat/keyakinan) yg saling
bertentangan

• Bila individu menghadapi stimulus/obyek yg


menimbulkan pendapat/keyakinan yg
berbeda/bertentangan dlm diri individu
disonansi kognitif (diliputi ketegangan)
berusaha mencapai keseimbangan kembali
(konsonansi)
• Ketidakseimbangan perub. Pl
(keseimbangan)

c. Teori Fungsi
• Perub. Pl. bergantung pd kebut.
• Katz berasumsi :
1) Pl. memiliki fungsi instrumental memberi
layanan kebutuhan perilaku positif thd obyek
demi pemenuhan kebutuhan & sebaliknya.

2) Pl. berfungsi sbg defense mechanism


(pertahanan diri) thd lingk melindungi diri dr
ancaman
3) Perilaku berfungsi sebagai penerima dan
pemberi arti obyek selalu menyesuaikan diri
dgn lingk. melakukan pengambilan
keputusan thd stimulus/obyek scr spontan dan
dlm waktu singkat.

4) Perilaku berfungsi sbg nilai ekspresif dr diri


individu dlm menjawab suatu situasi berasal
dr konsep diri/pencerminan hati sanubari
• Teori ini berkeyakinan pl. mempunyai fungsi
menghadapi dunia luar & selalu menyesuaikan diri
dgn lingk sesuai kebutuhan

d. Teori Kurt Lewin


• Pl man adlh keadaan seimbang antara kekuatan-
kekuatan pendorong (driving forces) dgn kekuatan-
kekuatan penahan (restining forces)
• Pl dpt berubah bila terjd ketidakseimbangan antara
kedua kekuatan tsb.ada 3 kemungkinan :
1) Kekuatan pendorong meningkat
2) Kekuatan penahan menurun
3) Kekuatan pendorong meningkat,
Kekuatan penahan menurun
F.Bentuk – bentuk perubahan perilaku
menurut WHO :
1. Perub. Alamiah (natural change)
2. Perubahan terencana (planned change)
direncanakan oleh subyek
3. Kesediaan untuk berubah (readines to change)
tiap orang memiliki kesediaan untuk berubah
yg berbeda-beda meski kondisi sama.
G. Strategi perubahan perilaku
menurut WHO :
1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan
2. Pemberian informasi
3. Diskusi partisipasi
PERILAKU DAN PK
• Perilaku merupakan suatu bidang kajian yang multidisplin. Paling
tidak biologi, psikologi, sosioantropologi, dan humaniora terlibat
dalam kajian perilaku.
• Pengertian perilaku secara sederhana adalah keadaan jiwa
(berpendapat, berpikir, bersikap, dan bereaksi) untuk memberikan
respon thdp situasi yg ada diluar subyek.
• Bentuk operasional perilaku : (1) Cognitive, (2) Attitude, dan (3)
Psychomotor.
• Perilaku ada yang tampak (=overt behavior), dan ada yang tidak
tampak (=covert behavior).
• Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan yg sangat erat,
sehingga timbul suatu TRANSAKSI. (Lingkungan fisik alamiah dan
Lingkungan fisik buatan manusia)
• Selain faktor lingkungan, pembentukan dan perkembangan perilaku
dapat pula dipengaruhi faktor dari dalam diri manusia (faktor
kepribadian =personality)

Pengetahuan
Sikap
Pengalaman Keinginan
Keyakinan Kehendak
Sarana Fisik Keperluan
Emosi PERILAKU
Sarana sosio-
budaya Motivasi
Dsb. Religi
Persepsi,
Dsb.

Gambar : ILUSTRASI PEMBENTUKAN PERILAKU


• Hubungan Perilaku dan PK digambarkan Green (1980) sbb :

Faktor2 yang memudahkan Non kesehatan


(predisposing factors)
-Kebiasaan
-Kepercayaan Non perilaku Kesejah-
-Tradisi (non behavior) teraan
-Pengetahuan sikap, dsb

Kesehatan
Faktor2 yang memungkinkan
Pendidikan (enabling factors) Perilaku
Kesehatan -Ketersediaan fasilitas (behavior)
-Ketercapaian fasilitas

Faktor2 yang memperkuat


(reinforcing factors)
- Sikap dan perilaku petugas
kesehatan dll.
• Proses perubahan perilaku terjadi tidak saja pada
intrapersonal, tetapi juga interpersonal
• Lewin dg teori “unfreezing-to-refreezing”
mengemukkan 5 fase perubahan :

1. Fase pencairan :mulai mempertimbangkan penerimaan perubahan --


siap menerima perubahan
2. Fase diagnosa masalah : individu mengidentifikasi kekuatan pendukung
dan kekuatan penentang perubahan - menentukan arah perubahan
3. Fase penentuan tujuan : individu menentukan tujuan arah perubahan yg
diterimanya
4. Fase tingkah laku baru : individu mulai mencoba tingkah laku baru dan
membandingkan dengan perilaku sebelumnya.
5. Fase pembekuan : jika perubahan dianggap berguna, kemudian
diasimiliasikan menjadi tingkah laku permanen
Untuk mengefektifkan perubahan, LEWIN mengemukakan tiga cara :
1. Memperkuat driving force : gagasan pembaharuan digalakkan dengan
penerangan, penyuluhan, pendidikan, dan pembuatan perundangan
2. Mereduksi restraining force. : mengikutsertakan masyarakat dalam
kegiatan, sehingga melumpuhkan kekuatan penahan
3. Kombinasi kedua cara diatas.

Teori Adopsi dari Rogers dan Shoemaker :


Karena PK dalam usaha merubah perilaku pada dasarnya suatu usaha
inovasi, maka teori Rogers dapat juga menjelaskan proses perubahan
perilaku.
Lima Langkah Teori Rogers : (1) Awarness, (2) Interest, (3) Evaluation, (4)
Trial, dan (5) Adoption
Modifikasi teori Rogers, (1) Knowledge (2) Persuassion, (3) Decision, dan
(4) Confirmation
PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM
PENDIDIKAN KESEHATAN
• Belajar merupakan proses yang memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku
• Mnrt LEWIN, ada beberapa jenis perubahan yg terjadi
dalam proses belajar
1. Perubahan pd struktur kognitif (bertambahnya pengetahuan)
2. Perubahan motivasi ( lebih menyukai atau lebih tidk menyukai)
3. Perubahan dalam ideologi kelompok (menyangkut segi budaya)
4. Perubahan dalam kemampuan psikomotor (belajar bicara,
atau mengendalikan diri)

Dalam bidang kesehatan masyarakat, ada 3 macam situasi belajar yg perlu


Dilakukan oleh petugas kesehatan, yaitu :
1. Required program
2. Recommended program
3. Self directed program
Dalam proses belajar, kita harus memilih metoda belajar apa yg tepat
Dasar memilih metoda adalah :
1. Disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang direncanakan
2. Mempertimbangkan kemampuan si pendidik
3. Mempertimbangkan kemampun anak didik
4. Besarnya kelompok sasaran (kelas) pendidikan yg dituju
5. Disesuaikan dengan waktu yang tersedia
6. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia

Ceramah
Diskusi
Siaran
PANEL
Metoda Film
Group Study Metoda
Slide
didaktik Kaset
Role Playing Sokratik
Brain Storming
Booklet
Case Study,
Pamflet
Dsb
db
BEBERAPA METODA DALAM MENGUBAH PERILAKU

Metoda untuk merubah Metoda untuk merubah Metoda untuk merubah


PENGETAHUAN SIKAP PSIKOMOTOR

Ceramah
Role Playing Demonstrasi
Kuliah
Simulasi Workshop
Seminar
Pemutaran Film Experimen
Simposium
Presentasi A-V Pelatihan
Konferensi
Talk Show Group dynamics, dsb
Curah Pendapat
Diskusi kelompok
Panel diskusi
Brain Storming, dsb
Tugas baca
Wisata Karya
Konsultasi, dsb.
METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
a. Metode pendidikan individual
• Dasar pendekatan tiap orang punya masalah/alasan yg beda
sehubungan dgn penerimaan pl. baru
• Beberapa pendekatan :
1. Bimbingan & penyuluhan (Guidance
&Conseling)
• Kontak klien dgn petugas lebih intensif
• Setiap mslh dpt diteliti dan dibantu penyelesaiannya dgn suka rela,
kesadaran, penuh pengertian menerima/mengubah pl.
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
• Dalam konsep keilmuan, BP (=istilah aslinya GUIDANCE &
COUNCELLING) merupakan bagian bahasan dalam Ilmu
Pendidikan.
• Dalam konsep praktis, khususnya dalam usaha kesehatan
masyarakat, Pendidikan Kesehatan lebih dikenal sebagai usaha
penyuluhan. Bahkan yang lebih tragis, banyak tenaga kesehatan
mempunyai persepsi penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
kegiatan “ceramah” dihadapan sekelompok orang. Mispersepsi ini
merupakan salah satu penyebab gagalnya usaha pendidikan
kesehatan.
• Di Puskesmas umunya usaha penyuluhan lebih dikenal dari usaha
bimbingan. Bahkan usaha bimbingan tidak pernah dilakukan (karena
petunjuk teknisnya tidak dikenal !) Bimbingan lebih dikenal dalam
tugas kepegawaian daripada tugas program.
KONSEP BP
• Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yg diberikan kpd
individu atau sekelompok orang untuk menghindari kesulitan
kesehatan yg sedang dihadapinya agar dapat mencapai hidup
sehat yg sejahtera.
• Penyuluhan merupakan suatu proses hubungan orang dengan
orang lain utk meningkatkan pengertian dan kemampuan orang
yg dibantu dalam menghadapi masalah keksehatannya.
• Bimbingan mempunyai pengertian lebih luas dari penyuluhan, sedang
penyuluhan merupakan “important tool of guidance”.
• Tujuan BP merupakan bagian dalam usaha pelayanan kesehatan untuk
memperbaiki satatus kesehatan individu / kelompok masyarakat sasaran
melalui suatu proses perubahan perilaku.
• BP pd prinsipnya dilakukan secara khusus pada kelompok atau individu
yang bermasalah.
Bentuk komunikasi yg digunakan
Komunikasi antar pribadi
• Komunikator langs. Bertatap muka dengan
komunikan scr individu/kelompok.
• Pelengkap komunikasi massa penyuluhan &
konseling kesehatan
• Efektif bila memenuhi : empati, respek, jujur
• Metode komunikasi antar pribadi yg paling baik :
Konseling terjd dialog klien lebih terbuka (tak ada
orang ketiga)
• Proses konselingGATHER

G : Greet client warmly


A : Ask clients about themselves
T : Tell clients about their problems
H : Help clients solve their problems
E : Explain how to prevent to have the same
problems
R : Return to follow up
2. Wawancara
• Untuk menggali informasi mengapa klien tdk/blm menerima
perubahan
• Perlu penyuluhan lebih mendalam

b. Metode Pendidikan Kelompok


1)Kelompok besar (> 15 orang) : ceramah, seminar
2)Kelompok kecil (</= 15 orang):
- diskusi kelompok
- curah pendapat (brain storming)
- bola salju (snow balling)
- kelompok kecil (buzz group)
- memainkan peran (role playing)
- permainan simulasi
c. Metode Pendidikan Massa

• Cocok untuk menyampaikan pesan kes. pd masy.


• Pesan hrs dirancang agar dpt ditangkap oleh massa
• Untuk menggugah kesadaran masy. thd suatu inovasi
(belum pada perubahan perilaku)
• Metode-metode yg cocok :
1)ceramah umum (public speaking)
2)pidato /diskusi tentang kes. Melalui media elektronik
3)simulasi, dialog pasien dgn dokter/petugas kes tentang
suatu penya/mslh kes. Melalui media massa
4)sinetron yg bertema tentang kesehatan
5)tulisan di majalah/koran : artikel, tanya jawab,konsultasi
kesehatan & penyakit
6)Billboard,spanduk, poster
ALAT BANTU/MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN
• Alat bantu pendidikan alat yg digunakan dlm
menyampaikan bhn pendidikan/pembelajaran.
• Disusun berdsrkan prinsip pengetahuan yg
diterima/ditangkap mel. Pancaindrasemakin banyak
indra yg digunakan, semakin banyak & jls
pengertian/pengetahuan yg diperoleh
• Edgar dalealat bantu/peraga ada 11 macam &
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut :
1. kata-kata
2. tulisan
3. rekaman,radio
4. film
5. TV
4
5 6. kamera
6 7. field trip
7
8 8. demonstrasi
9 9. sandiwara
10
11 10. benda tiruan
11. benda asli
• Alat bantu/peraga sangat membantu penyuluhan
pesan dpt disampaikan lebih jelas dan
masyarakat sasaran lebih dpt menerima pesan
dengan jelas & tepat.

a.Macam-macam alat bantu pendidikan


1) Alat bantu lihat (visual aids) :membantu
menstimulasi indra penglihatan dlm proses
pendidikan/pembelajaranslide,
film,bagan,billboard,boneka,dsb
2) Alat bantu dengar (audio aids) : membantu
menstimulasi indra pendengar dlm proses
pendidikan/pembelajaran radio, kaset,CD
3) Alat bantu lihat-dengar (audio-visual aids): TV,
VCD
b. Media Pendidikan Kesehatan
• Saluran untuk meyampaikan informasi kes.
mempermudah penerimaan pesan kes.
• Bedsrkan fungsinya, media ada 3 macam :
1. Media cetak : booklet, leaflet,flyer
(selebaran),flip-chart, rubrik, poster, foto.
2. Media elektronik : TV, radio, VCD,film,slide
3. Media papan(billboard)
VISUALISASI KONDISI LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    maha Rani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    maha Rani
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    maha Rani
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    maha Rani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    Dokumen13 halaman
    Laporan Pendahuluan Halusinasi Seminar
    maha Rani
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • LP Psikososial MG1
    LP Psikososial MG1
    Dokumen41 halaman
    LP Psikososial MG1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat
  • HC 1
    HC 1
    Dokumen10 halaman
    HC 1
    fandika ilham nur pradana
    Belum ada peringkat