Fahrurrazi M. Happy Masrifan Norsarifah Nurbaiti.S Wusmiyatini
Fahrurrazi M. Happy Masrifan Norsarifah Nurbaiti.S Wusmiyatini
M. HAPPY
MASRIFAN
NORSARIFAH
NURBAITI.S
WUSMIYATINI
Tablet
A.TABLET (MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat
lain yang cocok.
Berikut adalah jenis-jenis tablet, berdasarkan cara penggunaan dan
tujuan penggunaannya:
1. Tablet Oral
adalah tablet yang biasa diminum bersamaan dengan air,
ditujukan pada pelepasan obat di saluran cerna. Tablet oral biasa
yang tanpa disalut akan mengalami pelepasan obat dilambung.
Selain itu juga ada Tablet Salut Selaput, merupakan tablet
yang disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak
larut dalam air, maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
Tujuannya adalah agar obat yang terkandung dalam tablet dalam
diabsorpsi secara perlahan-lahan, tidak sekaligus.
2. Tablet Sublingual dan Bukal
tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di bawah lidah
(sublingual), biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan tablet
kebanyakan, yaitu berbentuk datar.
Tablet ini juga merupakan tablet oral yang direncanakan larut
dalam kantung pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui
mukosa oral. Biasanya ditujukan untuk efek yang cepat, dan untuk
obat-obatan yang dapat dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit
obat yang diabsorbsi melalui saluran cerna.
3. Tablet Kunyah
Merupakan tablet segera hancur ketika dikunyah maupun
dibiarkan melarut dalam mulut. Biasanya tablet ini ditujukan
untuk anak-anak, memiliki rasa yang baik, dan biasanya
produknya berupa multivitamin.
4. Tablet Effervescent
Yaitu tablet berbuih yang mengandung garam effervescent atau
bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur dengan
air. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan
obat karena obat diberikan dalam bentuk larutan ketika akan
digunakan.
5. Implan atau pelet
Yaitu tablet dengan massa padat steril berukuran kecil,
berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa
eksipien).
Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam
tubuh (biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam
jangka waktu lama. biasanya digunakan pada obat-obatan
kontrasepsi.
A. Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet
terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons
atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan
tablet tergantung pada pembentukan Krista yang terbentuk
selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan
yang diberikan.
B. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal
yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan
bahan eksipien seperti :
- pengisi (memberi bentuk) : laktosa
- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran
cerna) : amylum gelatin, tragakan
- desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
1. Memperoleh aliran yang baik 1. Banyak tahap dalam proses produksi yang
2. Meningkatkan kompresibilitas harus divalidasi
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai 2. Biaya cukup tinggi
4. Mengontrol pelepasan 3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran panas tidak dapat dikerjakan
selama proses dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan
6. Distribusi keseragaman kandungan dengan pelarut non air.
7. Meningkatkan kecepatan disolusi
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat
granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya.
-Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
• Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
• Zat aktif susah mengalir .
• Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab .
- Keuntungan cara granulasi kering adalah:
• Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
• Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab .
• Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat. Kekurangan cara
granulasi kering adalah:
• Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
• Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
• Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang .
3. Metode Kempa Langsung
A B
25 mg atau kurang 15 30
.
26 mg 150 mg 10 20
151 mg 300 mg 15
7,5
5 10
b. Kekerasan
Ambil 20 tablet ukur kekerasan
menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata
rata dan SD nya. Persyaratan ukuran yang
didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal
10 kg/cm2.
c. Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan
ketebalanya menggunakan jangka sorong. Hitung
rata – rata dan SD nya. Persyaratan kecuali
dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal
tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50%
diameter.
d. Waktu Hancur
Ø Tablet biasa
- Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
- Yang diuji : 5 tablet
- syarat :
· Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
· Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit.
Ø Tablet salut enterik
- Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
- Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
Ø Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.
e. Keregasan Tablet
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet
secara umum, seperti :
1. Capping: pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
dari badan tablet
6. Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)