Anda di halaman 1dari 50

Case report session

Ulkus Kornea OS + Hipopion

Oleh
Parlia Lopa Sari
G1A218050

PEMBIMBING :
dr. Puji Lestari, Sp.M
Pendahuluan
Ulkus kornea merupakan keadaan
patologik kornea yang ditandai oleh
adanya infiltrat supuratif disertai defek
kornea bergaung, diskontinuitas jaringan
kornea dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.
Etiologi :
Trauma , pemakaian lensa kontak,
infeksi, dll.
Penyebab kebutaan ke II di
Indonesia

97% petani, nelayan dan


buruh mempunyai pravelensi
kekeruhan kornea tertinggi,

Prognosis ulkus kornea tergantung pada


tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikro
organisme penyebabnya, dan ada
tidaknya komplikasi yang timbul
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Prabu Salawangi, Kel. Kasang
Jaya, Jambi
Pekerjaan : Wiraswasta
Ke poli : 6 Agustus 2019
MRS Bangsal : 6 Agustus 2019
Operasi : 7 Agustus 2019
KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh nyeri pada mata kiri yang semakin memberat sejak ± 2 bulan
yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Sejak ± 1 tahun yang lalu pasien sering mengeluhkan mata kirinya berair kering, dan gatal,
pasien pun sering menggosok-gosok matanya. Untuk keluhannya pun pasien berobat ke RS
DKT dikatakan pasien didiagnosis keratitis oleeh dokter di RS tersebut, dan diberi obat salep
namun pasien lupa nama obatnya. Os pun rutin berobat semenjak itu.
• ± 4 bulan SMRS os mulai jenuh dengan pengobatan yang lama. Os pun membeli obat tetes
sendiri di apotik, nama obatnya “xitrol”. Os merasa agak enakan dan rutin mengkonsumsi
obat tetes tersebut
• ± 2 bulan SMRS os merasa matanya semakin kabur, dan tampak titik putih di tengah mata,
mata os juga merah, nyeri juga mulai dirasakan. Os pun berobat ke Theresia dan diberi obat.
• ± 1 Bulan SMRS mata os semakin parah, titik putih dimata semakin meluas, nyeri pada mata
semakin terasa, sehingga os pun agak susah untuk membuka mata, dan mulai ada sekret. Os
pun segera direncanakan operasi di theresia. Namun, saat pada hari operasi trombosit os
menurun. Sehingga operasi dibatalkan.
• ± 2 hari SMRS os Kontrol ulang ke poli RSUD raden mattaher untuk rencana operasi yang
tertunda. Keadaan mata os saat ini merah, titik putih tampak di tengah mata, nyeri sudah
berkurang, mata merah dan ada sedikit pus.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

± 2 tahun
yang lalu

• ± 2 tahun yang lalu pasien sering haus, mudah lapar dan sering buang air kecil
• Sering kebas pada kedua kaki
• Luka tidak sembuh > 2minggu
• Dibawa ke DKT, didiagnosis kencing manis dan darah tinggi, tidak mengkonsumsi
obat setelah obat habis
RIWAYAT PENYAKIT
Insert the title of your subtitle Here

Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga


01 - Riwayat mengalami keluhan serupa 02 - Tidak ada keluarga yang menderita
atau menderita penyakit mata (+) keluhan yang sama seperti pasien.
keratitis. - Riwayat hipertensi dan diabetes
- Riwayat menggunakan lensa kontak melitus pada keluarga disangkal
disangkal
- Riwayat alergi, diabetes melitus, asma,
hipertensi disangkal
- Riwayat trauma pada daerah mata (-).

Riwayat sosial ekonomi


03 • Pasien sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta di swalayan dan pasien berobat menggunakan BPJS. Kesan
sosial ekonomi pasien cukup.
• Keadaan gizi cukup
Penyakit Sistemik

Penyakit Sistemik
Trac. Respiratorius : Tidak ada keluhan
Trac. Digestivus : Tidak ada keluhan
Kardiovaskuler : Tidak ada keluhan
Endokrin : Tidak ada keluhan
Neurologi : Tidak ada keluhan
THT : Tidak ada keluhan
Kulit : Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Oftalmologikus

Pemeriksaan Visus dan Refraksi

OD OS

Visus : 6/6 Visus : 1/60


Continue

Muscle Balance

Kedudukan bola mata Ortoforia Ortoforia

Pergerakan bola mata

Duksi : baik
Duksi : baik
Versi : baik
Versi : baik
PEMERIKSAAN EKSTERNAL

OD OS

a. Diskontinuitas jaringan (+)


b. Pus (+)
Mata tampak normal c. Injeksi Siliar
d. Injeksi Konjungtiva
Palpebra superior Palpebra superior
Edema (-), hiperemis (-), Edema (+), hiperemis (-),
sekret mukopurulen (-) sekret mukopurulen (-)
PEMERIKSAAN EKSTERNAL

Palpebra inferior Palpebra inferior


Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
sekret mukopurulen (-) sekret mukopurulen (-)
Cilia Cilia
Trikiasis (-), distikiasis (-) Trikiasis (-), distikiasis (-)
Ap. lacrimalis Ap. lacrimalis
Pembengkakan kelj. dan sakus Pembengkakan kelj. dan sakus
lakrimal (-), hiperemis punktum lakrimal (-), hiperemis punktum
lakrimal sup et inf (-), pus (-) lakrimal sup et inf (-), pus (-)
PEMERIKSAAN EKSTERNAL
Conjungtiva tarsus superior Conjungtiva tarsus superior
Hiperemis (-), edem (-) Hiperemis (+), edem (+)
Conjungtiva tarsus inferior Conjungtiva tarsus inferior
Hiperemis (-), edem (-) Hiperemis (+), edem (+)
Conjungtiva bulbi Conjungtiva bulbi
Injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (- Injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar
), hiperemis (-), edem (-) (+), hiperemis (-), edem (+),
Kornea Kornea
Jernih Keruh, diskontinuitas jaringan (+) di
sentral, batas tidak tegas,ukuran
diameter 5 mm
Funduskopi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Visual Field
Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
PEMERIKSAAN EKSTERNAL

COA COA
Kedalaman sedang, pus (-), darah Kedalaman sulit dinilai, pus (+)
(-) diameter 5 mm, darah (-)
Pupil Pupil
Bulat, isokor, diameter 3 mm, Bentuk, ukuran, reflek pupil direct
refleks pupil direct dan indirect dan indirect sulit dinilai
(+),
Iris Iris
Warna Coklat, kripta jelas Tidak dapat dinilai

Lensa : jernih Lensa : sulit dinilai


Pemeriksaan Umum
Tinggi badan 165 cm
Berat badan 60 kg
Tekanan darah 110/80 mmHg
Nadi 85 kali/menit
Suhu 36,80C
Pernapasan 20 kali/menit
Kerdiovaskuler Funduskopi
Visual Field Tidak ada keluhan
SamaTidak
dengan
Traktus gastrointestinal dilakukan
pemeriksa SamaTidak
dengan
Tidakdilakukan
pemeriksa
ada keluhan
Paru-paru Tidak ada keluhan
Neurologi Tidak ada keluhan
Diagnosis

Diagnosis

Diagnosis : Ulkus Kornea Sentral OS ec.


Susp Bakteri + Hipopion OS

Diagnosis Banding

Ulkus Kornea Sentral OS ec. Bakteri + Hipopion OS


Ulkus Kornea Sentral OS ec. Virus + Hipopion OS
Ulkus Kornea Sentral OS ec. Fungi + Hipopion OS
PEMERIKSAAN ANJURAN

- Pemeriksaan dengan slitlamp


- Hapusan langsung atau kultur (Pewarnaan Gram, Giemsa,
Pemeriksaan KOH)
- Tes Fluoresen
- Kultur Sekret
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI

Diet DM
BBI = 90%x(165-100)x 1kg
BBI = 58,5 kg
• Puasa Laki-laki = 58,5 kg x 30
= 1755 kalori
• Istirahat dan tirah baring Penyesuaian =
• Pantau glukosa plasma per jam Usia 51 = - 5% x kalori total
Bed rest = + 10% x kalori total
• Pantau TTV dan KU Kalori total = 1842 kalori
• Cek elektrolit berkala Diet DM B2
Karbohidrat = 74% x kalori total
• Cek urinalisis berkala = 1363 kalori
• Edukasi = 340 gram
Lemak = 20% x kalori total
= 368 kalori
= 40 gram
Protein = 6% x kalori total / 0,6gr/kgbb/hari
=110 kalori
= 27,5 gr / 35,4 gr/hari
Serat = ± 25 gr/hari
TATALAKSANA
FARMAKOLOGI

•IVFD RL + drip Ketorolac 1 amp 20 gtt/menit


•Ceftriaxone 1 x 1 gr IV
•Ranitidine 2 x 50 mg IV
•Chloramfenicol ED 3 x 1 OS
•Moxifloxacin HCL 0,5% 8x1 tts OS
•Natamycin 4 x 1 tts OS
•Atropin Sulfat Eye Drops 0,5% 2 x 1 tts OS
Edukasi
FARMAKOLOGI

 Jaga kebersihan mata


 Hindari menggosok-gosok mata
PROGNOSIS

Quo Vitam : Dubia ad bonam


Quo Functionam : Dubia ad malam
Quo Sanactionam : Dubia ad malam
ANATOMI KORNEA

Kornea
•Jaringan transparan
•tebal 0,54 mm di tengah
•0,65 mm di tepi
•Diameter11,5 mm
•Avaskuler
•Lensa cembung dengan daya refraksi sebesar
+ 43 dioptri
LAPISAN KORNEA
ULKUS KORNEA
Hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea,
ditandai dgn infiltrat
supuratif disertai defek
kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan
ETIOLOGI
Non Sistem
Infeksi
Infeksi Imun
ETIOLOGI
Non Sistem
Infeksi
Infeksi Imun

Bakteri Jamur

Virus Amoeba
ETIOLOGI
Non Sistem
Infeksi Infeksi Imun

•Bahan kimia
•Radiasi dan suhu
•Lensa kontak
•Defisiensi vitamin A
•Pajanan
•Obat
•Neurotropik
ETIOLOGI
Non Sistem
Infeksi
Infeksi Imun

SLE

Rheumathoid arthritis
KLASIFIKASI ULKUS KORNEA

Sentral Perifer
Pneumokokkus,
streptokokus
Bakterialis
Pseudomonas,
Staphylococcus

Candida,
Fungi
ULKUS KORNEA Aspergillus
SENTRAL

HSV
Virus
HZV

Amoeba Acanthamoeba
Ulkus Kornea Perifer
•Ulkus Marginal
•Ulkus Mooren
•Ulkus Ulcerring
GEJALA KLINIS

SUBJEKTIF

OBJEKTIF

• Injeksi silier
• Diskontiunitas
• Infiltrat
• Hipopion
PEMERIKSAAN FISIK

Visus
• < 6/6

TIO
• Bila berat, bisa
meningkat
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Palpebra
• Kadang bengkak
Konjungtiva
• PCVI (+)
• CVI (-)
Kornea
• Infiltrat
• Kornea edem
• Hilangnya jaringan kornea
• Flouresence (+)
• Sensibilitas Kornea (+/-)
Iris
• Dapat terjadi iritis
PEMERIKSAAN SLIT LAMP

Tampak sel atau flare dan debris


Menghilangnya epitel kornea
Edem stroma
Hipopion, hifema, dan sinekia posterior dan bisa
menentukan drajat keparahan ulkus
DERAJAT ULKUS KORNEA

Karakteristik Ringan Sedang Berat

Ukuran Ulkus (mm) <2 2-5 >5


Kedalaman Ulkus (%) < 20 20-50 > 50
Infiltrat Dense, superfisial, Dense, meluas ke Dense, meluas lebih
terbatas pada mid stroma dalam dari mid
dasar ulkus Tidak terlibat stroma hingga
mencapai sclera
Sklera Tidak terlibat Mungkin terlibat
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis fisik

Pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan Gram
Kultur
KOH TERAPI
Uji Fluoresin
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Gram
• Kultur
• KOH
• Flouresence
TATALAKSANA

Edukasi Medikamentosa

Operatif
MEDIKAMENTOSA

Sulfa
Skopolamin Analgesik
Atropin

Antibiotik Anti fungi Anti viral


KOMPLIKASI

Perforasi Sikatrik
kornea kornea

katarak Glaukoma
PEMBAHASAN
Nyeri pada mata kiri,riwayat sering
menggosok mata,nyeri bertambah jika
Anamnesis terkena cahaya dan saat membuka mata
dan menggerakkan bola mata, mata berair
(+), pandangan mata kabur,mata merah
(+),sukar membuka kelopak mata, gatal (+)

Palpebra Sup et Inf: Edema (+),Hiperemis


Pemeriksaan (+),Sekret mukopurulen (-).
Eksternal Conj. Tarsus Sup et Inf: Edema (+),Hiperemis
(+),Papil (-),folikel(-).
Conj.Bulbi : Edem (+),Hiperemis (-),Injeksi siliar
(+),Injeksi Konjungtiva (+).
Kornea : Keruh, diskontinuitas jaringan (+) di
sentral. Batas tidak tegas , ukuran diameter
5mm
COA : Kedalaman sulit dinilai, hipopion (+) 5
mm, hifema (-)
 Usulan pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan
dengan slitlamp, pengecatan gram, giemsa, KOH, kultur
dan tes sensitivitas. Hal ini dilakukan untuk
membedakan penyebab dari ulkus kornea tersebut
sehingga dapat membantu pemilihan terapi yang
adekuat.
 Terapi medikamentosa berfungsi sebagai suportif dan
mengurangi symptom yang ada.
 Adapun indikasi dilakukan terapi Flap Konjungtiva
adalah situasi dimana terapi medis atau bedah mungkin
gagal, kerusakan epitel berulang dan stroma ulserasi.
Tujuan dari flap konjungtiva adalah mengembalikan
integritas permukaan kornea yang terganggu dan
memberikan metabolisme serta dukungan mekanik
untuk penyembuhan kornea.
 Flap konjungtiva bertindak sebagai patch biologis,
memberikan pasokan nutrisi dan imunologi oleh
jaringan ikat vaskularnya.
PEMBAHASAN

Ulkus Kornea OS + Hipopion OS

• Penatalaksanaan sudah sesuai dengan yang seharusnya


diberikan, yaitu dilakukan pengobatan medikamentosa, yg
dilanjutkan dg terapi operatif berupa Flap Konjungtiva pada 6
agustus 2019
 Prognosis pada kasus ini adalah buruk sebab kornea
sebagai salah satu media refraksi telah mengalami defek
dan untuk reepitelisasi masih dibutuhkan waktu.
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan,
jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas
memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena
jaringan kornea bersifat avaskular.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai