Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
Oleh:
M. Fadlillah Al Fitrah 04084821921110
Pembimbing:
dr. Henri Azis, Sp.A., M.Kes.
OUTLINE
1 PENDAHULUAN
2 STATUS PASIEN
3 TINJAUAN PUSTAKA
4 ANALISIS KASUS
5 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
II. ANAMNESIS (Alloanamnesis diberikan oleh Ayah dan Ibu kandung pasien)
Tanggal : 6 Agustus 2019
Keluhan utama : Sembab pada seluruh tubuh
Keluhan tambahan : -
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 4 bulan SMRS, anak mengeluh sembab pada seluruh tubuh, sembab baru
pertama kali dialami. Sembab muncul pada saat bangun tidur. Demam
tidak ada, kuning tidak ada, sesak nafas tidak ada, mual muntah tidak
ada, BAB cair tidak ada, nyeri sendi tidak ada, nafsu makan menurun
tidak ada. Pasien dibawa berobat dan diberi obat Metilprednisolon dengan
dosis @4mg 2:2:1 setiap harinya. Anak rutin konsumsi obat. Sembab
berkurang setelah 3 bulan pengobatan. Dosis metilprednisolon dikatakan
sudah mulai diturunkan menjadi 1:1:1.
± 2 minggu SMRS, sembab muncul kembali. Sembab di
seluruh tubuh, sembab pertama muncul pada muka,
sembab muncul saat bangun tidur. Pucat (-), nyeri
kepala (-), batuk pilek (-), sesak nafas (-), nyeri saat
menelan (-), ruam kulit (-). BAK sedikit (2x/hari), ±3
sendok sekali BAK, urin berwarna kuning keruh. Pasien
kemudian dibawa ke RSUD Lahat, didapatkan hasil
laboratorium Kolesterol total: 634, Albumin:1,5 dan
hasil pemeriksaan urin rutin didapatkan glukosa (-),
protein: +3,bilirubin (-), urobilinogen (-), pH: 6,5,
darah: +2, keton (-), warna kuning keruh, eritrosit: 2-
3/lpb, leukosit 2-3/lpb, sel epitel +3/lpb, silinder -
3/lpb. Pasien dirujuk ke RSUD HM Rabain Muara Enim.
Riwayat Penyakit Dahulu
-Riwayat sembab pada seluruh tubuh 4 bulan lalu.
-Riwayat darah tinggi disangkal.
-Riwayat sakit jantung bawaan sebelumnya disangkal.
-Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal.
-Riwayat sakit tenggorokan sebelumnya disangkal.
-Riwayat ruam kulit sebelumnya disangkal.
DIAGNOSIS BANDING
1. Sindroma Nefrotik Dependen Steroid
2. Sindroma Nefritik Akut
DIAGNOSIS KERJA
Sindroma Nefrotik Dependen Steroid
PENATALAKSANAAN
•Non farmakologis :
•-Pengaturan diet rendah garam (1-2 gr/hari) selama edema atau selama
mendapat terapi steroid.
•-Diet protein sesuai kebutuhan RDA (1 gr/kgBB/hari)
•Farmakologis :
•-IVFD Kaen IA gtt x/m
•-Furosemid 2 x 40 mg IV
•-Albumin 25% 75 ml IV
•-Spironolactone 2 x 50 mg PO
•-Metilprednisolon @4mg 2 – 2 – 1 tab PO
•Monitoring
•-Tanda vital (tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh)
•-Asupan nutrisi (jumlah yang habis dan toleransi anak)
•-Diet rendah garam
•Ukur lingkar perut setiap hari
Edukasi
1)Memberi informasi pada keluarga bahwa dapat terjadi
komplikasi yang berhubungan dengan sindrom nefrotik.
2)Membantu anak menjaga asupan nutrisi yang baik.
3)Mengajak kerja sama kepada keluarga untuk rajin kontrol
kesehatan anak pasca perawatan (sebaiknya tiap minggu, tapi
bila tidak memungkinan diharapkan pada minggu ke-4 untuk
monitoring penggunaan dan dosis steroid)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP (10 Juli 2019)
O
Sensorium: compos P
mentis Non farmakologis :
TD: 110/60 mmHg; -Monitor keadaan umum,
N: 94 x/menit; RR tanda-tanda vital
:22x/menit A -Tirah baring
-Cek ulang darah tepi
S T: 36,6oC
lengkap, urinalisa, albumin
Kepala: edema
Sindroma Farmakologis :
palpebra (+)
Sembab di seluruh Thoraks: dbn Nefrotik -Injeksi Furosemid 2 x 40
mg IV
tubuh dan wajah (+) Pulmo: dbn Dependen -Albumin 25% 75 ml (2)
Cor: dbn Steroid -Spironolactone 2 x 50 mg
Abdomen: shifting PO
dullness (+) Metilprednisolon @4mg 2 -
Ekstremitas: 2 - 1 tab PO
edema pretibial
(+/+)
FOLLOW UP (10 Juli 2019)
O
Sensorium: compos P
mentis Non farmakologis :
TD: 100/60 mmHg; -Monitor keadaan umum,
N: 111 x/menit; RR tanda-tanda vital
:24x/menit A -Tirah baring
-Cek ulang darah tepi
S T: 36,9oC
lengkap, urinalisa, albumin
Kepala: edema
Sindroma Farmakologis :
palpebra (+)
Sembab di seluruh Thoraks: dbn Nefrotik -Injeksi Furosemid 2 x 40
mg IV
tubuh dan wajah (+) Pulmo: dbn Dependen -Albumin 25% 75 ml (2)
Cor: dbn Steroid -Spironolactone 2 x 50 mg
Abdomen: shifting PO
dullness (+) Metilprednisolon @4mg 2 -
Ekstremitas: 2 - 1 tab PO
edema pretibial
(+/+)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi&Histologi
Ginjal merupakan alat tubuh yang strukturnya amat rumit, berperan penting
dalam pengelolaan berbagai faal utama tubuh. Beberapa fungsi ginjal:
Regulasi volume dan osmolalitas cairan tubuh
Regulasi keseimbangan elektrolit
Regulasi keseimbangan asam basa
Ekskresi produk metabolit dan substansi asing
Fungsi endokrin
Partisipasi dalam eritropoiesis
pengatur tekanan arteri
Pengaturan produksi 1,25-dihidroksi vitamin D3
Definisi
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Edema
Hiperkolesterolemia
Penegakan Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
• Tentukan adanya • keadaan umum Penunjang
edema • Edema • Urinalisis/biakan
• gangguan pada urin • Asites urin
• onset terjadinya • efusi pleura • Protein urin
gejala • Anemia kuantitatif
• Cari gejalanya • kelainan jantung • Pemeriksaan
• Cari faktor • Menghitung balance darah (Darah tepi
penyebab cairan lengkap)
• Cari komplikasi • Albumin dan
(hipotensi, syok, kolesterol serum
hipertensi, • Ureum, kreatinin,
thrombosis, dan klirens
infeksi, gagal kreatinin
Tatalaksana
Tatalakasana umum:
Pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik, seperti
lupus eritematosus sistemik dan purpura Henoch-Schonlein.
Pencarian fokus infeksi
Sebelum melakukan terapi dengan steroid perlu dilakukan eradikasi pada setiap
infeksi, seperti infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun infeksi karena kecacingan.
Pemeriksaan uji Mantoux
Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika edema anasarka, dispneu,
hipertensi dianjurkan tirah baring.
Dietetik
Protein normal sesuai RDA yaitu 2 g/kg/hari
Rendah garam (1-2 g/hari) selama edema/ mendapat terapi steroid
Pengaturan Calran
Bila dijumpai edema berat dan oliguria: retriksi cairan 30 ml/kgBB/hari (bila
belum dapat dihitung output cairan)
Bila dijumpai edema berat tanpa oliguria: retriksi cairan ¾ dan berat badan saat
pertama kali dirawat.
Diuretika
Tatalaksana Hipoalbuminemia
Diberi bila SN+hipovolemi (kadar albumin ≤ 1,5 gr/dl), berikan
infus albumin 20-25 % 1 g/kgBB atau plasma sebanyak 15-20
ml/kgBB dalam 1-2 jam.
Pengobatan kortikosteroid
Terapi Inisial