Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN ILMU BEDAH REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

REVISED TRAUMA SCORE (RTS)

Disusun Oleh :
CHRISTA GISELLA PIRSOUW
(2018-84-048)

PEMBIMBING
dr. Jacky Tuamelly, Sp.B (K) Trauma, FICS, FINACS

KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
Pendahuluan

Studi berbasis populasi  kejadian Faktor risiko terbesar pengembangan


kumulatif fistula perianal pada CD 23% - fistula perianal  penyakit pada colon
38% dan dubur

Gejala utama  rasa sakit yang terkait Tujuan pengobatan fistula perianal pada
dengan pembengkakan perianal dan CD  mencegah komplikasi septik dan
demam pengurangan discharge fistula.
Etiologi dan Patogenesis

Etiologi fistula perianal pada CD masih belum jelas

Fistula berasal dari defek epitel yang disebabkan oleh peradangan

Migrasi sel epitel usus  mengalami konversi menjadi sel mesenchymal

Pada permukaan dalam saluran fistula  sel epitel usus mengalami


transformasi menjadi sel transisional yang membuka saluran fistula
Klasifikasi Fistula Perianal

Superfisial Intersphincteric Transphincteric

Suprasphincteric Extrasphincteric

• Amerika Gastroenterological Association (AGA)  Kompleks & Simple


• Skor PDAI  termasuk 5 elemen : discharge fistula, nyeri dan pembatasan
aktivitas, pembatasan aktivitas seksual, jenis penyakit perianal, derajat
indurasi.
Diagnosis & Imaging
Examination under Transcutaneous
Endoanal ultrasound
Pelvic MRI perineal ultrasound
anesthesia (EUA) (EUS)
(TPUS)
• Akurasi 90% • Sensitivitas & • Frekuensi tinggi • Penilaian awal dan
spesifisitas 95% (5-16 MHz)  tindak lanjut dari
• Menilai klasifikasi visualisasi semua beberapa kasus
fistula, adanya struktur sphincter perianal CD
sekunder saluran • Terbatas dalam
fistula, abses mengidentifikasi
abses dalam

Schwartz et al  Akurasi EUS, MRI dan EUA masing-masing 91%, 87%, dan 91% 
kombinasi meningkatkan akurasi hingga 100%
Medical Treatment
• Ciprofloxacin dan metronidazole  lini 1
• Respon klinis baik stlh 6-8mgg pengobatan, tetapi sering
berulang gejala
Antibiotik • Kombinasi abx dan azathioprine lebih baik

• Sebagian besar pasien yang merespons siklosporin, namun,


sebagian besar kambuh ketika oral siklosporin dihentikan.
Imunosupresor

• Mekanisme kerja agen anti-TNF-α masih belum diketahui


• Uji coba terkontrol plasebo pertama dengan infliximab 
Anti tumor necrosis 55% dan 38% pasien yang menerima masing-masing 5 mg
dan 10 mg infliximab per kg memiliki penutupan semua
factor alpha agents fistula, dibandingkan dengan 13% dari kelompok plasebo,
dengan durasi 3 bulan.

• Pedoman Diterbitkan Eropa 2010 mengusulkan Thiopurines dengan antibiotik, dalam kombinasi dengan bedah, terapi
sebagai terapi lini pertama, dan anti-TNF-α agen sebagai obat lini kedua.
Pembedahan
Fistulektomi dan fistulotomi

Seton non-cutting
• Efektif untuk fistula perianal kompleks pada CD
• Hasil yang lebih baik dikombinasikan dengan infliximab
• Optimal terapi sebelum terapi anti TNF-a  menghindari
komplikasi sepsis

Operasi reparative

Fibrin glue

Protektomi dengan stoma permanen


Kesimpulan
 Perawatan medis kombinasi dan bedah diperlukan untuk mengobati fistul perianal
pada CD
 proctosigmoidoskopi, MRI, EUS dan EUA, drainase sepsis lokal  lini 1
pendekatan sebelum pengobatan lain
 Manajemen fistula perianal kompleks CD  penempatan seton non-cutting dan
kombinasi dengan antibiotik dan tiopurin
 Pilihan anti-TNF-α agen sebagai pengobatan lini 1 pada fistula perianal kompleks
CD
 Modalitas pengobatan topikal baru, termasuk penggunaan glue, plug dan injeksi
stem sel, sedang dalam evaluasi

Anda mungkin juga menyukai