Anda di halaman 1dari 32

TERMODINAMIKA KIMIA

Ketika seseorang
melakukan aktifitas,
seperti olah raga,
maka glukosa atau
karbohidrat dalam
tubuhnya akan
bereaksi dengan
(dibakar oleh)
oksigen menjadi air
(keringat) dan gas
karbon dioksida
untuk menghasilkan
energi gerak (kerja)
kembali.

C6H12O6 + 6O2 ——> 12H2O + 6CO2 + energi


Proses terjadinya
hujan adalah
merupakan
contoh perubahan
fisika dari air
menjadi uap air
dengan adanya
energi , yang
kemudian
mengembun
menjadi air
kembali.
Hujan merupakan
proses yang
sangat penting
bagi
pendistribusian
H20 (cair) + energi ↔ H20 (uap) air di muka bumi.
 Termodinamika kimia adalah bidang kimia yang mempelajari
perubahan energi, biasanya dalam bentuk panas atau heat
(thermal), yang menyertai perubahan fisika dan atau kimia.
dari suatu sistem dan lingkungan.

• Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi objek


pengamatan dan lingkungan adalah bagian dari alam semesta
diluar objek pengamatan.

 Setiap perubahan fisika dan atau kimia pasti membutuhkan energi


(perubahan endotermis) atau melepaskan energi (perubahan
eksotermis)

 Terdapat 4 (empat) hukum yang mendasari termodinamika kimia,


yaitu;
 Hukum ke nol
 Hukum ke satu
 Hukum ke dua
 Hukum ke tiga
Hukum ke nol
Jika dua benda dengan temperatur berbeda saling
bersentuhan maka temperatur kedua benda akan
berubah sehingga temperatur akhir keduanya menjadi
sama sehingga keduanya dikatakan telah mencapai
keadaan kesetimbangan termal.
• Benda dengan temperatur lebih tinggi memiliki energi
termal lebih besar dibandingkan benda dengan
temperatur lebih rendah.
• Sebagai contoh, menurut teori kinetika gas bahwa energi
kinetika rata-rata gas pada temperatur T adalah (3/2)RT
dimana R adalah tetapan gas ideal dan T adalah
temperatur mutlak.
• Alam semesta adalah sebuah sistem yang sangat
komplek yang mengandung banyak subsistem dan di
antara subsistem dibatasi oleh “dinding-dinding”
diatermis, yakni dinding yang mampu menghantarkan
panas. Setiap subsistem di alam memiliki energi termal
yang berbeda-beda dan dinding diatermis antar
subsistem merupakan daerah antarmuka yang berusaha
menjaga kesetimbangan termal antar subsistem yang
berdampingan secara langsung.

• Contoh dinding diatermis alamiah adalah kulit manusia,


permukaan bumi, permukaan laut, udara perbatasan di
antara wilayah dengan iklim yang berbeda dll.
Seseorang akan merasakan
kedinginan ketika berada di
lingkungan dengan temperatur lebih
rendah dibandingkan temperatur
tubuhnya karena energi termal dari
tubuhnya mengalir ke lingkungan.

Untuk menjaga agar temperatur tubuh


tetap normal maka tubuh akan
membakar cadangan karbohidrat dalam
tubuh dan menghasilkan energi.
Akibatnya, muncul rasa lapar.

Jika cadangan karbohidrat dalam tubuh


habis dan tak ada makanan yang masuk
ke dalam tubuh maka temperatur tubuh
akan turun hingga sama dengan suhu
lingkungan.Akibatnya, manusia bisa
meninggal karena kedinginan.
Orang sakit, ketika
temperatur tubuhnya naik
di atas temperatur orang
sehat maka dia akan
merasakan kedinginan
atau demam karena
perbedaan yang cukup
besar antara temperatur
tubuhnya dengan
temperatur lingkungan.
Ole karena itu, perbedaan
temperatur tersebut harus
diturunkan dengan
menurunkan temperatur
Prinsip kerja obat penurun panas tubuh si sakit, semisal
adalah terjadinya reaksi kimia obat dengan memberi obat
dengan cara menyerap energi termal penurun panas.
(panas) yang dihasilkan oleh tubuh
orang sakit.
Sifat energi dan jenis-jenis energi
Energi: kemampuan untuk melakukan kerja
Kerja : perubahan energi yang langsung dihasilkan oleh
suatu proses . (kerja sebagai “gaya x jarak”).
Semua bentuk energi mampu melakukan kerja, artinya
mampu memberikan suatu gaya di sepanjang jarak tertentu.
Energi kinetik : energi yang dihasailkan oleh benda bergerak.
Energi radiasi : atau energi matahari, berasal dari matahari
dan menjadi sumber energi utama di bumi.
Energi termal : energi yang berhubungan dengan gerak acak
molekul atau atom.
Energi kimia : energi yang tersimpan dalam satuan struktur
zat kimia. Besarnya ditentukan oleh jenis dan
susunan atom penyusunnya..
Energi potensial : energi yang tersedia akibat posisi benda.
Misalnya ketinggian.
Energi kimia dapat dianggap sebagai energi potensial,
karena berkaitan dengan letak relatif dan susunan atom
atom dalam zat.

Semua bentuk energi pada prinsipnya dapat diubah


dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Sebutkan!
Perubahan energi dalam reaksi kimia

Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan/


melepaskan energi, umumnya dalam bentuk kalor.

Kalor (heat): perpindahan energi termal antara dua benda


yang suhunya berbeda. Ada istilah “ aliran kalor” dari benda
panas ke benda dingin, sehingga ada istilah ‘kalor diserap”
atau “ kalor dilepaskan”

Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai


reaksi kimia disebut Termokimia.
Untuk mempelajari perubahan energi yang berkaitan
dengan reaksi kimia, maka harus didefinisikan dulu istilah
SISTEM dan LINGKUNGAN
1. Sistem adalah obyek yang yang menjadi pusat
pengamatan dan lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada di sekitar obyek
pengamatan.
2. Antara sistem dan lingkungan terdapat “dinding
pembatas” yang akan mengatur interaksi antara
sistem dan lingkungan, baik berupa perpindahan
materi (material transfer) maupun perpindahan
energi panas (heat transfer).
Ada 3 macam “dinding pembatas “ antara sistem dan
lingkungan :

bersifat terbuka (gb.a) : terjadi perpindahan materi dan energi


panas antara sistem dan lingkungan sehingga sistem disebut sebagai
sistem terbuka (open system).

bersifat diatermis (gb.b) : Hanya terjadi perpindahan panas antara


sistem dan lingkungan tetapi tidak terjadi perpindahan materi di antara
keduanya sehingga sistem disebut sebagai sistem tertutup (closed
system).
bersifat adiabatis (gb.c) : Tidak terjadi perpindahan materi dan
energi antara sistem dan lingkungan sehingga sistem disebut sebagai
sitem terisolasi (isolated system)
Kerja dan Kalor
Kerja : gaya F dikalikan dengan jarak d.
w=Fxd
Dalam termodinamika, kerja punya arti luas yaitu:
Kerja mekanis (mobil derek menarik mobil mogok
Kerja listrik (baterai menyediakan elektron untuk bola lampu).
Tetapi disini akan lebih banyak dibahas kerja mekanis.
Contoh kerja mekanis : pemuaian gas.
Dianggap suatu gas berada dalam tabung yang tertutup
piston yang dapat bergerak.
Jika sebuah pompa ber tekanan dalam Pd lebih besar dari
tekanan luar Pl, maka piston akan bergerak ke arah luar
sampai kedua tekanan itu sama.
Peristiwa ini disebut EKSPANSI, karena terjadi penambahan
volume (V2 > V1 )  disebut kerja volum.
Nilai bergantung pada penambahan volum dan tekanan udara
luar.
w = P (ΔV)
Dengan w = kerja (L.atm), Pl = tekanan udara luar (atm)
dan ΔV = penambahan volum (L).
Jika penambahan volume 1 L dan tekanan udara luar 1
atm, maka besarnya kerja disebut 1 L.atm. ( 1 Latm =
101,325 J)
jika persamaan w = P (ΔV), diturunkan dari fakta bahwa
tekanan x volume dapat dinyatakan dengan (gaya / luas ) x
volume , yaitu:
P x V=(F/d2) x d3 = Fd=w

Kalor.
Adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi,
dan dapat pindah dari satu tempat lain.
Jika suatu sistem mempunyai dinding diatermal dan
suhunya lebih tinggi dari lingkungan maka kalor akan
keluar sistem, dan sebaliknya kalor akan mengalir ke
sistem.
Perpindahan kalor dapat terjadi secara Radiasi, Konveksi
dan Konduksi.

Radiasi : energi gerakan foton berupa gelombang


elektromagnet. ( mengalirnya sinar matahari ke bumi)

Konveksi : energi gerakan partikel materi ( aliran molekul


gas atau cairan dari satu tempat ke tempat lain)

Konduksi : aliran energi melalui tumbukan partikel materi


yang berdekatan secara sambung menyambung ( aliran
panas pada batang logam)
HUBUNGAN KALOR DAN TEMPERATUR
1. Energi termal suatu zat atau benda berbanding lurus
dengan temperaturnya.
2. Nilai mutlak energi termal suatu zat atau benda tak
dapat diukur.
3. Kita hanya dapat mengukur perubahan energi termal
atau biasa disebut kalor (q) suatu zat atau benda
dengan mengukur perubahan temperatur (∆T) pada zat
atau benda tersebut karena

q ≈ ΔT  q = C.∆T
dimana C adalah kapasitas panas zat atau benda, yakni
kemampuan suatu zat atau benda untuk menyerap kalor
sehingga temperatur benda tersebut naik 1 derajat.
Kapasitas panas (C) dan kapasitas panas jenis (c)

dimana m adalah massa zat atau benda dalam


gram (g). C dalam J/oC dan c dalam J/(oC.g).
Besaran ekstensif dan intensif
1. Kapasitas panas (heat capacity) suatu zat
nilainya tidak tentu karena nilainya masih
dipengaruhi jumlah atau massa zat tersebut.
Oleh karena itu kapasitas panas termasuk
besaran ekstensif.
2. Sedangkan kapasitas panas jenis (specific heat
capacity) suatu zat nilainya tertentu karena
nilainya tidak dipengaruhi oleh jumlah atau
massa zat. Oleh karena itu kapasitas panas
jenis termasuk besaran intensif.
Kapasitas panas jenis beberapa zat
cp
Substance Phase
J/(g·K)
Air (Sea level, dry, 0 °C) gas 1.0035
Air (typical room conditions) gas 1.012
Aluminium solid 0.897
Ammonia liquid 4.700
Animal (and human) tissue mixed 3.5
Antimony solid 0.207
Argon gas 0.5203
Arsenic solid 0.328
Beryllium solid 1.82
Bismuth solid 0.123
Copper solid 0.385
Carbon dioxide CO2 gas 0.839*
Water (steam) gas (100 °C) 2.080
Water liquid (25 °C) 4.1813
KALORIMETER
• alat untuk mengukur kalor yang dilepaskan/atau
dibutuhkan oleh suatu perubahan fisika dan atau
kimia dengan cara mengamati perubahan
temperatur yang menyertai perubahan fisika dan
atau kimia tersebut.

Kalorimeter “coffe cup” (tekanan


tetap). Kalorimeter “bom” (volume tetap).
Kalibrasi kalorimeter
• bertujuan untuk mengetahui kapasitas (C) kalorimeter,
yaitu bagian energi termal atau kalor yang diserap oleh
kalorimeter untuk menaikkan temperatur kalorimeter
sebesar 1o.
• Contoh :
• Sebuah kalorimeter yang berisi 100 g air
mempunyai temperatur 22,7 oC. 50 g air
mendidih dituangkan dengan cepat ke dalam
kalorimeter yang berisi 100 g air sehingga
temperatur akhir menjadi 44,8 oC. Hitung
kapasitas panas kalorimeter ! Kapasitas panas
jenis air adalah 4,2 J/g.oC
Jawaban :
1. Sumber kalor adalah 50 g air mendidih (temperatur 100
oC). Penerima kalor adalah kalorimeter dan 100 g air

(temperatur 22,7 oC).


2. Temperatur akhir (setelah keadaan setimbang tercapai,
menurut hukum ke nol) adalah 44,8 oC.
3. Perubahan kalor q dapat dihitung dari perubahan
temperatur, yakni kalorimeter dan 100 g air mengalami
kenaikan temperatur (22,7 oC  44,8 oC) dan 50 g air
mengalami penurunan temperatur (100 oC  44,8 oC).
4. Perubahan kalor q yang dilepas 50 g air sama dengan
perubahan kalor q yang diterima oleh kalorimeter dan
100 g air.

q50 g air = qkalorimeter+10 g air


• C50g air.∆T = (Ckalorimeter + C100g air).∆T

• 50 g.cair.∆T = (Ckalorimeter + 100g.cair) .∆T

• 50 g.)4,2 J/(g.oC)).(100-44,8) oC =
(Ckalorimeter + 100 g.) 4,2 J/(g.oC))).(44,8-
22,7) oC
Hukum kesatu
Hukum kesatu biasa juga disebut hukum konservasi energi
artinya Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke
bentuk lainnya, tetapi energi tidak dapat dimusnahkan
tidak dapat dimusnahkan. Secara matematika dirumuskan:
DEsistem + DElingkungan = 0

 Secara matematik, hukum kesatu termodinamika dapat dinyatakan


dalam persamaan berikut
ΔU = q + w

 ΔU : perubahan energi dalam obyek atau sistem (energi potensial)


 q : kalor yang diserap atau dilepaskan obyek atau sistem (energi
panas)
 w : kerja yang dilakukan oleh atau pada obyek atau sistem (eneri
kinetika)
Konvensi Persamaan tsb:
Konvensi pertama terkait istilah sistem dan
lingkungan.
Konvensi kedua terkait tanda plus (+) dan minus (-)
pada nilai kuantitatif ΔU, q, dan w.

• ΔE = energi dalam, sering pula lambangkan ΔU


q = kalor yang masuk atau keluar sistem. Kalor (+)
jika mengalir ke dalam sistem, kalor ( - ) jika
mengalir ke luar sistem.

w = kerja ( + ) jika sistem menerima kerja dan


kerja ( -) jika sistem melakukan kerja
Jika kerja ekspansi / kerja volum yang dilakukan oleh sistem
dinyatakan sebagai :
W = -P. ΔV
Proses ekspansi : ΔV > 0 , maka w < 0 , artinya sistem
melakukan kerja.
Proses kompresi : ΔV < 0, maka w > 0, artinya kerja dilakukan
pada sistem / sistem dikenai kerja dari luar.
Hukum pertama Termodinamika dapat dinyatakan sebagai.

ΔU=q–w ( 1 ) atau d U = dq – dw (2)


perubahan energi dalam (ΔU / ΔE ) sistem sama dengan energi
panas (q) yang diterima sistem dikurangi kerja (w) yang
dilakukan sistem.

ΔU = q + w (3)
Perubahan energi dalam ditulis sebagai (ΔU/ ΔE ) sistem sama
dengan energi panas (q) yang diterima sistem ditambah kerja
yang dilakukan sistem (w).
Dalam persamaan (1) Δ U = q – w, kerja (w) berharga
positif bila sistem melakukan kerja
sedangkan di dalam persamaan (3) ΔU = q + w, kerja (w)
berharga negatif jika sistem melakukan kerja.

Dengan demikian persamaan (1) dan (3) sebenarnya sama


saja atau tidak berbeda.

Jadi pernyataan hukum termodinamika I dapat


dikatakan sebagai:

“ Bila sejumlah kalor (q) diberikan pada sistem, maka


akan terjadi kenaikan energi dalam (ΔU) pada sistem
dan sistem melakukan kerja (w)”
Untuk sistem tersekat :
q=0 w = 0 sehingga ΔU = 0
Bila kerja yang dilakukan terbatas pada kerja –volum,
maka: ΔU = q – P ΔV

Kerja pada volum tetap, ΔV = 0, sehingga ΔU = qv

Proses dilakukan pada tekanan tetap, maka:


ΔU = q – P (ΔV) = q – Δn RT

Proses pada suhu tetap , berarti ΔU= 0, sehingga


q = w = -P ΔV =-n R T ln (v2/v1)

Proses tanpa pertukaran kalor (adiabat), maka :


q = 0 ΔU = -w = n Cv ΔT
Perpindahan kalor pada tekanan tetap :
ΔU = qp sehingga ΔU = qp - P ΔV

bila P luar = Psistem, maka


ΔU = qp - P ΔV atau qp = ΔU + P ΔV
qp = Δ (U + PV)
disebut ENTALPI
H  U  PV
pada kondisi tekanan konstan (isobar) maka :
DH  DU  PDV
Karena PDV  W dan DU  q p  W
Maka ΔH=qp
Jadi aliran panas pada kondisi isobar merupakan ukuran
dari ΔH.
Energi Dalam (E atau U)
Energi dalam (E atau U ) adalah jumlah dari berbagai
energi kinetik dan energi potensial.
Energi dalam merupakan gabungan dari macam-macam
energi yakni energi translasi, rotasi, vibrasi, elektronik, inti,
posisi dan massa. Mengingat penentuan harga mutlak U
adalah sukar maka perhitungan dan pengukuran U secara
eksperimen dilakukan dengan menghitung atau mengukur
perubahan E atau dinyatakan sebagai ΔU dimana :
ΔU = U akhir - Uawal (4)

Persamaan (4) merupakan sifat dasar dari suatu fungsi


keadaan yang hanya tergantung pada keadaan akhir dan
keadaan awal sistem dan tidak tergantung pada jalan
yang ditempuh sistem.
Perbedaan ΔU dan ΔH
1. Pada reaksi yang melibatkan reaktan dan
produk berwujud gas maka nilai ΔU (dari
kalorimeter “bom”) dan ΔH (dari kalorimeter
“coffe cup”) dapat berbeda secara signifikan
akibat adanya perubahan volume reaktan dan
produk (ΔVreaksi ≠ 0).
2. Namun, untuk reaksi yang tidak melibatkan
reaktan dan produk berwujud gas maka
perbedaan volume antara reaktan dan produk
dianggap nol sehingga w = 0. Oleh karena itu
bisa dianggap ΔU ≈ ΔH.

Anda mungkin juga menyukai