Anda di halaman 1dari 19

• Saturnus adalah planet yang dikelilingi oleh banyak cincin yang tebal.

• Cincin-cincin Saturnus dipisahkan oleh celah-celah yang disebut celah Cassini.


• Urutan cincin Saturnus dari dalam ke luar yaitu cincin D, C, B (yang paling terang),
A, F, G, dan E. Jika dilihat, Saturnus tampak lonjong dan bergaris-garis cokelat
seperti halnya Jupiter.
• Atmosfer Saturnus tebal dan tersusun dari hidrogen, helium, metana dan amoniak.
• Inklinasi orbit Saturnus sekitar 2°30‘ dan inklinasi porosnya 26°44’.
• Diameter Saturnus sekitar 9,41 kali diameter Bumi dan massanya 95,1 massa Bumi,
• rapat massa Saturnus sangat rendah, sekitar 630 kg/m3, lebih ringan dari air yang
bervolum sama.
NO PLANET SATELIT RADIUS PERIODE(HARI) RADIUS MASSA
ORBIT( (KM) (X MASSA
103 ) BULAN )

1 Pan 133,58 0,58 10 -


Atlas 137,67 0,602 201015 -
Prometheus 139,35 0,613 705040 -
Pandora 141,70 0,629 554535 -
Epimetheus 151,42 0,694 706050 -
Janus 151,47 0,695 11010080 -
Mimas 185,52 0,942 192 6,210-4
Enceladus 238,02 1,37 250 1,010
Tethys 294,66 1,888 530 1,010-2
saturnus
Telesto 294,66 1,888 171413 -
Calypso 294,66 1,888 171111 -
Dione 377,40 2,737 560 1,010-2
Helena 377,40 2,737 181615 -
Rhea 527,04 4,518 765 3,010-2
Titan 1 221,83 15,95 2575 1,82
Hyperion 1 481,10 21,28 205130110 -
Lapetus 3 560,13 79,33 730 3,010-2
Phoebe 12 952 550,5 110 5,410-6
 Uranus justru memiliki poros yang hampir sejajar bidang orbitnya (inklinasi 98°)
sedangkan inklinasi orbitnya sekitar 0°46‘, hampir berimpit dengan ekliptika. Akibat
inklinasi poros itu kutub Uranus mengalami musim panas selama setengah periode
revolusinya dan mengalami musim dingin selama setengah periode berikutnya.
Meskipun demikian, tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara kutub yang
menghadap Matahari dengan kutub lainnya akibat perambatan kalor yang efisien.
 Uranus tampak berwarna biru kehijauan pucat jika diamati dengan teleskop.
 Berbeda dengan Jupiter dan Saturnus yang komposisi utamanya hidrogen dan
helium, Uranus dan Neptunus lebih banyak mengandung air. Atmosfer Uranus
terutama mengandung hidrogen, helium dan metana merentang hingga 5 000 km di
atas lautan.
NO PLANET SATELIT RADIUS PERIODE(HARI) RADIUS MASSA
ORBIT( (KM) (X MASSA
103 ) BULAN )

2 Cordelia 48,75 0,34 13 -


Ophelia 53,77 0,38 16 -
Bianca 59,16 0,43 22 -
Cressida 61,77 0,46 33 -
Desdemona 62,65 0,47 29 -
Juliet 64,63 0,49 42 -
Portia 66,10 0,51 55 -
Rosalind 69,93 0,56 27 -
Belinda 75,25 0,62 34 -
Uranus
Puck 86,00 0,76 77 -
Miranda 129,80 1,41 236 2,410-4
Ariel 191,20 2,52 579 2,010-2
Umbriel 266,00 4,14 586 1,010-2
Titania 435,80 8,71 790 8,010-2
Oberon 582,60 13,46 762 8,010-2
Caliban 8 364 732,2 25 -
Stephano 8 396 736,4 5 -
Sycorax 17 500 2 216 47,5 -
• warna merah sinar Matahari dan memantulkan warna biru. Neptunus tersusun
dari inti batuan sebesar Bumi yang terdiri dari besi dan silikon, dan diliputi
lautan air ionik bercampur bahan batuan membentang 5 000 km ke permukaan
dan bersambung dengan atmosfer tebal berupa gas hidrogen, helium, metana
dan amoniak. Suhu permukaan Neptunus kira-kira -213° C dan suhu intinya 5
149° C.
• Inklinasi orbit Neptunus sekitar 1,8° dan sumbu rotasinya miring 29,58°.
Neptunus dikenal karena badai besar di atmosfernya, yang tampak seperti
noktah hitam
• Tidak seperti Jupiter dan Saturnus yang merupakan raksasa gas, Uranus dan
Neptunus adalah raksasa gas dan air. Massa Neptunus lebih besar dari Uranus
sedangkan radiusnya lebih kecil mengakibatkan rapat massa planet ini lebih
besar dari Uranus, yaitu 1 670 kg/m3.
NO PLANET SATELIT RADIUS PERIODE(HARI) RADIUS MASSA
ORBIT( (KM) (X MASSA
103 ) BULAN )

3 Naiad 48,23 0,29 20 -


Thalassa 50,07 0,312 40 -
Despina 52,53 0,335 70 -
Galatea 61,95 0,493 74 -
neptunus
Larissa 73,55 0,555 96 -
Proteus 117,64 1,12 208 -
Triton 354,8 5,88 1 350 1,82
Nereid 550,9 359,6 170 2,780-4
 Bulan adalah satelit alam planet bumi yang berotasi pada porosnya dan
berevolusi mengelilingi bumi.
 Rotasi bulan kira-kira 27,23 kali lebih lambat dibandingkan dengan rotasi
planet bumi.
 Bumi berotasi dengan periode 23 jam 56 menit, bulan berotasi 27,32166
hari (27 hari 07 jam 43 menit 12 detik.
 Bulan bergerak mengelilingi bumi, gerakan bulan
mengelilingi bumi disebut revolusi bulan.
 Waktu yang diperlukan bulan untuk satu kali revolusi
adalah sebulan (29,5 hari).
 Saat berevolusi luas bagian bulan yang terkena matahari
berubah-ubah, oleh karena itu bentuk bulan dilihat dari
bumi juga berubah-ubah.
 Bulan baru.
 Kuartal pertama.
 Bulan purnama.
 Kuartal ketiga.
Bulan baru adalah keadaan tanpa bulan, yaitu saat permukaan
bulan yang terkena sinar matahari membelakangi bumi
sehingga bulan tidak dapat dilihat sama sekali.
 Ijtima’ atau bulan baru adalah peristiwa segaris/sebidangnya
pusat bulan dan pusat matahari dari pusat bumi.
 Bulan dan matahari memiliki bujur astronomi yang sama.
 Pada saat terjadi ijtima’ bulan sama sekali tidak tampak dari
permukaan bumi, sebab seluruh bagian yang terkena sinar
matahari dalam posisi membelakangi bumi.
 Pada saat ijtima’ juga disebut bulan mati.
Matahari merupakan sebuah bintang yang menjadi pusat tata Surya
kita. Seperti halnya sebuah bintang, Matahari menghasilkan energinya sendiri
melalui mekanisme reaksi fusi pada intinya. Massa Matahari sangat besar,
sekitar 99% dari total objek di tata Surya.

 STRUKTUR MATAHARI

Struktur Matahari dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu


1. struktur dalam, yang meliputi inti, zona konvektif, dan zona radiatif dan
2. atmosfer yang meliputi fotosfer, kromosfer dan korona.
1. Inti
Inti Matahari merupakan tempat terjadinya reaksi fusi di Matahari, yaitu pengubahan
empat atom Hidrogen melalui tahapan tertentu menjadi satu atom Helium. Karena
letaknya di pusat, tekanan dalam inti sangat besar dan bersuhu sekitar 15 juta Kelvin.
Tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menyebabkan reaksi fusi dapat terus
berlangsung.

2. Zona Radiatif
Daerah yang lebih luar dinamakan zona radiatif, karena pada daerah ini energi yang
berasal dari reaksi termonuklir di inti merambat secara radiasi.

3. Zona Konvektif
Daerah yang lebih luar dinamakan zona konvektif, karena pada daerah ini energi yang
berasal dari reaksi termonuklir di inti merambat secara konveksi.

4. Fotosfer
Fotosfer merupakan atmosfer terbawah Matahari. Fotosfer merupakan lapisan tipis
(tebalnya sekitar 500 km), terang, berwarna kekuningan dan suhunya sekitar 5 800 K.
Struktur Matahari yang terlihat oleh kita di Bumi adalah Fotosfer ini.
5. Kromosfer
Lapisan atmosfer Matahari yang kedua adalah kromosfer. Ketebalan kromosfer sekitar 2
400 km dengan suhu kromosfer sekitar 10 000 K.

6. Korona
Lapisan atmosfer yang terakhir adalah korona. Korona merupakan suatu lapisan tebal
namun renggang yang yang bersuhu sangat tinggi, sekitar 2 juta Kelvin. Pada bagian
kutub-kutub Matahari, korona terlihat menipis sehingga terlihat seperti celah di kutub-
kutub Matahari. Korona Matahari dapat terlihat saat terjadi gerhana Matahari total
seperti mahkota atau pancaran terang dari Matahari. Korona juga dapt dilihat dengan
menggunakan alat yang disebut koronograph, alat untuk membuat gerhana artifisial.
1. Jarak Bumi – Matahari
jarak Bumi Matahari melalui metode paralaks
geosentrik yaitu d = 23 455 RB . Karena radius Bumi
adalah 6371 km, maka didapatkan jarak Bumi –
Matahari yaitu 149,5 juta kilometer. Perhitungan
modern memberikan nilai sebesar 1,495 98 × 𝟏𝟎𝟏𝟏 m.

2. Radius Matahari
Radius Matahari dapat kita cari dengan menggunakan
persamaan radius sudut. Diameter sudut Matahari yang
tampak dari Bumi sekitar 31', sehingga radius sudut
matahari sekitar 0°,26. Radius matahari, R
adalah d sin α = 6,9 × 𝟏𝟎𝟓 km
3. Massa Matahari
Dengan menggunakan hukum Keppler III diperoleh

𝟒𝝅𝟐 𝜶𝟑
𝑴 +𝒎 = 𝐆𝑻𝟐

Dengan menggunakan Bumi sebagai benda 2, diperoleh a


= 1,49598 x 𝟏𝟎𝟏𝟏 m, T = 3,1558 𝟏𝟎𝟕 s dan karena massa
Matahari lebih dari 99% massa total tata Surya, maka
massa Matahari, M adalah 1,99 x 𝟏𝟎𝟑𝟎 kg.

4. Luminositas Matahari
Luminositas Matahari dapat diukur dengan cara
mengukur iradiansi Matahari ke Bumi tiap meter
perseginya. Berdasarkan pengukuran satelit, Iradiansi
Matahari sebesar E = 1,368 . 103 W m-2 s-1. Dengan
menggunakan persamaan Stefan-Boltzman didapatkan
𝑳 = 𝑬 (𝟒𝝅𝟐 )
Karena jarak Satelit – Matahari dapat dianggap sama
dengan jarak Bumi – Matahari, sehingga didapatkan
L = 3,86 x 𝟏𝟎𝟐𝟔 W
5. Temperatur Efektif Matahari
Temperatur efektif (temperatur permukaan) Matahari
dapat diukur dengan menggunakan persamaan Stefan-
Boltzman, yakni:
𝐿 = 𝜎 𝑇2
Dengan menggunakan Epermukaan adalah energi radiasi
Matahari yang sampai pada permukaannya, sehingga
perbandingannya dengan energi radiasi Matahari yang
sampai di Bumi yaitu:
𝑬𝑷𝑬𝑹𝑴𝑼𝑲𝑨𝑨𝑵 𝑨𝒃 𝟐
=
𝑬𝑩𝑼𝑴𝑰 𝑹
Dan akhirnya didapatkan temperatur Matahari sekitar
5800K
Gautama , S.E. 2010. Astronomi dan Astrofisika Revisi ketiga. Makassar: Sunkar
Eka Gautama

Anda mungkin juga menyukai