Anda di halaman 1dari 21

TEMPAT PEMBUATAN WAYANG

KULIT DI DESA KEPUH SARI,


MANYARAN, WONOGIRI
1. Ade Mustika (01)
2. Aris Setiadi (06)
3. Catur Budi Prasetyo (08)
4. Fitri Andri Ani (11)
5. Hendri Dwi Kurniawan(15)
6. Indah Nur ‘Aini (16)
7. Ummi Khoirinisya (22)
1. Jenis Kegiatan
Melakukan wawancara dan kunjungan industri ke
tempat pembuatan wayang kulit di Desa Kepuh Sari,
Manyaran, Wonogiri.
2. Tempat Kegiatan
Desa Kepuh Sari, Manyaran, Wonogiri.
3. Waktu
Waktu : 08.30 – selesai.
4. Hari/tanggal
Rabu, 14 Oktober 2015.
5. Narasumber
Bapak Dwi Sunaryo (Guru SMP NEGERI 2
MANYARAN)
Industri wayang kulit milik Bapak Dwi Sunaryo sudah berdiri sejak
tahun 1957. Alasan mendirikan Industri ini karena mulai langkanya kesenian
wayang kulit, sedangkan banyak yang menyukai kesenian wayang kulit,
oleh sebab itu beliau memilih usaha ini. Alasan lainnya adalah karena
penghasilan dari karya ini yang menjanjikan. Modal awal dalam usaha ini
sekitar 2 juta lebih, jika dibandingkan dengan sekarang modal untuk usaha
ini sekitar 12 juta lebih. Pegawai atau karyawan yang dimiliki oleh Bapak
Dwi Sunaryo sangatlah banyak, awalnya mereka di beri keterampilan oleh
beliau, karena sekarang mereka sudah ahli maka beliau memberikan
kebebasan untuk para karyawan untuk mendirikan/mengerjakan industri
tersebut dirumah mereka masing masing, kalau masalah gaji beliau
biasanya menggunakan sistem borongan. Harga wayang tergantung pada
besar kecilnya wayang tersebut.
Selama 3 tahun belakangan ini banyak turis asing yang datang untuk
belajar membuat wayang sekaligus berwisata. Untuk menyambut turis asing
yang datang biasanya warga setempat menampilkan kesenian reog. Di desa
ini juga ada home state (tempat penginapan turis asing yang belajar
mengenai wayang) yang berjumlah 30 kira_kira dan bisa menampung 150
orang. Jadi jangan takut bila ingin belajar mengenai wayang
1. Alat - alat pembuatan wayang :
a) Tatah : yang terbuat dari besi dengan berbagai macam
ukuran mulai dari besar,kecil,sedang,dan berbagai macam
bentuk seperti lurus dan cekung.
b) Palu : yang dibuat dari kayu ,digunakan untuk memukul
tatah.
c) Tindih : berupa benda yang agak berat seperti batu kali
hitam yang halus .digunakan untuk menindih kulit supaya
tidak bergeser bila ditatah nantinya.
d) Alas : atau sering disebut panduan yang terbuat dari kayu
agak lebar dan tebal,digunakan sebagai alas untuk kulit
yang akan ditatah.
e) Ungkal : digunakan untuk mengasah tatah supaya lebih
tajam
f) Amplas : digunakan untuk mengamplas kulit yang sudah
selesai ditatah supaya halus sebelum di beri warna.
g) Cat : digunakan untuk member warna pada kulit yang
sudah halus supaya indah.
2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
wayang :
Bahan yang digunakan untuk membuat
wayang kulit adalah kulit kerbau, kulit sapi,
dan kulit kambing. Kulit kambing biasanya
digunakan untuk membuat wayang kulit yang
berukuran kecil, sedangkan untuk membuat
wayang besar menggunakan kulit sapi dan
kulit kerbau.Kulit yang bagus digunakan
untuk membuat wayang kulit adalah kulit
kerbau.
Kulit kerbau biasanya memesan di Jogja
dan Sukoharjo, sedangkan kulit sapi bisa di
dapatkan di dapatkan di daerah Manyaran.
1) Bahan yang masih basah dikeringkan dengan cara dipentheng di
gawangan(berbentuk kotak tinggi dan terbuat dari bambu).
2) Setelah kering dikerok dengan pethel sampai tidak ada bulunya.
3) Kemudian direndam selama 24 jam.
4) Setelah itu kulit di pola(digambari wayang )supaya dalam
menatah tidak salah dan sesuai.
5) Pola yang sudah jadi kemudian ditatah atau dipahat.
6) Setelah itu kulit diamplas supaya halus dan mudah diberi warna.
7) Kemudian diberi warnadengan menggunakan cat tembok yang
dicampur dengan sablon dan lem. Pada zaman dulu pewarnaan
nya tidak menggunakan cat tembok tetapi catnya berasal dari
alam seperti warna putih dari tulang,tetapi sekarang ini
menggunakan cat tembok karna mudah didapat.lem yang
digunakan sekarang lem kayu tetapi lem yang bagus adalah
ancur tetapi sekarang sukar di dapat.
8) Cara pewarnaan nya juga tidak seperti member warna pada
lukisan,tetapi menggunakan teknik gradasi (penyusunan warna
dari yang muda ke warna yang tua),dalammemberikan warna
harus dalam kondisi tenang karna dalam mewarnai harus
menjiwai sesuai dengan sifat wayang.
1. Bentuk kecil : misalnya gantungan kunci, mascot,
kaligrafi, kipas, Gantungan kunci seperti, bentuk
wayang kecil : semar kepala wayang lainnya.
2. Bentuk besar : berbentuk wayang besar seperti,
punokawan,pandhawa,kurawa, dan gunungan.
Pemasaran wayang tidak hanya di Indonesia
tetapi sudah sampai ke Belanda. Biasanya yang
memasan dalang , turis asing, dan kolektor. Memesan
wayang biasanya sesuai keinginan dan wayang di
pesan biasanya menunjukan sifat dan perilakunya
pemesan. Harga wayang kulit tergantung dengan
besar kecilnya bentuk wayang. Harga wayang ukuran
kecil seperti gantungan kunci biasanya berharga Rp
15.000,00 sampai 100.000,00. Wayang ukuran sedang
Rp300.000,00. Gunungan berharga 3.000.000,00.
Karna dalam pembuatannya membutuhkan ketelitian
dan membutuhkan waktu yang lama sekitar 15 hari.
Wayang dengan ukuran besar Rp800.000,00. Harga
wayang kecil berjenis klamin perempuan seharga Rp
450,000,00.
1. Suka dan duka saat proses industri tatah sungging :
Dulu Bapak Dwi Sunaryo mempunyai banyak dukanya,
karena dulu dalam memasarkan produk ini sangatlah
sulit, tetapi saat ini sudah tidak karena di Indonesia
sudah ada organisasi budaya penjualan hasil karya seni.
2. Kendala saat proses industri tatah sungging :
Berdasarkan keterangan Bapak Dwi Sunaryo, beliau
menyatakan bahwa tidak ada kendala dalam pembuatan
wayang karena sudah dari beliau anak anak, beliau
sudah memulai usaha ini dan dibekali keahlian dari
kedua orang tua beliau.
Dari kegiatan kunjungan industri wayang milik
Bapak Dwi Sunaryo kami mendapatkan pengetahuan
tentang sejarah wayang, cara pembuatan, alat dan
bahan yang dibutuhkan, serta kendala yang
dihadapi.
Kami juga mengetahui bahwa kesenian wayang
kulit merupakan kesenian khas bangsa Indonesia
yang harus dilestarikan.
1. Harus melestarikan kesenian wayang
kulit Indonesia.
2. Sebagai generasi penerus bangsa kita
diwajibkan ikut serta mempelajari dalam
upaya melestarikan kesenian wayang
kulit.
3. Kita harus mencintai kesenian dalam
negeri sendiri
PESAN KAMII DISINI,, JAGALAH DAN
CINTA KARYA NEGERI, JANGAN
SAMPAI PUNAH.. AGAR KELAK ANAK
CUCU KITA DAPAT MENGETAHUI,
MEMPRAKTEKKAN DAN MERASAKAN..
BUKAN HANYA SEBAGAI UKIRAN
SEJARAH TERTULIS SAJA

Anda mungkin juga menyukai