Anda di halaman 1dari 22

METODA DECLINE CURVE

MILDA WATI, S.T


Analisa Decline Curve

• Menentukan Tipe Decline dengan Metode Trial Error dan


Menentukan Nominal Decline Rate(D)
• Menentukan Cumulative Production
• Menentukan Estimate Ultimate Recovery
• Menentukan Cadangan Sisa
• Menentukan Recovery Factor
• Menentukan Lama Sisa Waktu Produksi
Decline Analysis

Metode Decline Curve adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung sisa
cadangan minyak atau gas dari suatu reservoir yang telah mengalami penurunan produksi dan tidak
mengalami perubahan pada metode produksinya, juga dapat dipakai untuk memperkirakan besarnya
produksi pada waktu tertentu, serta sebagai bahan analisa untuk pengembangan lapangan.

Penggunaan metode Decline Curve akan memerlukan data-data produksi, baik data produksi per
sumur ataupun produksi kumulatif per reservoir, sepanjang masa produksi reservoir tersebut.

Analisa decline curve hanya dapat digunakan sepanjang kondisi mekanisme dan drainage reservoirnya
tetap konstan dalam sumur dan diproduksi pada kapasitasnya.
Atau tidak terpengaruh oleh faktor-faktor :
• Perubahan kondisi operasi produksi
• Kerusakan sumur (damage)
• Kegagalan atau kerusakan peralatan
Peramalan produksi yang akan datang merupakan bagian terpenting dalam
analisa ekonomi eksplorasi dan pengeluaran biaya produksi. Analisa kurva
penurunan (decline curve) produksi merupakan suatu cara untuk peramalan
produksi yang akan datang berdasarkan kapasitas produksi dari suatu sumur
tersebut. Dari analisa tersebut dapat diketahui karakteristik produksi dari suatu
sumur tersebut, antara lain adalah :
1. Batas waktu akhir produksi yang bernilai ekonomis (economic limit).
2. Jumlah produksi pada titik batas economic limit.
3. Cadangan tersisa (remaining reserves) dengan mengevaluasi sejarah
produksi.
 Pada prinsipnya peramalan jumlah cadangan minyak atau gas sisa
dengan metode decline curve adalah memperkirakan hasil ekstrapolasi
(penarikan garis lurus) yang diperoleh dari suatu grafik (kurva) yang
dibuat berdasarkan plotting antara laju produksi terhadap produksi
kumulatif atau terhadap waktu produksinya.
 Beberapa macam tipe grafik yang dapat digunakan untuk peramalan
cadangan dan produksi hidrokarbon adalah:
1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t).
2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs Np).
3. Persen minyak atau water cut terhadap produksi kumulatif (% oil vs Np).
4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif minyak (Gp vs Np).
5. Tekanan reservoir terhadap waktu (P vs t).
6. P/Z vs produksi kumulatif (untuk reservoir gas).
Penurunan kurva produksi dipengaruhi oleh
3 faktor yaitu :
- Laju produksi awal atau laju produksi dalam kurun waktu tertentu
- Kelengkungan kurva decline
- Konstanta decline
Ketiga factor diatas merupakan hasil kombinasi dari factor:
- Parameter geologi : fasies
- Parameter reservoir : porositas, permeabilitas, saturasi, permeabilitas
relative dan dimensi reservoir.
- Parameter sifat fisik dan batuan reservoir
- Pengaruh kondisi sumur : ukuran choke, lubang sumur, diameter lubang,
interval komplesi, kerusakan formasi, ketinggian fluida
- Fasilitas dan mekanisme pengangkatan
Syarat – syarat dalam menganalisa kurva
decline

• Jumlah sumur yang aktif harus konstan


• Tidak ada perubahan choke atau perubahan kapasitas dan
mekanisme pengangkatan
• Tidak ada masalah dilubang sumur (problem produksi)
• Tidak ada masalah dengan fasilitas atau gangguan dari surface
Faktor-faktor tersebut merupakan suatu fungsi yang kompleks dari beberapa
parameter yang terdapat pada reservoir (parameter formasi), lubang sumur, dan
pada penanganan fasilitas permukaan. Faktor-faktor yang secara langsung
mempengaruhi penurunan pada laju produksi antara lain:
1. Menurunnya tekanan rata-rata reservoir
2. Meningkatnya harga water cut
3. Meningkatnya gas oil ratio
4. Mekanisme Pendorong Reservoir
5. Sifat fisik batuan dan fluida batuan
Kurva penurunan (decline
curve) terbentuk akibat adanya
penurunan
produksi yang disebabkan
Grafik Laju Produksi Vs Waktu pada Analisa Decline curve adanya penurunan tekanan
(Ahmed Tarek Mckinney, Paul.D 2005) statis reservoir seiring
dengan diproduksinya
hidrokarbon, yaitu minyak atau
gas. Para ahli reservoir
mencoba menarik hubungan
antara laju produksi terhadap
waktu dan terhadap
produksi kumulatif dengan
tujuan memperkirakan produksi
yang akan datang
Grafik Laju Produksi vs Produksi Kumulatif (future production) dan umur
(Ahmed Tarek Mckinney, Paul.D 2005) reservoir (future life).
Decline curve yang digunakan pada saat ini merupakan plot dari rate
produksi vs waktu pada kertass semilog, log-log dan kertas dengan skala
tertentu. Semilog lebih umum digunakan dibandingkan dengan yang lain.
Jika log rate produksi diplot terhadap waktu maka akan terjadi straight
line (garis lurus), hal ini dinamakan dengan exponential decline.
Pada gambar dislide sebelumnya menunjukkan tipe dasar dari decline
curve. Metode ini memerlukan suatu asumsi, bahwa makin lama rate
produksi sumur akan makin menurun, oleh Karena itu Analisa decline curve
hanya dapat digunakan selama kondisi mekanis dan radius pengurasan
tetap konstan didalam suatu sumurmampu berproduksi pada kapasitasnya.
Ada 3 jenis kurva penurunan produksi :
• Exponential Decline Curve : Bentuk decline curve ini mempunyai harga
laju penurunan produksi per satuan waktu sebanding dengan laju
produksinya.
• Hyperbolic Decline Curve : Besarnya laju penurunan (decline rate) pada
hyperbolic decline tidak konstan, melainkan selalu berubah, dimana
besarnya laju penurunan akan menunjukkan suatu deret hitung dan
harga b akan berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu).
• Harmonic Decline Curve : Penurunan laju produksi per satuan waktu
berbanding lurus terhadap laju produksinya. Bentuk kurva harmonic
decline merupakan bentuk khusus dari hyperbolic decline, yaitu untuk
harga b = 1.
• Adapun bentuk penurunan produksi, (Exponenential, Hyperbolic
dan Harmonic) decline hal ini berdasarkan harga eksponen
decline-nya atau lebih dikenal dengan “b”.
Tabel Perhitungan Decline
Equation Exponential Hyperbolic Harmonic

Exponent (b) 0 0,1 s/d 0,9 1


𝐛
𝐪𝐢 𝐪𝐢 𝐪𝐢
𝐋𝐧 −𝟏 −𝟏
Di 𝐪𝐭 𝐪𝐭 𝐪𝐭
𝐭 𝐛𝐭 𝐭
𝟏
Qt qi EXP(-Di t) qi (𝟏 + 𝐛 𝐃𝐢 𝐭) −𝐛 qi (𝟏 + 𝐃𝐢 𝐭)−𝟏

𝐪𝐢 𝐪𝐢 𝐛 𝐪𝐢
𝐋𝐧 𝟏 − 𝐛 𝐍𝐩𝐚 𝐪𝐢
𝟏−𝐛 −𝟏 −𝟏
Ta 𝐪𝐚 𝐪𝐚 𝐪𝐚
𝐃𝐢 𝐛 𝐪𝐢 𝐪𝐚 𝐪𝐢 𝟏−𝐛 𝐃𝐢
−𝟏
𝐪𝐚
𝐪𝐢 − 𝐪𝐚 𝐪𝐢𝐛 𝐪𝐢 𝐪𝐢
Npa (𝐪𝐢𝟏−𝐛 − 𝐪𝐚𝟏−𝐛) ) 𝐋𝐧
𝐃𝐢 𝟏−𝐛 𝐃𝐢 𝐃𝐢 𝐪𝐚
Exponential Decline Curve

• Jika log rate produksi diplot terhadap waktu maka akan terjadi
straight line (garis lurus), hal ini dinamakan dengan eksponential
decline. Exponential decline juga sering disebut constant
percentage decline atau geometric decline, yang dicirikan dengan
rate produksi. Kurva penurunan yang konstan ini hanya diperoleh
bila loss rationya konstan.
Hyperbolic Decline Curve

• Data produksi yang diplot dan menunjukkan garis kelengkungan ke


atas pada kertas semilog menunjukkan kasus hyperbolic decline.
Harmonic Decline Curve

• Pada harmonic decline ini penurunan laju produksi persatuan


waktu berbanding lurus terhadap laju produksinya sendiri. Bentuk
harmonic curve merupkan bentuk khusus dari bentuk hyperbolic (
b=1).
Penentuan Type Decline

• Tipe decline curve ditentukan sebelum melakukan perkiraan


jumlah cadangan sisa dan umur dari reservoir yang dikaji
berproduksi sampai qlimit. Berdasarkan nilai b (eksponen decline),
penentuan tipe decline curve yaitu menggunakan metode Loss
Ratio dan Metodw Trial Error and X^2-Chisquare Test.
Metode Loss Ratio

• J.J Arps (1944), mengembangkan teknik ekstrapolasi decline curve


dengan menggunakan Metode Loss Ratio (a). Loss Ratio
didefinisikan sebagai laju produksi pada akhir periode waktu
produksi dibagi dengan kehilangan produksi (loss) selama periode
tersebut (q(dq/dt)), yaitu merupakan kebalikan dari decline rate
dan disajikan dalam bentuk tabulasi untuk keperluan ekstrapolasi
dan identifikasi jenis decline curve.
Metode Trial Error and X^2 Chisquare-Test

• Memperkirakan harga q pada asumsi berbagai macam harga b, dan


kemudian menentukan selisih terkecil dari qactual dengan
qforecast yang sudah dihitung sebelumnya.
Metode Fetkovich

• Harga b (eksponen decline) dalam decline curve dapat juga


ditentukan dengan menggunakan metode Fetkovich.
Menghitung Ultimate Recovery (UR)

• Ultimate recovery (UR) adalah jumlah keseluruhan (kumulatif)


minyak yang akan dapat diproduksikan sampai batas ekonomisnya
(abandonment). Dengan demikian ultimate recovery merupakan
akumulasi antara kumulatif produksi minyak yang sudah diperoleh
(Npt) dengan kumulatif produksi minyak yang akan datang sampai
batas ekonomisnya (Npt-ta).
Ecomomic Limit rate (Ql)

• Batas dimana laju produksi minyak yang dihasilkan akan


memberikan penghasilan bersih yang besranya sama dengan biaya
operational yang dikeluarkan untuk segala keperluan sumur atau
lapangan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai