DAN FORMULARIUM RS
Rini faramita Sadar, S.Farm., M.Si., Apt.
KOMITE/PANITIA/TIM FARMASI & TERAPI (KFT)
Dalam pengorganisasian
Rumah Sakit
RS membentuk
KFT
merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi
Ketua
kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan
Sekertaris penggunaan Obat di Rumah Sakit
Anggota
Rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk RS besar rapatnya diadakan 1 bulan sekali. Rapat
Panitia farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar RS yang dapat
memberikan masukan bagi pengelolaan Komite/Tim Farmasi dan Terapi, memiliki pengetahuan khusus, keahlian-
keahlian atau pendapat tertentu yang bermanfaat bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi
Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT (Panitia Farmasi dan Terapi) diatur oleh sekertaris,
termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat
Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam RS yang sasaran berhubungan dengan penggunaan obat
Rekomendasi hasil rapat KFT akan menjadi masukan bagi staf medis di
lapangan melalui saluran formal yaitu Direktur untuk diputuskan
menjadi SK direktur
STRUKTUR ORGANISASI KFT/PFT
Kebijakan
Obat
Direktur
Panitia farmasi
Farmasi RS dan Terapi
KETUA
SEKERTARIS
ANGGOTA
KETUA KFT
Dipilih dari antara dokter yang diusulkan komite medik dan disetujui
oleh pimpinan RS
Memiliki kompetensi fungsional
Senior yang disegani dan dihormati
Dokter Spesialist farmakologi klinik
Prestasi ilmiah
Bersikap objektif
SEKERTARIS KFT
Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite/Tim Farmasi dan Terapi, jika diperlukan dapat meminta masukan dari pakar
Perancangan hasil pembahasan Komite/Tim Farmasi dan Terapi, dikembalikan ke masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik
Melakukan edukasi mengenai Formularium Rumah Sakit kepada staf dan melakukan monitoring.
Kriteria Pemilihan Obat Untuk
Masuk Formularium Rumah Sakit
1. Mengutamakan penggunaan Obat generik
2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita
3. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
4. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
5. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
6. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
7. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung
dan tidak lansung
8. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang
paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap formularium
Rumah Sakit, maka Rumah Sakit harus mempunyai kebijakan
terkait dengan penambahan atau pengurangan Obat dalam
Formularium Rumah Sakit dengan mempertimbangkan indikasi
penggunaaan, efektivitas, risiko, dan biaya