Anda di halaman 1dari 49

Standar akreditasi Puskesmas

JUMLAH STANDAR JUMLAH


JUMLAH ELEMEN
BAB JUDUL KRITERIA
PENILAIAN (EP)

I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 3 13 59


II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) 6 29 121
III Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) 1 7 32
JUMLAH 10 49 212

IV Upaya Kesehatan Masy yg berorientasi sasaran (UKMBS) 3 10 53

V Kepemimpinan dan manajemen Upaya Kes Masyarakat ( KMUKM) 7 22 101

VI Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) 1 6 29


JUMLAH 11 38 183

VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) 10 33 151

VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 7 36 172

IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) 4 12 58

JUMLAH 21 81 381

TOTAL 42 168 776


Esensi dari Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan
Puskesmas
 1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat sebagai dasar dalam Perencanaan Puskesmas (Perencanaan
Puskesmaas berdasar analisis kebutuhan masyarakat) :
 Ketersediaan Pelayanan Puskesmas sesuai prioritas kebutuhan masyarakat
 Perencanaan Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan masyarakat (community health analysis),
keterlibatan aktif masyarakat melalui SMD & MMD
 Inovasi peluang pengembangan berdasarkan kebutuhan prioritas
 Disusun perencanaan lima tahunan/perencanaan strategi bisnis (BLUD)
 Perencanaan Operasional yang terintegrasi (RUK & RPK) (RBA & RPK, untuk BLUD)
 1.2. Akses dan Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas:
 Akses terhadap Informasi ttg ketersediaan pelayanan
 Akses terhdap pelayanan
 Penjadwalan kegiatan yang disepakati bersama
 Mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi dalam memberikan pelayanan
 Upaya mengatasi jika terjadi permasalahan dalam pelayanan
 Keluhan dan umpan balik terhadap keluhan
 1.3. Evaluasi Kinerja Puskesmas
Esensi Bab II. Kepemimpinan dan manajemen
Puskesmas
 2.1. Tata kelola sarana Puskesmas:
 Pemenuhan terhadap persyaratan lokasi dan perijinan (2.1.1)
 Pemenuhan terhadap persyaratan bangunan dan ruangan (2.1.2, 2.1.3)
 Pemenuhan terhadap persyaratan prasarana (system utilitas) (2.1.4)
 Pemenuhan terhadap persyaratan peralatan (2.1.5)
 2.2. Pemenuhan terhadap persyaratan ketenagaan
 Persyaratan kepala puskesmas (2.2.1)
 Ketersediaan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan jenis pelayanan (2.2.2)
Esensi dari Bab II (lanjutan)
 2.3. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
 Pengorganisasian: struktur organisasi, kejelasan tugas tanggung jawab dan kewenangan, kaji ulang struktur
 Pemenuhan terhadap standar kompetensi
 Kewajiban untuk orientasi bagi karyawan baru
 Penetapan visi, misi, tujuan, tata nilai dalam pengelolaan puskesmas
 Arah strategi dalam penyelenggaraan puskesmas
 Peran puskesmas dalam memfasilitasi pembangunan berwawasan kesehatan
 Pendelegasian wewenang oleh pimpinan
 Tata hubungan kerja lintas sector dan lintas program
 Tata kelola dokumen
 Komunikasi internal
 Pengamanan lingkungan terhadap risiko pelayanan
 Pengelolaan jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
 Pengelolaan keuangan
 Pengelolaan data dan infromasi
 2.4.Hak dan kewajiban pengguna:
 Penetapan hak dan kewajiban pengguna
 Peraturan internal (code of conduct) dlam pelayanan
 2.5. Kontrak dengan pihak ketiga:
 Dokumen kontrak/PKS
 Kewajiban melakukan evaluasi terhadap pihak ketiga
 2.6. Pemeliharaan sarana dan prasarana:
 Penanggung jawab dan program kerja pemeliharaan
Esensi Bab III
 3.1. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas:
 Penanggung jawab manajemen mutu harus ditetapkan dengan kejelasan tugas
tanggung jawab dan wewenang
 Pedoman peningkatan mutu dan kinerja
 Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja
 Pengukuran mutu dan kinerja dengan indicator yang jelas
 Perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan berdasarkan penilaian mutu
dan kinerja
 Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu dan kinerja
 Evaluasi perbaikan kinerja melalui audit internal
 Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen
 Pemberdayaan pengguna dalam perbaikan mutu dan kinerja
 Kajibanding kinerja
Bab IV. UKM yang berorientasi sasaran
 4.1. Perencanaan kegiatan tiap UKM Puskesmas:
 Kegiatan dalam setiap Upaya Puskesmas disusun berdasar analisis kebutuhan dan harapan
masyarakat dituangkan dalam perencanaan Upaya
 Pembahasan konsultatif dengan masyarakat dan sasaran, upaya untuk memperoleh umpan
balik dari masyarakat/sasaran
 Peluang inovatif upaya puskesmas
 4.2. Akses masyarakat dan sasaran terhadap UKM Puskesmas:
 Akses masyarakat/sasaran terhadap kegiatan UKM sesuai kebutuhan
 Akses masyarakat/sasaran , lintas program, lintas sector terhadap informasi: jadual kegiatan
 Kesepakatan penjadualan, dan ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan masing-masing UKM
 Umpan balik dan tindak lanjut terhadap permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan, serta keluhan masyarakat/sasaran
 4.3. Evaluasi terhadap kinerja UKM Puskesmas:
 Penetapan indicator dan target pencapaian tiap-tiap UKM
 Kewajiban mengumpulkan data kinerja
 Analisis terhadap data kinerja
 Tindak lanjut terhadap hasil analisis data kinerja
 Pendokumentasian hasil analisis dan tindak lanjut penilaian kinerja
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen UKM
 5.1. Tanggung jawab pengelolaan UKM:
 Penetapan tujuan, sasaran dan tata nilai dan informasi kepada pihak terkait
 Komunikasi dan koordinasi dalam pencapaian tujuan, pencapain kinerja, dan pelaksanaan
 Penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif
 Minimalisasi risiko terhadap lingkungan
 Tanggung jawab dalam memfasilitasi pemebrdayaan masyarakat mulai dari pelrencanaan sd
evaluasi
 5.2.Perencanaan Kegiatan UKM mengacu pada pedoman dan kebutuhan masyarakat:
 Perencanaan upaya yang terintegrasi dengan RUK, yang dilakukan melalui kajian kebutuhan
masyarakat
 Revisi perencanaan jika diperlukan sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah
dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat
 5.3. Pengorganisasi UKM:
 Kejelasan tugas wewenang dan tanggung jawab yang dituangkan dalam uraian tugas dari
penanggung jawab dan pelaksana
 5.4. Komunikasi dan koordinasi
 5.5. Kebijakan dan prosedur dalam pelaksanaan UKM
 Penetapan peraturan, kebijakan, dan prosedur yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan UKM, pengendalian dokumen eksternal dan internal
 Evaluasi kepatuhan pelaksanaan terhadap peraturan, kerangka acuan, prosedur
 Kebijakan dan Prosedur evaluasi kinerja
 5.6. Akuntabilitas pengelolaan dan pelaksanaan UKM
 Akuntabilitas ditunjukkan melalui : monitoring kinerja dan kegiatan UKM
 Akuntabilitas ditunjukkan melalui : Pengarahan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab
terhadap pelaksana
 Akuntabilitas ditunjukkan melalui: penilaian kinerja yang dilaksanakan secara periodic
 5.7. Hak dan kewajiban sasaran UKM:
 Hak dan kewajiban sasaran
 Aturan yang jelas sebagai bagian peraturan internal sebagai upaya untuk memenuhi hak
sasaran sesuai dengan visi, misi, tujuan dari masing-masing UKM
Esensi Bab VI. Sasaran kinerja UKM
6.1. Perbaikan kinerja UKM
 Budaya perbaikan kinerja UKM
 Perbaikan kinerja UKM yang berkesinambungan yang terdokumentasi
 Peran Kepala Penanggung jawab, Pelaksana dalam perbaikan mutu dan
kinerja Upaya
 Pemberdayaan sasaran dalam perbaikan kinerja
 Kajibanding kinerja UKM yang terintegrasi
Prinsip dasar (esensi) dari Bab VII
 7.1 sd 7.10. Continuity of care (kesinambungan pelayanan klinis):
 Access (Akses/pendaftaran)
 Entry (Masuk)
 Assess (Pengkajian) dan keputusan layanan klinis
 Plan (Perencanaan)
 Implementation (Pelaksanaan)
 Evaluation (Penilaian)
 Discharge (Pemulangan)
7.1. Pendaftaran
 Proses pendaftaran sesuai kebutuhan dan keselamatan
 Informasi yang harus ada di pendaftaran:
 Sarana pelayanan: Jenis pelayanan, tariff, ketersediaan layanan, rujukan, dsb
 Hak dan kewajiban pasien
 Tahapan pelayanan
 Pendaftaran memperhatikan kendala yang dimiliki oleh pasien
7.2. Pengkajian & 7.3. Keputusan Layanan klinis
 Paripurna, mengakomodasi kebutuhan dan harapan pasien
 Berisi kajian: medis, keperawatan, kajian kesehatan yang lain
 Dicatat dalam rekam medis
 Pemberian prioritas pada pasien dengan kedaruratan
 Keputusan layanan klinis dilakukan oleh tenaga yang kompeten
 Pengkajian dilakukan dengan peralatan dan sarana memadai
7.4. Rencana layanan
 Dipandu dengan kebijakan dan prosedur yang efektif
 Disusun bersama dengan pasien dengan memerhatikan kebutuhan
biopsikososiospiritual, dan tata nilai budaya
 Disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan jika diperlukan
 Rencana layanan disusun dengan mempertimbangkan risiko
 Rencana layanan memuat pendidikan pasien
 Rencana layanan didokumentasikan dalam rekam medis
 Persetujuan tindakan medis
7.5. Rencana rujukan
 Dipandu prosedur yang jelas
 Informasi rujukan
 Kerjasama dengan fasilitas rujukan
 Kewajiban membuat resume tertulis tentang kondisi klinis
 Didampingi oleh staf yang kompeten
7.6 sd 7.9. Pelaksanaan layanan
 7.6. Pelaksanaan layanan:
 Dipandu oleh pedoman pelayanan klinis
 Kebijakan dan Prosedur khusus untuk kasus gawat darurat dan berisiko tinggi
 Kebijakan dan prosedur penanganan pemberian obat/cairan intravena
 Sesuai dengan rencana layanan
 Mempertimbangkan hak pasien
 Menghindari pengulangan yang tidak perlu
 Hak pasien untuk menolak/tidak melanjutkan pengobatan
 7.7. Pelayanan anestesi local dan pembedahan
 Jika melakukan anestesi, sedasi, dan pembedahan: dipandu oleh standar yang baku
 7.8. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga
 7.9. Pengelolaan nutrisi sesuai standar pada pasien rawat inap
7.10 .Pemulangan, rujukan dan tindak lanjut
 Dipandu oleh prosedur
 Ada kriteria pemulangan
 Prosedur tindak lanjut
 Tindak lanjut terhadap umpan balik dari sarana rujukan
 Prosedur untuk pasien yang memerlukan rujukan tetapi tidak mungkin
dilakukan
 Prosedur rujukan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pasien
MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan obat
 Pelayanan radiodiagnostik
 Manajemen informasi
 Manajemen keamanan lingkungan
 Manajemen peralatan
 Manajemen SDM klinias
8.1.nPelayanan laboratorium
 Jenis pemeriksaan yang tersedia dan prosedurnya
 Pelaksanaan pemeriksaan dan pemantauannya
 Petugas yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan
 Pengelolaan reagen, labeling, penyimpanan, ketersediaan reagen esensial
 Penetapan nilai normal dan rentang nilai
 Interpertasi oleh tenaga yang kompeten
 Penanganan specimen berisiko tinggi
 Penanganan B3B dan pembuangan limbah
 Ketepatan waktu penyerahan hasil
 Penyampaian hasil yang kritis
 PMI dan PME: kalibrasi, validasi internal, dan pemantapan mutu eksternal
 Program peningkatan mutu dan keselamatan: indicator pelayanan, analisis, upaya peningkatan mutu dan
keselamatan dan tindak lanjutnya
 Program pemeliharaan alat: inventarisasi alat dan pemeliharaan
8.2. Pengelolaan obat
 Jenis dan jumlah obat yang tersedia, formularium
 Prosedur peresepan obat dan pelayanan obat
 Bgm menjamin ketersediaan obat
 Pengelolaan obat psikotropik dan narkotik
 Kebersihan, keamanan penyimpanan, penyiapan dan penyampaian obat kepada pasien
 Penyimpanan dan prosedur penanganan obat LASA
 Penanganan obat kedaluwarsa
 Penanganan efek samping obat dan alergi (MESO)
 Pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi medication error
 Ketersediaan obat-obat emergensi
 Program peningkatan mutu dan manajemen risiko pada pelayanan obat: indicator pelayanan
obat, analisis dan tindak lanjut, identifikasi risiko pelayananan obat, analisis dan tindak lanjut
8.3. Pelayanan radiodiagnostik
 Jenis pelayanan, prosedur pelayanan, dan pemantauannya
 Program pengamanan radiasi baik bagi masyarakat maupun petugas
 Pembuangan limbah dari pelayanan radiologi
 Pelaksanaan dan interpertasi oleh tenaga yang kompeten
 Menjamin ketersediaan alat/BHP, foto
 Penyampaian hasil pemeriksaan
 Pemeliharaan alat dan kalibrasi: inventarisasi, jadual pemeliharaan,
pelaksanaan, monitoring dan tindak lanjut, kalibrasi
 Perijinan alat
 Pengendalian mutu pelayanan radiodiagnostik
8.4. Manajemen informasi
 Pembakuan klasifikasi diagnosis, kode diagnosis, symbol, specimen tanda
tangan dan inisial dokter/perawat
 Prosedur pelayanan rekam medis
 Proses pengelolaan rekam medis
 Cara identifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan
 Pengaturan isi rekam medis
 Kelengkapan isi rekam medis
 Tenaga yang kompeten
8.5. Manajemen lingkungan dan prasarana
 Kondisi fisik lingkungan/bangunan
 Manajemen prasarana: instalasi listrik, kualitas air, ketersediaan gas medis, ventilasi, dan system
utama yang lain
 Penanganan B3B
 Penanganan limbah
 Rencana penanggulangan bencana
 Rencana penanggulangan kebakaran
 Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi fisik
 Program pemeliharaan lingkungan fisik
 Program penanggulangan bencana dan kebakaran dan bagaimana pelaksanaannya
 Tenaga yang bertanggung jawab untuk pengelolaan lingkungan dan kalau terjadi
bencana/kebakaran
8.6. Manajemen peralatan
 Prosedur penyiapan alat medis
 Prosedur sterilisasi dan pelaksanaannya
 Bagaimana memastikan peralatan steril
 Inventarisasi, jadual pemeliharaan alat medis, prosedur dan pelaksanaan.
 Kalibrasi peralatan medis
 Monitoring peralatan yang rusak dan penggantiannya
 Bagaimana memastikan ketersediaan alat medis
 Petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan peralatan medis
8.7. Manajemen sdm klinis
 Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan (klinis), peta kompetensi
 Penilaian kinerja tenaga klinis
 Proses kredensial, rekredensial dan penetapan kewenangan klinis
 Upaya peningkatan kompetensi
 Peluang/kesempatan pendidikan dan pelatihan
 Kelengkapan perijinan tenaga klinis: STR, SIP, SIK, dsb.
9.1. Tanggung jawab tenaga klinis
9.2. Pemahaman mutu layanan klinis
9.3. Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan
pasien
9.4. Peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
Peningkatan mutu layanan klinis
 Tetapkan kebijakan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
 Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan kejelasan
uraian tugas
 Susun program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
 Laksanakan program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien sesuai
rencana
 Lakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
 Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:
 Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
 Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
 Penetapan indicator-indicator mutu dan keselamatan pasien
 Penetapan standar/panduan pelayanan klinis
 Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan pasien
 Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
 Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien dengan kejelasan
tanggung jawab dan uraian tugas, yang anggotanya adalah praktisi
Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
 Adanya komitmen (terdokumentasi) praktisi klinis untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien secara berkelanjutan
 Pemahaman praktisi klinis thd mutu dan keselamatan pasien (melalui sosialisasi,
workshop, pelatihan) : diklat internal
 Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
ditunjukkan dalam:
 Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan tindak lanjut terhadap
pencapaian indicator klinis : ex lama tunggu
 Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis (sesuai dengan budaya
dan tata nilai keselamatan pasien (contoh: kebiasaan cuci tangan, kebiasaan melakukan
chek ulang untuk menghindari kekeliruan, budaya tidak saing menyalahkan)
 Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
 Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi perbaikan mutu dan
keselamatan pasien
 Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui penyusunan indicator
mutu dan keselamatan pasien (dengan target yang jelas), pengumpulan data dan
analisis thd pencapaian indicator.
 Indikator meliputi:
 Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien (mulai dari patient
assessment dan pelaksanaan asuhan), pelayananan penunjang medis,
penggunaan antibiotika. ( bab 8 : pengobatan rasional)
 Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
komunikasi dalam pelayanan klinis, tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
tidak terjadinya kesalahaan prosedur klinis, pengendalian infeksi (tidak terjadi
infeksi akibat pemberian pelayanan, dilakukannya kebiasaan cuci tangan (hand
hygiene), dan tidak terjadinya pasien jatuh )
 Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan pelayanan klinis
 Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
 Area prioritas (3H + 1P) : High cos, high risk, higt Trend problem
 Hasil monitoring dan pengukuran indicator-indicator mutu dan keselamatan
pasien
 Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
 Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
 Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:
a. montoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
b. Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC)
d. Implementasi manajemen risiko pada area prioritas:mulai dari
identifikasi risiko klinis, analisis risiko, dan upaya untuk
meminimalkan risiko (dengan metoda Failure mode and effect
analysis/FMEA)
e. Penyusunan panduan praktik klinis dan SOP klinis
f. Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
g. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
h. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
i. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
j. program diklat mutu dan keselamatan pasien
 Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan rencana peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
 Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien:
 Tindak lanjut dari hasil pengukuran indicator dan jika ada
permasalahan/complain, maupun KTD, KTC, dan KNC
 Program-program yang ada pada rencana
 Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut thd pelaksanaan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang direncanakan yang
dikomunikasikan kepada semua praktisi klinis dan dilaporkan pada
pimpinan
Bab III, VI, dan IX sebaiknya diintegrasikan dalam program mutu
puskesmas dan keselamatan pasien.
Program mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
1. Workshop mutu puskesmas dan keselamatan pasien:
-penggalangan komitmen
-penyusunan tatanilai dan budaya mutu
-paparan konsep mutu dan akreditasi
-paparan standar dan instrument akreditasi
-pembentukan tim mutu puskesmas dan keselamatan pasien:
-penanggung jawab mutu
-tim mutu manajerial
-tim mutu UKM
-tim mutu UKP/Klinis
-pemilihan area prioritas untuk pelayanan klinis
2. Workshop dengan tokoh masyarakat dan perwakilan pasien, perwakilan
sasaran, lintas sector untuk memperoleh masukan thd mutu dan kinerja
puskesmas
3. Perumusan kebijakan mutu:
a. Mewajibkan semua karyawan berpartisipasi dalam perbaikan mutu
b. ….. Dst (lihat di lampiran 1 pedoman penyusunan dokumen akreditasi
fasilitas kesehatan tingkat pertama)
4. Penyusunan manual mutu
5. Workshop penyusunan perencanaan program mutu puskesmas dan
keselamatan pasien
6. Program mutu manajerial:
a. Monitoring dan Penilaian kinerja manajerial (keuangan, pemeliharaan,
pengelolaan sdm, pengelolaan asset, dsb)
b. Audit internal
c. Pertemuan tinjauan manajemen
d. Evaluasi kinerja pihak ketiga
7. Program mutu UKM:
a. Monitoring dan penilaian kinerja tiap-tiap UKM
b. Pencapaian indicator MDGs
8. Program mutu pelayanan klinis:
a. Monitoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
b. Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Implementasi manajemen risiko pada area prioritas
e. Penyusunan panduan praktik klinis
f. Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
g. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
h. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
i. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
j. program diklat mutu dan keselamatan pasien
9. Implementasi program-program kegiatan yang direncanakan
10. Kajibanding (kinerja UKM, danUKP) dan tindak lanjutnya
11. Evaluasi keseluruhan program mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
12. Diseminasi pelaksanaan dan hasil program mutu puskesmas dan
keselamatan
13. Pelaporan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota
No Kegiatan Pokok Rincian Sasaran Cara Jadual Penanggun Keterangan
Kegiatan melaksana pelaksanaa g jawab
kan n
Kegiatan
1 Workshop mutu Workshop Seluruh Pertemuan 15 Februari Kepala
Puskesmas dan KP karyawan 2015 Puskessmas
puskesmas
2 Monitoring dan Menyusun
penilaian kinerja UKM indicator

Mengumpulka
n data
indicator

Menganalisis

Evaluasi
pencapaian
indicator
kinerja
Pelaporana
TUGAS HARI KE DUA
 DISKUSIKAN UPAYA/KIAT-KIAT TIM PENDAMPING DALAM
MELAKSANAKAN PENDAMPINGAN PUSKESMAS AGAR MENCAPAI
SKOR OPTIMAL UNTUK SEMUA ELEMEN PENILAIAN.

Anda mungkin juga menyukai