Anda di halaman 1dari 41

CASE REPORT

DERMATITIS KONTAK IRITAN

Pembimbing:
dr. Euis Nana Resna, Sp.KK

IMAYLANI SRINITA
NIM. 1765050026
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Periode 30 September – 02 November 2019
RSUD Cibinong
IDENTITAS PASIEN
• Nomor Rekam Medik : 11160784
• Nama : Ny. HS
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 29 tahun
• Alamat : Jl. Tegar Beriman, Cibinong
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
ANAMNESIS

Autoanamnesis

Dilakukan Tanggal : 7 September 2019

Keluhan Utama : tangan kanan dan kiri terasa panas, perih dan gatal disertai
kulit mengelupas dan kemerahan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak 1 minggu yang lalu, pasien mengeluh bruntus kemerahan pada bagian
jari tangan dan punggung tangan sebelah kiri dan kanan, disertai rasa panas, perih,
dan gatal. Keluhan bertambah luas sejak pertama kali muncul. Keluhan ini muncul
setelah pasien mencuci pakaian dengan deterjen.
Pertama kali muncul berupa bruntus yang terasa gatal dan panas di kedua
jari tangan serta punggung tangan. Pasien mengatakan sering menggaruk kedua
tangannya tersebut. Lama-kelamaan bruntus tersebut menjadi bercak kemerahan
disertai kulit mengelupas di jari manis kiri dan jari tengah kanan dan juga menjadi
bruntus di kedua punggung tangan pasien.
Selama 1 minggu ini hanya diberi obat minum dan salep yang dibeli di
apotek (pasien lupa nama obatnya). Bila pasien minum obat, perih dan gatal terasa
berkurang. Namun setelah mencuci dengan deterjen, rasa perih dan gatal muncul
kembali.
Tidak ada keluhan kelainan kulit di tempat lain. Keluhan gatal pada
malam hari disangkal. Riwayat menderita penyakit tertentu disangkal. Riwayat
alergi disangkal. Pasien mengaku mandi 2 kali sehari. Pasien selalu
menggunakan handuk sendiri dan selalu menjaga kebersihan.

• Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak Sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tanda Vital
– Tekanan Darah :-
– Nadi : 84 x/menit
– Suhu : 36.8oC
– RR : 21 x/menit
• Antopometri
– Berat Badan : 56 kg
– IMT : gizi baik ( berdasarkan atropometri U/BB kemenkes )
STATUS GENERALIS
Kepala Normocephali
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Simetris, septum deviasi (-), sekret (-)
Telinga Normotia, CAE lapang (+/+), serumen (-/-)
Tenggorokan Faring tidak hiperemis,T1-T1 hiperemis (-/-)
Mulut Sianosis (-), mukosa bibir kering (-), gigi lubang (-),
gigi tambal (-)
Thorax Simetris, retraksi (-)
-Cor BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
-Pulmo BND vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen Tampak datar, BU 4x/menit, Timpani, Nyeri tekan (-)
KGB Tidak teraba membesar
Ekstremitas Akral hangat, edema (-), CRT <2’
STATUS DERMATO-VENEROLOGI
Pada digiti IV manus sinistra tampak patch eritem
ukuran 3,5x1cm dan pada digiti III manus dextra
tampak patch eritem ukuran 1,5x1cm, batas tidak
tegas, tersebar bilateral disertai skuama halus di
atasnya.
.

Pada regio dorsum manus sinistra tampak plaque eritem


berukuran numular batas tegas tersebar regional. Pada regio
dorsum manus dextra tampak papul multipel ukuran milier
berkonfluens tersebar bilateral
Diagnosis Banding
• Dermatitis Kontak Alergi
• Dermatitis Atopi

Diagnosa Kerja
• Dermatitis Kontak Iritan e.c Deterjen

Usulan Pemeriksaan Penunjang


• Patch Test
• Pemeriksaan IgE
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
• pada DKA, terdapat sensitasi dari pajanan/iritan.
• KU DKA :gatal pada daerah yang terkena pajanan
• Pada patch tes (+)

Dermatitis Atopi
• Radang kulit kronis & residif, disertai dg gatal yang
umumnya sering tjd selama masa bayi & anak-anak.
• Peningkatan kadar IgE
Alergi Iritan Kuat Iritan Lemah
Onset Cepat, 1-2 hari Cepat, beberapa jam - 5 hari mingguan, bulanan, tahunan pada
paparan berulang
Sign Erupsi akut dan subakut, batas tegas, Erupsi akut, batas tegas, eritem, edem, vesikel, Kronik erupsi, difus. Awal : kering, fisur
eritem, edem, vesikel bula, terbakar kimia Lanjut : eritem, likenifikasi, ekskoriasi

Simptoms Gatal Panas, nyeri Gatal, panas


Mekanisme Reaksi imunologi Reaksi nonimunologi Reaksi nonimunologi kumulatif
Awal : sensitisasi Sekali terpapar kimia kuat berulang terhadap kimia lemah
Lanjut : erupsi pabagian terpapar

Agen Nikel, krom, tanaman, plastik, kosmetik, Asam kuat: hidroklorida, nitrit, sulfur, asam Sabun, detergen, pelarut,pembersih
penyebab karet, obat-obatan oksalat, Alkali : Sodium hidroksida, kalsium rumah tangga, terpapar air lama
oksida

Patch test Positif (setelah 24-48 jam) dapat Positif (reaksi iritan) pada pasien dan kontrol Negatif (reaksi false positif dapat
melebar (setelah beberapa menit-jam) cepat terjadi bila menggunakan bahan
menghilang konsentrasi tinggi)

Lokasi Tangan, wajah, lengan bawah, leher, Tangan, lengan bawah Tangan, lengan bawah, punggung
aksila, genital, kepala, kaki
PENATALAKSANAAN
-Edukasi tentang penyakit. Topikal :

Medikamentosa
Non Medikamentosa -Menghindari pajanan -Glukokortikoid topikal
terhadap iritan. Sistemik :
-Pemakaian alat pelindung -Antibiotik
diri bagi pasien yang bekerja
dengan bahan iritan. -Antihistamin
-Jaga kebersihan luka -Emollient 3-4 kali sehari
-Hindari trauma pada lokasi
lesi
EDUKASI
• Memberikan informasi mengenai penyakit pasien dan pemicunya.

• Menghindari faktor pencetus : berdasarkan riwayat (bahan iritan, bahan alergen, suhu ekstrim,
makanan, stres)

• Memberi edukasi cara merawat kulit, menghindari penggunaan obat-obat tanpa sepengetahuan
dokter

• Mandi menggunakan sabun netral, pH rendah

• Setelah mandi oleskan pelembab 2-3 kali sehari atau bila kulit kering
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad sanantionam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam


RESEP
R/ Betametasone valerate 0,1% cream No. I
S 2ddue

R/ Emollient cream No I
S 3ddue

R/ Cetirizine tab 10 mg No X
S I dd tab I
TINJAUAN
PUSTAKA
DERMATITIS KONTAK IRITAN
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Definisi
• Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan
reaksi peradangan nonimunologik pd kulit yg
disebabkan oleh kontak dg faktor eksogen
maupun endogen.
Faktor eksogen
• bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun
biologik)
Faktor endogen
• memegang peranan penting pada penyakit
EPIDEMIOLOGI
DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin.

Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, namun


sulit untuk diketahui jumlahnya

Hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak datang


berobat dengan kelainan ringan

Pekerja di Amerika, menunjukkan 90-95% dari penyakit


okupasional adalah dermatitis kontak, & 80% adalah DKI
ETIOLOGI

Faktor
Eksogen

Faktor
Endogen
FAKTOR EKSOGEN
(1) Sifat kimia bahan iritan
• pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah,
polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan

(2) Sifat dari pajanan


• jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak,
pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan jaraknya
setelah pajanan sebelumnya

(3) Faktor lingkungan


• lokalisasi tubuh yang terpajan dan suhu, dan faktor
mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan
FAKTOR ENDOGEN

1.Faktor genetik 2.Jenis Kelamin

3.Umur 4.Suku

5.Lokasi kulit 6.Riwayat Atopi


MEKANISME IMUNOLOGIS DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI).

a. Bahan iritan fisik & kimia memicu pelepasan sitokin &


mediator inflamasi lainnya disebut sinyal bahaya.
b. Sel epidermis & dermis merespon sinyal bahaya tsb
c. Setelah itu, keluar sitokin inflamasi dari sel residen & sel
inflamasi yg sudah terinfiltrasi. Sitokin utama pd proses ini
adalah CXCL 8 (IL-8)
d. Akibat dari produksi sitokin inflamasi, banyak sel inflamasi
termasuk neutrofil diserang & dibawa pengaruh picuan
inflamasi mengeluarkan mediator inflamasi. Hasilnya dpt
dilihat secara klinis pada DKI.
Mekanisme imunologi tsb  peradangan klasik di
tempat terjadinya kontak dikulit

berupa eritema, edema, panas, dan nyeri bila iritan kuat

Iritan kuat akan menyebabkan kelainan kulit pada


pajanan pertama

Iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah


berulang kali kontak
GAMBARAN KLINIS

Iritan kuat • Memberikan gejala akut

Iritan lemah • Memberi gejala kronis

Berdasarkan penyebab tersebut dan pengaruh faktor


tersebut, dermatitis kontak iritan dibagi menjadi 10 macam
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Akut Noneritematous
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Lambat (Delayed ICD) Subyektif (Sensory ICD)
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Iritan
Kronis (DKI Kumulatif) Gesekan (Friction ICD)

Reaksi Iritan Dermatitis Kontak Iritan


Akneiform
Reaksi Traumatik (DKI
Dermatitis Asteatotik
Traumatik)
1.Dermatitis Kontak Iritan Akut
• Kulit terasa pedih / panas, eritema, vesikel
atau bulla. Luas kelainanya sebatas daerah yg
terkena dan berbatas tegas
• Rasa sakit tjd dlm beberapa dtk dari pajanan.

2.Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed


ICD)
• Gejala obyektif tdk muncul 8-24 jam /lebih
setelah pajanan
• Gambaran kliniknya mirip dgn DKI akut
3.Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI
Kumulatif)
• Disebabkan oleh iritan lemah (spt air,
sabun,detergen,dll) dgn pajanan berulang-
ulang, biasanya lebih sering pd tangan
• Muncul stlh bbrp hari,minggu,bulan,tahun.

4.Reaksi Iritan
• Menunjukkan reaksi akut monomorfik yang
dapat berupa skuama, eritema, vesikel,
pustul, serta erosi, dan biasanya
terlokalisasi di dorsum dari tangan dan jari
5.Reaksi Traumatik (DKI Traumatik)
• terbentuk setelah tauma akut pada kulit seperti
panas atau laserasi.
• Secara klinik gejala mirip dengan dermatitis
numular.

6.Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous


• Pada tingkat awal dari iritasi kulit, kerusakan
kulit terjadi tanpa adanya inflamasi, namun
perubahan kulit terlihat secara histologi.
• Gejala umum yang dirasakan penderita adalah
rasa terbakar, gatal, atau rasa tersengat
7.Dermatitis Kontak Iritan Subyektif (Sensory
ICD)
• Kelainan kulit tdk terlihat, namun penderita
mengeluh gatal,rasa tersengat,rasa terbakar,
beberapa mnt setelah terpajan iritan.
• Biasanya daerah wajah, kepala dan leher.

8.Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction


ICD)
• Terjadi iritasi mekanis yang merupakan hasil
dari mikrotrauma atau gesekan yang berulang
• klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura,
dan gatal pada daerah yang terkena gesekan
9.Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
• Biasanya dilihat stlh pajanan okupasional, spt
oli,metal,halogen,stlh penggunaan kosmetik.
• memiliki lesi pustular yg steril & transien,&
dpt berkembang beberapa hari stlh pajanan.

10.Dermatitis Asteatotik
• Biasanya terjadi pd pasien usia lanjut yg
sering mandi tanpa menggunakan pelembab
pada kulit
• Gatal yang hebat, kulit kering, dan skuama
ikhtiosiform
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
• Pasien menyatakan ada pajanan  iritasi
• Onset mnt-jam  DKI akut
• Reaksi inflamasi 8-24 jam setelah pajanan
 DKI Lambat
• Onset dari gejala hingga berminggu-minggu
ada DKI kumulatif (DKI Kronis).
• Mengeluh sakit, rasa terbakar, rasa
tersengat, dan rasa tidak nyaman akibat
pruritus
Pemeriksaan Fisik

Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria dignosis


primer untuk DKI
• Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel
• Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh
• Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
• Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Patch Test

Pemeriksaan IgE

Pemeriksaan KOH
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
• pada DKA, terdapat sensitasi dari pajanan/iritan.
• KU DKA :gatal pada daerah yang terkena pajanan
• Pada patch tes (+)

Dermatitis Atopi
• Radang kulit kronis & residif, disertai dg gatal yang
umumnya sering tjd selama masa bayi & anak-anak.
• Peningkatan kadar IgE
Alergi Iritan Kuat Iritan Lemah

Onset Cepat, 1-2 hari Cepat, beberapa jam - 5 hari mingguan, bulanan, tahunan pada
paparan berulang
Sign Erupsi akut dan subakut, batas tegas, Erupsi akut, batas tegas, eritem, edem, Kronik erupsi, difus. Awal : kering,
eritem, edem, vesikel vesikel, bula, terbakar kimia fisur
Lanjut : eritem, likenifikasi,
ekskoriasi
Simptoms Gatal Panas, nyeri Gatal, panas
Mekanisme Reaksi imunologi Reaksi nonimunologi Reaksi nonimunologi kumulatif
Awal : sensitisasi Sekali terpapar kimia kuat berulang terhadap kimia lemah
Lanjut : erupsi pabagian terpapar
Agen Nikel, krom, tanaman, plastik, Asam kuat: hidroklorida, nitrit, sulfur, asam Sabun, detergen, pelarut,pembersih
penyebab kosmetik, karet, obat-obatan oksalat, Alkali : Sodium hidroksida, kalsium rumah tangga, terpapar air lama
oksida
Patch test Positif (setelah 24-48 jam) dapat Positif (reaksi iritan) pada pasien dan Negatif (reaksi false positif dapat
melebar kontrol (setelah beberapa menit-jam) cepat terjadi bila menggunakan bahan
menghilang konsentrasi tinggi)
Lokasi Tangan, wajah, lengan bawah, leher, Tangan, lengan bawah Tangan, lengan bawah, punggung
PENATALAKSANAAN

Prinsip pengobatan

•Menghindari bahan iritan,


•Melakukan proteksi
•Mengganti bahan iritan dengan bahan
lain atau menghentikan penggunaan
bahan iritan
PENATALAKSANAAN
-Edukasi tentang penyakit. Topikal :

Medikamentosa
Non Medikamentosa -Menghindari pajanan -Glukokortikoid topikal
terhadap iritan. Sistemik :
-Pemakaian alat pelindung -Antibiotik
diri bagi pasien yang bekerja
dengan bahan iritan. -Antihistamin
-Jaga kebersihan luka -Emollient 3-4 kali sehari
-Hindari trauma pada lokasi
lesi
PROGNOSIS

Prognosisnya kurang baik jika bahan iritan


penyebab dermatitis tersebut tidak dapat
disingkirkan dengan sempurna. Keadaan ini
sering terjadi pada DKI kronis yang
penyebabnya multifaktor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai