Anda di halaman 1dari 15

Hukum Steno dan

Tektoknik Lempeng

oleh : Mayang Putri


Wildani

Nim: 072001800034
Kelas B
Pada saat sedimen diendapkan, maka ia akan mengikuti hukum alam.
Contohnya, material yang berat akan terendapkan lebih dahulu
dibanding yang ringan.

Kecepatan pengendapan material sedimen tergantung pada besar


butirnya, menurut hukum stoke, v = C.r2 cm/s dimana v adalah
kecepatan pengendapan, C suatu konstanta dan r garis tengah
butiran.
Hukum Steno
Terdapat 3 hukum steno, yaitu:
1. Hukum Superposisi
Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di
bawah umurnya relatif lebih tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan
batuan tersebut belum mengalami deformasi (perubahan bentuk, posisi, dan
dimensi dari suatu benda) atau masih dalam keadaan normal.
2. Hukum Horizontalitas
Lapisan-lapisan sedimen diendapkan mendekati horizontal/
mendatar dan pada dasarnya sejajar dengan bidang
permukaan dimana lapisan sedimen tersebut diendapkan.
Susunan lapisan yang kedudukannya tidak horisontal berarti
telah mengalami proses geologi lain setelah
pengendapannya, misalnya dipengaruhi oleh gaya tektonik
atau perlapisan batuan tersebut miring, patah, terlipat,
berarti batuan tersebut telah mengalami deformasi.
3. Hukum Kemenerusan Lateral (lateral
continuity).
Lapisan sedimen diendapkan secara
menerus dan bersinambungan
(continuity), sampai batas cekungan
sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak
mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan
berubah menjadi batuan lain dalam
keadaan normal. Pada dasarnya hasil
suatu pengendapan yakni bidang
perlapisan, akan menerus walaupun
tidak kasat mata.
Tektonik Lempeng
Teori yang mengatakan bahwa kerak bumi tidak bersifat permanen,
tetapi bergerak secara mengapung, mulai diperkenalkan pada awal
abad 20. Setelah melalui berbagai perdebatan yang sengit selama
beberapa tahun, ide atau teori ini diterima oleh sebagian besar ahli
ilmu bumi pada tahun 1960 an.
Jenis – Jenis Lempeng

1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng ini
terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra antara 5 hingga 10 km.
Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah silikon yang lebih banyak.
Kepadatan pada kerak samudra karena perbedaan silikon. Kerak samudra berada di
bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari silikon
dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30 hingga 50 km. Silikon
pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak memiliki materi berat. Lempeng
benua adalah lempeng yang berada di atas permukaan lau, dan menjadi tempat tingga
bagi manusia.
– Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
– Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
– Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50
sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
– Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
– Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng
benua
– Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
– Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
Interior Bumi

1. Litosfer , Sifat kaku/rigid, terdiri dari:


Kerak samudera ( 0-10 km), lapisan Sima ( Silikat Magnesium)
Kerak benua ( 0-70 km), lapisan Sial (Silikat Aluminium)
2. Astenosfer , sifat plastis, ( 70-350 km)
3. Zona Transisi, sifat cair (350-700 km)
4. Mantel, sifat cair (700-2900 km)
5. Liquid Iron Core, sifat cair (2900-4980 km)
6. Solid Iron Core, sifat padat(4980-6370 km)
Jenis – Jenis Batas Lempeng
– Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara menyampng di
sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat berupa sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga
pergerakan yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.contoh jenis batas lempeng ini adalah sesar san
andreas di california.
– Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada
lithosfer. akibat adanya pergerakan ini, lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut. Sedangkan pada
lempeng benua, membentuk lembah.
– Konvergen adalah dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan salah satu lempeng akan
tertancap kebawah, dan masuk ke bawah lempeng lainnya. Pada jenis batas konvergen, dibedakan menjadi 3,
yaitu:
1. Jika terdapat dua lempeng, maka salah satu akan menghujam bumi, sedangkan salah satu
lempeng akan membentuk busur kepulauan, akibat tertekan ke atas.
2. Jika terdapat dua lempeng, dan kedua lempeng memiliki kepadatan yang sama, maka kedua lempeng
akan bertubrukan dan membentuk pegunungan lipatan
3. Jika lempeng samudra dan lempeng benua saling bertemu, maka lempeng samudra akan menghujam
kebawah, sedangkan lempeng benua akan membentuk pegungan uplift akibat permukaan yang
tertekan ke atas.
Mekanisme Pergerakan.
Pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak merata. Panas
bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain itu, usia
dari sebuah lempeng juga mempengaruhi. Lempeng samudra yang mengalami
penuaan akan mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan, kepadan
menjadi bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke dalam
selimut bumi. Akibatnya, bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan
astenosfer bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah.
Penyebab gerakan pada lempeng -
lempeng di bumi
1. Gaya Gesek
Salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal
drag dan slab suction. Basal drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer.
sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke selimut
bumi.
2. Gaya Gravitasi
Gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat,
sehingga tertarik ke dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini juga akibat
adanya pembengkakan lempeng. pembengkakan ini menyebabkan lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya Dari Luar
Gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya
rotasi bumi di bawah bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan proses
terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.
Daftar Pustaka

– http://duniayuza.blogspot.com/2010/12/hukum-pengendapan-hukum-
steno.html
– http://fahriadhari.blogspot.com/2013/07/hukum-hukum-dasar-geologi.html
– http://hendraalzair.blogspot.com/2016/05/tektonik-lempeng.html
– https://daoezy.wordpress.com/2013/03/09/hukum-hukum-stratigrafi/
– http://evanskristosalu.blogspot.com/2013/07/deformasi.html
– https://www.geologinesia.com/2015/10/teori-tektonik-lempeng-pangea.html
– https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-tektonik
– https://catatansianaksipil.wordpress.com/2011/01/09/tektonik-lempeng/
Thank You

Anda mungkin juga menyukai