Anda di halaman 1dari 4

Pengetahuan ibu, pola makan dan status gizi

pada anak stunting usia 1-5


tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan
Genuk, Semarang

Nama kelompok 6 :
1. Annisa Rizky Maulida
2. Devia Anzeliasari
3. Iin Sintya Ferenanda
4. Sepri Handayani
5. Syifa Pravitasuri
• Stunting adalah suatu kondisi status gizi kurang yang bersifat
kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal
kehidupan.
WHO stunting dikondisikan dengan nilai Z-score tinggi badan
menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD). Secara
global, sekitar 1 dari 4 balita mengalami stunting. Kejadian
stunting sering dijumpai pada anak usia 12-36 bulan dengan
prevalensi sebesar 38,3–41,5%.
Stunting pada anak usia dibawah lima tahun biasanya kurang
disadari karena perbedaan anak yang stunting dengan anak yang
normal pada usia tersebut tidak terlalu dilihat.
Usia <5 lima tahun merupakan periode emas dalam
menentukan kualitas SDM dilihat dari segi
pertumbuhan fisik maupun kecerdasan harus
didukung oleh status gizi yang baik. Seorang anak
yang stunting pada masa ini cenderung sulit
mencapai tinggi badan yang optimal pada periode
selanjutnya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
perkembangan fungsi kognitif dan psikomotor,
penurunan intelektual, peningkatan risiko penyakit
degeneratif serta penurunan produktivitas di masa
mendatang.
Stunting sulit ditangani bila anak telah memasuki usia 2
tahun. Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak,
ibu perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak, terutama
selama masa kehamilan hingga anak lahir dan berusia 18
bulan.
Kelangsungan hidup & kesehatan anak tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan ibu. Asupan zat gizi yang
rendah dipengaruhi oleh pola asuh, salah satunya
perilaku pemberian makan yang tidak tepat.Penelitian
menyebutkan adanya hubungan yang nyata antara pola
pengasuhan dengan stunting.

Anda mungkin juga menyukai