Anda di halaman 1dari 70

Achmad Jamal

Fachri Munadi
Fidelis Ayodya A.
KELOMPOK 8
Joshua Raymond V. S TOPIK 3
Indra Kharisma P.
Nama Sumur A B C D E F G H I J
Laju Alir (MMSCFD) 35 55 25 53 0,5 5,1 1250 110 350 7,3
Jarak Ke Titik Demand (Km) 100 115 125 300 500 600 1750 100 1500 50
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 700 245 240 243 247 675 1240 241 890 350
Suhu (Celc) 155 145 167 140 146 165 110 150 164 196
Pengotor (%Vol)
CO2 2,65 0,35 0,17 14,26 68,54 0,15 6,83 2,28 2,53 22,73
N2 0,16 0,57 0,43 0,93 0,61 3,66 0,66 4,25 3,71 0
O2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,19
H2S (Ppm) 100 200 55 5 65 10 65
Hg (Ppm) 13 10 7
Komposisi HC (%Mol)
C1 61,53 97,01 99,4 49,56 19,78 94,32 85,02 83,32 79,57 62,67
C2 12,45 1,35 trs 9,68 1,41 1,29 2,84 3,32 6,4 5,34
C3 11,7 0,49 trs 7,33 5,13 0,42 2,72 4,1 4,22 3,44
iC4 5,7 0,15 trs 6,23 1,21 0,02 0,75 0,79 0,83 0,68
nC4 5,08 0,05 trs 5,81 1,91 0,14 0,65 1,13 1,1 0,91
iC5 0,29 0,03 0 1,97 0,53 trs 0,3 0,38 0,43 0,34
nC5 0,21 trs 0 1,71 0,48 trs 0,18 0,34 0,36 0,28
C6+ 0,23 trs 0 2,52 0,4 0 0,05 0,1 0,85 0,42

KONDISI TIAP SUMUR


ASUMSI LETAK SUMUR GAS

A
SUMUR A
Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
A
35
KARAKTERISTIK SUMUR
Jarak ke titik demand 1. Kadar CO2 rendah
100
(km) 2. Laju Alir rendah
Kondisi Reservoir 3. Jarak sumur ke titik demand dekat cocok untuk
Tekanan(psia) 700 gas pipeline
Suhu (Celc) 155 4. Terdapat banyak Ethana dan Propana
Pengotor (%Vol) sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai
CO2 2.65 LPG.
N2 0.16
O2 0
H2S (ppm) 100
Hg (ppm) -
Komposisi HC (%mol)
C1 61.53
C2 12.45
C3 11.70
iC4 5.7
nC4 5.08
iC5 0,29
nC5 0,21
C6+ 0,23
PERHITUNGAN WATER CONTENT
Perhitungan water content sumur A:
P = 700 psia, T = 311°F
CO2 → y1 = 0.0265
H2S → y2 = 0.0001
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.0265 – 0.0001 = 0.9734
• Dari grafik 17.2a → Whc = 1700 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 2000 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 4500 lb/MMscf

W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2


W = 0.9734 × 1700 + 0.0265 × 2000 + 0.0001 × 4500
W = 1654.78 + 53 + 0.45
W = 1708.23 lb/MMscf
GAS TREATMENTSUMUR A
Gas treatment pada sumur A:
1. Kandungan CO2 sebesar 2.65% masih berada dibawah baku mutu untuk gas pipeline (4%),
akan tetapi karena adanya H2S sebesar 100 ppm maka perlu pengolahan dengan gas
sweetening sehingga memenuhi kebutuhan untuk gas pipeline, yaitu 4 ppm. Proses
penghilangan H2S dilakukan dengan Iron Sponge & Zinc Oxide.
2. Aliran gas alam sama sekali tidak memiliki kandungan merkuri, oleh karena itu tidak
dibutuhkan proses mercury removal.
3. Adanya kandungan komponen C2 dan C3 dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
menggunakan NGL recovery untuk bisa mendapatkan produk samping berupa LPG.
4. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi. Dengan demikian, perlu dilakukan proses
gas dehydration untuk menghilangkan kandungan air dengan penggunaan TEG.
SIMULASI GAS SWEETENING SUMUR A
Komposisi Feed Gas
dari Sumur A
Komposisi keluaran
dari proses
Sweetening dengan
MDEA

10
Gas Dehydration pada Sumur A

11
Komposisi
keluaran
Gas Dehydration

12
SUMUR H
Nama Sumur
KARAKTERISTIK SUMUR
H
Laju Alir (MMSCFD) 110
Jarak ke titik demand
100
(km)
1. Kadar CO2 rendah
Kondisi Reservoir 2. Laju Alir rendah
Tekanan(psia) 241 3. Jarak sumur ke titik demand dekat
Suhu (Celc) 150 4. Kandungan C1 cukup besar sehingga
Pengotor (%Vol) berpotensi dimanfaatkan menjadi gas pipeline
CO2 2.28
N2 4.25
O2 0
H2S (ppm) 10
Hg (ppm) -
Komposisi HC (%mol)
C1 83.32
C2 3.32
C3 4.1
iC4 0.79
nC4 1.13
iC5 0,38
nC5 0,34
C6+ 0,1
PERHITUNGAN WATER CONTENT
Perhitungan water content sumur H:
P = 241 psia, T = 150°F
CO2 → y1 = 0.0228
H2S → y2 = 0.00001
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.0228 – 0.00001 = 0.97719
• Dari grafik 17.2a → Whc = 4708 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 6885 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 8385 lb/MMscf

W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2


W = 0.97719 × 4708 + 0.0228 × 6885 + 0.00001 × 8385
W = 4757,6724 lb/MMscf
GAS TREATMENTSUMUR H
Gas treatment pada sumur A:
1. Kandungan CO2 sebesar 2.65% masih berada dibawah baku mutu untuk gas pipeline (4%),
akan tetapi karena adanya H2S sebesar 100 ppm maka perlu pengolahan dengan gas
sweetening sehingga memenuhi kebutuhan untuk gas pipeline, yaitu 4 ppm. Proses
penghilangan H2S dilakukan dengan Iron Sponge & Zinc Oxide.
2. Aliran gas alam sama sekali tidak memiliki kandungan merkuri, oleh karena itu tidak
dibutuhkan proses mercury removal.
3. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi. Dengan demikian, perlu dilakukan proses
gas dehydration untuk menghilangkan kandungan air dengan menggunakan TEG.
Komposisi Feed
Gas pada Sumur H

17
Komposisi Clean
Gas pada Sumur H

18
Komposisi keluaran
Dehydration
Sumur H

19
Nama Sumur H A
Laju Alir (MMSCFD) 110 35

Jarak ke titik demand (km) 100 100

Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 241 700
Suhu (Celc) 150 155
Pengotor (%Vol)
CO2 2.28 2.65
N2 4.25 0.16
O2 0 0
H2S (ppm) 10 100
Hg (ppm) - -
Komposisi HC (%mol)
C1 83.32 61.53
C2 3.32 12.45
C3 4.1 11.70
iC4 0.79 5.7
nC4 1.13 5.08
iC5 0,38 0,29
nC5 0,34 0,21
C6+ 0,1 0,23
SUMUR B DAN C
ANALISA SUMUR B & C
Nama Sumur B C
Laju Alir (MMSCFD) 55 25
Jarak Ke Titik Demand (Km) 115 125 Sumur B dan C menjadi produk gas pipeline
Kondisi Reservoir dikarenakan beberapa hal seperti berikut :
Tekanan(psia) 245 240
Suhu (Celc) 145 167 1. Komposisi methane yang lebih dari 90%
Pengotor (%Vol) sehingga cocok dijadikan gas pipeline
Co2 0,35 0,17
N2 0,57 0,43 2. Sumur B dan C memiliki laju alir masing-
O2 0 0
H2S (Ppm) 200
masing sebesar 55 dan 25 MMSCFD yang
Hg (Ppm) tidak terlalu besar dan memenuhi standar
Komposisi HC (%Mol) gas pipeline
C1 97,01 99,4
C2 1,35 trs 3. Jarak ke titik demand yang masih
C3 0,49 trs dibawah 200 km menjadikan sumur B&C
Ic4 0,15 trs
Nc4 0,05 trs
memenuhi persyaratan untuk di
Ic5 0,03 0 transportasikan dalam pipeline
Nc5 trs 0
C6+ trs 0
SYARAT PEMILIHAN GAS PIPELINE

Economic volumes and distances for the transportation


AGA Report No 4A
of stranded gas reserves (Stephen and Cano, 2004)
ANALISA SUMUR B & C
Perhitungan kandungan air untuk sumur B: Perhitungan kandungan air dari sumur C:
P = 245 psia T = 145 oC P = 240 psia T = 167 oC
 Fraksi CO2 (y1) = 0,0035
 Fraksi CO2 (y1) = 0,0017
 Fraksi H2S (y2) = 0,0002
 y = 1- y1-y2 = 0,9963  Fraksi H2S (y2) = 0
 y = 1- y1-y2 = 0,9983
Nilai Whc, W1, dan W2:
 Whc = 5050 lb/MMSCF Nilai Whc, W1, dan W2:
 W1 = 5500 lb/MMSCF  Whc = 5000 lb/MMSCF
 W2 = 8000 lb/MMSCF  W1 = 9500 lb/MMSCF
Nilai W:  W2 = 10000 lb/MMSCF
 W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
 W = (0,9963)(5050 lb/MMSCF)+(0,0035)(5500
Nilai W:
lb/MMSCF)+(0,0002)(8000 lb/MMSCF)  W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
 W = 5010.465 lb/MMSCF  W = (0,9983)(5000 lb/MMSCF)+(0,0017)(9500 lb/MMSCF) +
(0)(10000 lb/MMSCF)
 W = 4975.35 lb/MMSCF
ANALISA SUMUR B & C
1. Kandungan CO2 dari aliran gas alam untuk sumur B maupun sumur C sebesar
0,35% dan 0,17%. Nilai tersebut masih berada di bawah ambang batas maksimum
untuk ketentuan pipeline gas sebesar 2-3%. Dengan demikian, proses gas sweetening
tidak diperlukan.
2. Kandungan H2S dari aliran gas alam pada sumur B sebesar 200 ppm dan pada
sumur C tidak ada sama sekali. Batasan maksimum H2S yang diperbolehkan untuk
ketentuan pipeline gas sebesar 16.54 ppm (Trans Canada). Oleh karena itu,
diperlukan proses penngurangan kadar H2S.
3. Aliran gas alam sumur B maupun sumur C memiliki kandungan nitrogen yang kecil,
yaitu masing-masing sebesar 0,57% dan 0,43%. Keduanya masih berada di bawah
maksimum untuk ketentuan pipeline gas (3%), sehingga tidak memerlukan proses
nitrogen rejection
ANALISA SUMUR B & C
4. Aliran gas alam sumur B maupun sumur C tidak mengandung oksigen,
sehingga tidak memerlukan proses oxygen treatment.
5. Aliran gas alam sama sekali tidak memiliki kandungan merkuri, oleh karena
itu tidak dibutuhkan proses mercury removal.
6. Kandungan air dari aliran gas alam untuk sumur B dan C cukup besar,
dengan nilai sebesar 5010.465 lb/MMSCF dan 4975.35 lb/MMSCF,
sehingga perlu dilakukan proses dehidrasi dengan pelarut glikol (TEG).
GAS SWEETENING SUMUR B & C

Dilakukan penggabungan aliran


sumur B dan C dengan cara
memasang pipeline dari sumur C ke
sumur B terlebih dahulu sebelum
memasuki kolom absorber
KOMPOSISI FEED GAS DARI SUMUR B & C
KOMPOSISI KELUARAN GAS DARI SWEETENING
DENGAN MDEA
GAS DEHYDRATION
KOMPOSISI GAS KELUARAN DEHYDRATION
ANALISIS SUMUR B DAN C HASIL SIMULASI
Gas treatment pada sumur B dan C:
1. Kandungan CO2 dan H2S akhir sangat kecil dan memenuhi standar
pipeline setelah melalui proses gas sweetening dengan MDEA.
2. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi (lebih dari 1 ppb)
setelah dilakukan dehydration dengan TEG sehingga perlu dilakukan
dehydration dengan molecular sieve.

32
SUMUR D
SUMUR D Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
D
53
Jarak ke titik Demand (km) 300
Kondisi reservoir:
Pilihan : gas pipeline dan juga LPG
Tekanan (psia) 243
Suhu (°C) 140
Gas pipeline Pengotor (%vol)
1. Memiliki laju alir sebesar 53 MMSCFD yang memenuhi CO2 14,26
standar laju alir untuk gas pipeline yaitu 1-800 MMSCFD N2 0,93
2. Komposisi metana yang cukup tinggi (49,56%) O2 0
3. Jarak sumur dari titik demand sebesar 300 km, H2S (ppm) -
memenuhi kualifikasi jarak ideal untuk gas pipeline
Hg (ppm) 13
sekitar 0-800 km
Komposisi HC (%mol)
4. Tekanan pada sumur D tidak terlalu tinggi sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai gas pipeline C1 49,56
C2 9,68
C3 7,33
LPG iC4 6,23
1. Komposisi hidrokarbon C2+ cukup besar sehingga nC4 5,81
sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai LPG iC5 1,97
nC5 1,71
C6+ 2,52
WATER CONTENT SUMUR D
P = 243 psia, T = 284°F
W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
CO2 → y1 = 0.1426
W = 0.8574 × 1350 + 0.8574 × 1100 + 0
H2S → y2 = 0
× 4500
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.1426 = 0.8574
W = 11157.49 + 156.86 + 0
• Dari grafik 17.2a → Whc = 1350 lb/MMscf
W = 1314.35 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 1100 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 4500 lb/MMscf
GAS TREATMENT SUMUR D
1. Tidak mengandung H2S tetapi memiliki kandungan CO2 sebesar 14.26% yang berada di
atas baku mutu untuk gas pipeline (4%), sehingga perlu pengolahan dengan gas sweetening
menggunakan Benfield.
2. Adanya kandungan komponen C2+ dalam jumlah yang cukup besar, sehingga menggunakan
NGL recovery untuk bisa mendapatkan produk samping berupa LPG.
3. Aliran gas alam memiliki kandungan merkuri sebanyak 13 ppm, oleh karena itu dibutuhkan
proses mercury removal.
4. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi sehingga perlu dilakukan proses gas
dehydration untuk menghilangkan kandungan air
5. Teknologi gas dehydration dan mercury removal dapat digabungkan dengan menggunakan
absorben HgSIV (molecular sieve berbentuk pelet, yang di permukaan luarnya mengandung
silver)
KOMPOSISI FEED GAS DARI SUMUR D
KOMPOSISI KELUARAN DARI PROSES GAS SWEETENING
DENGAN MDEA
KOMPOSISI KELUARAN GAS DEHYDRATION
SUMUR E
Nama Sumur E
Laju Alir (MMSCFD) 0,5
Jarak ke titik demand
(km)
500 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia)
1. Kadar CO2 dan H2S sangat
247
Suhu (Celc) 146 tinggi
Pengotor (%Vol)
2. Laju Alir sangat rendah
3. Jarak sumur ke titik demand
CO2 68,54
N2
sangat Jauh
0,61
O2 0 Karena alasan ekonomi, maka sebaiknya sumur E
H2S (ppm) 55 tidak dimanfaatkan karena biaya pengolahan
Hg (ppm)
tidak sebanding dengan gas yang dihasilkan
Komposisi HC (%mol)
C1 19,78
C2 1,41
C3 5,13
iC4 1,21
nC4 1,91
iC5 0,53
nC5 0,48
C6+ 0,4
SUMUR F
SUMUR F Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
F
5,1
Pilihan : dapat dimanfaatkan sebagai CNG yang Jarak ke titik Demand (km) 600
diangkut menggunakan barge (tongkang). Kondisi reservoir:
Tekanan (psia) 675
Suhu (°C) 165
CNG Pengotor (%vol)
1. Memiliki laju alir yang cukup kecil sebesar 5,1 MMSCFD CO2 0,15
namun memenuhi standar laju alir untuk transportasi N2 3,66
CNG pada barge yaitu 0-150 MMSCFD O2 0
2. Jarak sumur dari titik demand sebesar 600 km, H2S (ppm) 5
memenuhi kualifikasi jarak ideal untuk transportasi CNG
Hg (ppm) -
dengan barge sekitar 0-900 km
Komposisi HC (%mol)
3. Komposisi metana yang sangat tinggi (94,32%)
4. Kandungan CO2 sebesar 0.15%vol memenuhi standar C1 94,32
CNG yaitu CO2 < 5%vol C2 1,29
5. Kandungan H2S sebesar 5 ppm memenuhi standar C3 0,42
CNG yaitu H2S < 14 ppm iC4 0,02
6. Tidak mengandung merkuri (Hg) dan oksigen (O2) nC4 0,14
dimana memenuhi standar CNG yaitu Hg < 9 ppb dan iC5 trs
O2 < 0.2%vol nC5 trs
C6+ 0
GAS TREATMENT SUMUR F

1. Setelah dilakukan perhitungan, terdapat kandungan H2O sebesar 340 lb/MMSCF.


2. Dari tabel parameter diatas dapat diambil kesimpulan untuk dapat memenuhi kriteria standar CNG, maka
perlu dilakukan pengolahan dehidrasi air
3. Teknologi pengolahan dehidrasi air absorpsi menggunakan TEG.
KOMPOSISI FEED GAS SUMUR F
KOMPOSISI KELUARAN DARI PROSES SWEETENING DENGAN
MDEA
KOMPOSISI KELUARAN GAS DEHYDRATION
SUMUR G
Nama Sumur G
Laju Alir (MMSCFD) 1250
Jarak ke titik demand
(km)
1750 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia)
1. Kadar CO2 cukup tinggi
1240
Suhu (Celc) 110 2. Kadar H2S cukup tinggi
Pengotor (%Vol)
3. Kadar Hg cukup tinggi
4. Laju Alir sangat tinggi
CO2 6.83
N2
5. Jarak sumur ke titik demand
0.66
O2 0 sangat Jauh
H2S (ppm) 65
Hg (ppm) 10
Komposisi HC (%mol)
C1 85.02
C2 2.84
C3 2.72
iC4 0.75
nC4 0.65
iC5 0.3
nC5 0.18
C6+ 0.05
SUMUR G
• Sumur G berjarak 1750 km dari titik demand. Karena lokasi yang sangat jauh ini,
maka pemanfaatan untuk gas pipeline sangat susah untuk sumur G. Natural Gas
perlu diproses untuk dapat mempermudah transportasinya. Alternatifnya adalah
LNG atau CNG.
• Memiliki kapasitas laju alir yang besar yaitu 1250 MMSCFD dimana
memenuhi standar laju alir untuk LNG
•Memiliki kandungan metana yang besar (85.02%) yang memenuhi standar
LNG yaitu 85-95%
• Karena fraksi C3 dan C4 cukup kecil, maka tidak dapat dihasilkan LPG dari sumur
G.
ANALISIS SUMUR G
Gas treatment pada sumur G:
1. Mengandung H2S yang tinggi (65 ppm) di atas baku mutu LNG yaitu 1-2
ppm dan kandungan CO2 sebesar 6.83% yang berada di atas baku mutu
untuk gas pipeline (0,0005%), sehingga perlu pengolahan dengan gas
sweetening dengan MDEA
2. Aliran gas alam memiliki kandungan merkuri sebanyak 10 ppm yang
melewati ambang batas LNG yiatu 1 ppb, oleh karena itu dibutuhkan
proses mercury removal.
3. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi sehingga perlu
dilakukan proses gas dehydration untuk menghilangkan kandungan air
GAS TREATMENT SYSTEM
Gas Sweetening
GAS SWEETENING
Berdasarkan kondisi sumur gas G yang memiliki kandungan CO2 yang kurang dari
10%, maka digunakan Acid gas removal menggunakan solvent Amina.
Solvent yang digunakan adalah MDEA
MDEA merupakan amina tersier dan sangat baik untuk absorpsi CO2 dan H2S yang
terdapat pada Gas Alam.
ACID GAS REMOVAL UNIT
DEHYDRATION
Berdasarkan hasil perhitungan, water content pada gas adalah 1121,72 lb/MMSCF.
Oleh karena itu, diperlukan Gas Dehydration untuk mengurangi kandungan airnya.
Teknologi Dehidrasi kandungan air yang digunakan adalah menggunakan Glikol,
yaitu TEG yang paling umum digunakan.
Absorpsi menggunakan TEG cukup untuk mengurangi kandungan air sampai 10
ppmv.
Namun kandungan akhir yang diinginkan sulit tercapai dengan menggunakan glikol.
Dehidrasi yang mampu mencapai spesifikasi LNG sebagaimana yang diinginkan
sebagai keluaran sumur G adalah menggunakan molecular sieve, sampai 0.1 ppmv.
HG REMOVAL
Pilihan yang paling sederhana adalah apabila menggunakan Sulphur impregnated
activated carbon (SIAC).
Proses adsorpsi merkuri dengan karbon aktif ini merupakan proses adsorpsi kimiawi,
yaitu melibatkan reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi yaitu antara sulphur dengan
merkuri dengan persamaan sebagai berikut :
Hg(s) + S(s) → HgS(s)
Pilihan SIAC ini merupakan pilihan yang paling murah
Kelemahan metode ini adalah bahwa metode ini menuntut aliran input berupa dry
gas sehingga input harus sudah melewati dehidrator.
SUMUR I
Nama Sumur I
Laju Alir (MMSCFD) 350
Jarak ke titik demand
(km)
1500 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia)
1. Kadar CO2 cukup rendah
890
Suhu (Celc) 164 2. Kadar H2S cukup tinggi
Pengotor (%Vol)
3. Laju Alir cukup tinggi
4. Jarak sumur ke titik demand sangat
CO2 2.53
N2
Jauh
3.71
O2 0
H2S (ppm) 65
Hg (ppm) 7
Komposisi HC (%mol)
C1 79.57
C2 6.4
C3 4.22
iC4 0.83
nC4 1.1
iC5 0.43
nC5 0.36
C6+ 0.85
SUMUR I
Sumur I memiliki jarak 1500 km dari demand. Jarak ini sangat jauh sehingga untuk
penggunaan sumur I menjadi gas pipeline bukan jadi pilihan. Untuk mempermudah
transportasinya, maka gas alam diubah menjadi CNG.
Sumur I memiliki tekanan reservoir yang cukup tinggi, laju alir sekitar 350 MMSCFD.
Pengolahan yang perlu dilakukan untuk sumur I berupa acid gas treatment, dehidrasi
air, penghilangan N2, penghilangan merkuri dan kompresi CNG.
ACID GAS TREATMENT
ACID GAS TREATMENT

Untuk memenuhi spesifikasi CNG, kandungan H2S perlu diturunkan hingga kurang
dari atau sama dengan 14 ppm.
Dengan demikian, diperlukan teknologi acid gas treatment yang selektif terhadap
H2S, yakni dengan menggunakan physical solvent.
Pilihan physical solvent yang dapat digunakan adalah iron sponge dan seng oksida.
Pelarut yang dipilih adalah iron sponge dengan potensi pencemaran lingkungan yang
lebih kecil.
GAS DEHYDRATION
Kandungan air dari sumur I adalah sebesar 5316 lb/MMSCF.
Maka, dibutuhkan metode yang dapat menurunkan kadar air dalam jumlah besar.
Dengan demikian, dipilih metode absorpsi air dengan menggunakan glikol sehingga
kadar air dapat diturunkan hingga kurang dari 16.67 lb/MMSCF.
Absorpsi menggunakan glikol denggan menggunakan TEG.
MERCURY REMOVAL
Kadar merkuri yang diperbolehkan di dalam CNG adalah sebesar 9 ppb,
karenanya diperlukan teknologi penghilangan merkuri.
Teknologi yang digunakan metal sulfida, sehingga input gas dapat langsung
dihilangkan kandungan merkurinya tanpa perlu didehidrasi terlebih dahulu.
Teknologi ini bersifat non-regenerative.
SUMUR J
Nama Sumur J
Laju Alir (MMSCFD) 7,3
Jarak ke titik demand
(km)
50 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 350 1. Kadar CO2 tinggi
Suhu (Celc) 196 2. Laju Alir rendah
Pengotor (%Vol) 3. Jarak sumur ke titik demand
CO2 22,73 dekat
N2 0
O2 3,19 Gas Pipeline
H2S (ppm)
Hg (ppm)
Komposisi HC (%mol)
C1 62,67
C2 5,34
C3 3,44
iC4 0,68
nC4 0,91
iC5 0,34
nC5 0,28
C6+ 0,42
GAS TREATMENT SYSTEM
Gas Sweetening
ANALISA GAS TREATMENT
1. Metode transportasi yang sesuai untuk kondisi demikian adalah pipeline gas.
Karena jarak yang pendek dan laju alir rendah
2. Sumur J memiliki aliran gas alam dengan kandungan CO2 tinggi, yaitu sebesar
22,73% dari volume. Adanya kandungan tinggi CO2 membuat aliran gas alam
sumur J perlu diolah pada proses gas sweetening. Jenis proses gas sweetening yang
cocok adalah menggunakan Absorption Physical-Chemical Solvent dengan Sulfinol D
3. Kandungan oksigen dari aliran gas alam sumur J sebesar 3,19%. Hal ini
bertentangan dengan persyaratan di mana hampir tidak boleh ada oksigen di
dalam aliran gas alam. Maka dari itu, diperlukan proses oxygen treatment
ANALISA GAS TREATMENT
Perhitungan kandungan air untuk  Nilai Whc, W1, dan W2:
sumur J:  Whc = 3405 lb/MMSCF W1 = 5250
 P = 350 psia lb/MMSCF W2 = 6750 lb/MMSCF
 T = 196 oC  Nilai W:
W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
 Fraksi CO2 (y1) = 0,2273
 Fraksi H2S (y2) = 0 W = (0,7727)(3405
lb/MMSCF)+(0,2273)(5250
 y = 1- y1-y2 = 0,7727 lb/MMSCF)+(0)(6750 lb/MMSCF)
 W = 3824,3685 lb/MMSCF
KESIMPULAN
Masing-masing sumur memiliki karakteristik dan kandungan yang berbeda, maka
dari itu teknologi pengolahan gas yang diterapkan juga harus berbeda yang
didasarkan pada lokasi, komposisi, dan produk dari masing-masing sumur.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai