Fachri Munadi
Fidelis Ayodya A.
KELOMPOK 8
Joshua Raymond V. S TOPIK 3
Indra Kharisma P.
Nama Sumur A B C D E F G H I J
Laju Alir (MMSCFD) 35 55 25 53 0,5 5,1 1250 110 350 7,3
Jarak Ke Titik Demand (Km) 100 115 125 300 500 600 1750 100 1500 50
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 700 245 240 243 247 675 1240 241 890 350
Suhu (Celc) 155 145 167 140 146 165 110 150 164 196
Pengotor (%Vol)
CO2 2,65 0,35 0,17 14,26 68,54 0,15 6,83 2,28 2,53 22,73
N2 0,16 0,57 0,43 0,93 0,61 3,66 0,66 4,25 3,71 0
O2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,19
H2S (Ppm) 100 200 55 5 65 10 65
Hg (Ppm) 13 10 7
Komposisi HC (%Mol)
C1 61,53 97,01 99,4 49,56 19,78 94,32 85,02 83,32 79,57 62,67
C2 12,45 1,35 trs 9,68 1,41 1,29 2,84 3,32 6,4 5,34
C3 11,7 0,49 trs 7,33 5,13 0,42 2,72 4,1 4,22 3,44
iC4 5,7 0,15 trs 6,23 1,21 0,02 0,75 0,79 0,83 0,68
nC4 5,08 0,05 trs 5,81 1,91 0,14 0,65 1,13 1,1 0,91
iC5 0,29 0,03 0 1,97 0,53 trs 0,3 0,38 0,43 0,34
nC5 0,21 trs 0 1,71 0,48 trs 0,18 0,34 0,36 0,28
C6+ 0,23 trs 0 2,52 0,4 0 0,05 0,1 0,85 0,42
A
SUMUR A
Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
A
35
KARAKTERISTIK SUMUR
Jarak ke titik demand 1. Kadar CO2 rendah
100
(km) 2. Laju Alir rendah
Kondisi Reservoir 3. Jarak sumur ke titik demand dekat cocok untuk
Tekanan(psia) 700 gas pipeline
Suhu (Celc) 155 4. Terdapat banyak Ethana dan Propana
Pengotor (%Vol) sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai
CO2 2.65 LPG.
N2 0.16
O2 0
H2S (ppm) 100
Hg (ppm) -
Komposisi HC (%mol)
C1 61.53
C2 12.45
C3 11.70
iC4 5.7
nC4 5.08
iC5 0,29
nC5 0,21
C6+ 0,23
PERHITUNGAN WATER CONTENT
Perhitungan water content sumur A:
P = 700 psia, T = 311°F
CO2 → y1 = 0.0265
H2S → y2 = 0.0001
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.0265 – 0.0001 = 0.9734
• Dari grafik 17.2a → Whc = 1700 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 2000 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 4500 lb/MMscf
10
Gas Dehydration pada Sumur A
11
Komposisi
keluaran
Gas Dehydration
12
SUMUR H
Nama Sumur
KARAKTERISTIK SUMUR
H
Laju Alir (MMSCFD) 110
Jarak ke titik demand
100
(km)
1. Kadar CO2 rendah
Kondisi Reservoir 2. Laju Alir rendah
Tekanan(psia) 241 3. Jarak sumur ke titik demand dekat
Suhu (Celc) 150 4. Kandungan C1 cukup besar sehingga
Pengotor (%Vol) berpotensi dimanfaatkan menjadi gas pipeline
CO2 2.28
N2 4.25
O2 0
H2S (ppm) 10
Hg (ppm) -
Komposisi HC (%mol)
C1 83.32
C2 3.32
C3 4.1
iC4 0.79
nC4 1.13
iC5 0,38
nC5 0,34
C6+ 0,1
PERHITUNGAN WATER CONTENT
Perhitungan water content sumur H:
P = 241 psia, T = 150°F
CO2 → y1 = 0.0228
H2S → y2 = 0.00001
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.0228 – 0.00001 = 0.97719
• Dari grafik 17.2a → Whc = 4708 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 6885 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 8385 lb/MMscf
17
Komposisi Clean
Gas pada Sumur H
18
Komposisi keluaran
Dehydration
Sumur H
19
Nama Sumur H A
Laju Alir (MMSCFD) 110 35
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 241 700
Suhu (Celc) 150 155
Pengotor (%Vol)
CO2 2.28 2.65
N2 4.25 0.16
O2 0 0
H2S (ppm) 10 100
Hg (ppm) - -
Komposisi HC (%mol)
C1 83.32 61.53
C2 3.32 12.45
C3 4.1 11.70
iC4 0.79 5.7
nC4 1.13 5.08
iC5 0,38 0,29
nC5 0,34 0,21
C6+ 0,1 0,23
SUMUR B DAN C
ANALISA SUMUR B & C
Nama Sumur B C
Laju Alir (MMSCFD) 55 25
Jarak Ke Titik Demand (Km) 115 125 Sumur B dan C menjadi produk gas pipeline
Kondisi Reservoir dikarenakan beberapa hal seperti berikut :
Tekanan(psia) 245 240
Suhu (Celc) 145 167 1. Komposisi methane yang lebih dari 90%
Pengotor (%Vol) sehingga cocok dijadikan gas pipeline
Co2 0,35 0,17
N2 0,57 0,43 2. Sumur B dan C memiliki laju alir masing-
O2 0 0
H2S (Ppm) 200
masing sebesar 55 dan 25 MMSCFD yang
Hg (Ppm) tidak terlalu besar dan memenuhi standar
Komposisi HC (%Mol) gas pipeline
C1 97,01 99,4
C2 1,35 trs 3. Jarak ke titik demand yang masih
C3 0,49 trs dibawah 200 km menjadikan sumur B&C
Ic4 0,15 trs
Nc4 0,05 trs
memenuhi persyaratan untuk di
Ic5 0,03 0 transportasikan dalam pipeline
Nc5 trs 0
C6+ trs 0
SYARAT PEMILIHAN GAS PIPELINE
32
SUMUR D
SUMUR D Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
D
53
Jarak ke titik Demand (km) 300
Kondisi reservoir:
Pilihan : gas pipeline dan juga LPG
Tekanan (psia) 243
Suhu (°C) 140
Gas pipeline Pengotor (%vol)
1. Memiliki laju alir sebesar 53 MMSCFD yang memenuhi CO2 14,26
standar laju alir untuk gas pipeline yaitu 1-800 MMSCFD N2 0,93
2. Komposisi metana yang cukup tinggi (49,56%) O2 0
3. Jarak sumur dari titik demand sebesar 300 km, H2S (ppm) -
memenuhi kualifikasi jarak ideal untuk gas pipeline
Hg (ppm) 13
sekitar 0-800 km
Komposisi HC (%mol)
4. Tekanan pada sumur D tidak terlalu tinggi sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai gas pipeline C1 49,56
C2 9,68
C3 7,33
LPG iC4 6,23
1. Komposisi hidrokarbon C2+ cukup besar sehingga nC4 5,81
sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai LPG iC5 1,97
nC5 1,71
C6+ 2,52
WATER CONTENT SUMUR D
P = 243 psia, T = 284°F
W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
CO2 → y1 = 0.1426
W = 0.8574 × 1350 + 0.8574 × 1100 + 0
H2S → y2 = 0
× 4500
y = 1 – y1 - y2 = 1 – 0.1426 = 0.8574
W = 11157.49 + 156.86 + 0
• Dari grafik 17.2a → Whc = 1350 lb/MMscf
W = 1314.35 lb/MMscf
• Dari grafik 17.3 → W1 = 1100 lb/MMscf
• Dari grafik 17.4 → W2 = 4500 lb/MMscf
GAS TREATMENT SUMUR D
1. Tidak mengandung H2S tetapi memiliki kandungan CO2 sebesar 14.26% yang berada di
atas baku mutu untuk gas pipeline (4%), sehingga perlu pengolahan dengan gas sweetening
menggunakan Benfield.
2. Adanya kandungan komponen C2+ dalam jumlah yang cukup besar, sehingga menggunakan
NGL recovery untuk bisa mendapatkan produk samping berupa LPG.
3. Aliran gas alam memiliki kandungan merkuri sebanyak 13 ppm, oleh karena itu dibutuhkan
proses mercury removal.
4. Aliran gas alam masih mengandung air yang tinggi sehingga perlu dilakukan proses gas
dehydration untuk menghilangkan kandungan air
5. Teknologi gas dehydration dan mercury removal dapat digabungkan dengan menggunakan
absorben HgSIV (molecular sieve berbentuk pelet, yang di permukaan luarnya mengandung
silver)
KOMPOSISI FEED GAS DARI SUMUR D
KOMPOSISI KELUARAN DARI PROSES GAS SWEETENING
DENGAN MDEA
KOMPOSISI KELUARAN GAS DEHYDRATION
SUMUR E
Nama Sumur E
Laju Alir (MMSCFD) 0,5
Jarak ke titik demand
(km)
500 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia)
1. Kadar CO2 dan H2S sangat
247
Suhu (Celc) 146 tinggi
Pengotor (%Vol)
2. Laju Alir sangat rendah
3. Jarak sumur ke titik demand
CO2 68,54
N2
sangat Jauh
0,61
O2 0 Karena alasan ekonomi, maka sebaiknya sumur E
H2S (ppm) 55 tidak dimanfaatkan karena biaya pengolahan
Hg (ppm)
tidak sebanding dengan gas yang dihasilkan
Komposisi HC (%mol)
C1 19,78
C2 1,41
C3 5,13
iC4 1,21
nC4 1,91
iC5 0,53
nC5 0,48
C6+ 0,4
SUMUR F
SUMUR F Nama Sumur
Laju Alir (MMSCFD)
F
5,1
Pilihan : dapat dimanfaatkan sebagai CNG yang Jarak ke titik Demand (km) 600
diangkut menggunakan barge (tongkang). Kondisi reservoir:
Tekanan (psia) 675
Suhu (°C) 165
CNG Pengotor (%vol)
1. Memiliki laju alir yang cukup kecil sebesar 5,1 MMSCFD CO2 0,15
namun memenuhi standar laju alir untuk transportasi N2 3,66
CNG pada barge yaitu 0-150 MMSCFD O2 0
2. Jarak sumur dari titik demand sebesar 600 km, H2S (ppm) 5
memenuhi kualifikasi jarak ideal untuk transportasi CNG
Hg (ppm) -
dengan barge sekitar 0-900 km
Komposisi HC (%mol)
3. Komposisi metana yang sangat tinggi (94,32%)
4. Kandungan CO2 sebesar 0.15%vol memenuhi standar C1 94,32
CNG yaitu CO2 < 5%vol C2 1,29
5. Kandungan H2S sebesar 5 ppm memenuhi standar C3 0,42
CNG yaitu H2S < 14 ppm iC4 0,02
6. Tidak mengandung merkuri (Hg) dan oksigen (O2) nC4 0,14
dimana memenuhi standar CNG yaitu Hg < 9 ppb dan iC5 trs
O2 < 0.2%vol nC5 trs
C6+ 0
GAS TREATMENT SUMUR F
Untuk memenuhi spesifikasi CNG, kandungan H2S perlu diturunkan hingga kurang
dari atau sama dengan 14 ppm.
Dengan demikian, diperlukan teknologi acid gas treatment yang selektif terhadap
H2S, yakni dengan menggunakan physical solvent.
Pilihan physical solvent yang dapat digunakan adalah iron sponge dan seng oksida.
Pelarut yang dipilih adalah iron sponge dengan potensi pencemaran lingkungan yang
lebih kecil.
GAS DEHYDRATION
Kandungan air dari sumur I adalah sebesar 5316 lb/MMSCF.
Maka, dibutuhkan metode yang dapat menurunkan kadar air dalam jumlah besar.
Dengan demikian, dipilih metode absorpsi air dengan menggunakan glikol sehingga
kadar air dapat diturunkan hingga kurang dari 16.67 lb/MMSCF.
Absorpsi menggunakan glikol denggan menggunakan TEG.
MERCURY REMOVAL
Kadar merkuri yang diperbolehkan di dalam CNG adalah sebesar 9 ppb,
karenanya diperlukan teknologi penghilangan merkuri.
Teknologi yang digunakan metal sulfida, sehingga input gas dapat langsung
dihilangkan kandungan merkurinya tanpa perlu didehidrasi terlebih dahulu.
Teknologi ini bersifat non-regenerative.
SUMUR J
Nama Sumur J
Laju Alir (MMSCFD) 7,3
Jarak ke titik demand
(km)
50 KARAKTERISTIK SUMUR
Kondisi Reservoir
Tekanan(psia) 350 1. Kadar CO2 tinggi
Suhu (Celc) 196 2. Laju Alir rendah
Pengotor (%Vol) 3. Jarak sumur ke titik demand
CO2 22,73 dekat
N2 0
O2 3,19 Gas Pipeline
H2S (ppm)
Hg (ppm)
Komposisi HC (%mol)
C1 62,67
C2 5,34
C3 3,44
iC4 0,68
nC4 0,91
iC5 0,34
nC5 0,28
C6+ 0,42
GAS TREATMENT SYSTEM
Gas Sweetening
ANALISA GAS TREATMENT
1. Metode transportasi yang sesuai untuk kondisi demikian adalah pipeline gas.
Karena jarak yang pendek dan laju alir rendah
2. Sumur J memiliki aliran gas alam dengan kandungan CO2 tinggi, yaitu sebesar
22,73% dari volume. Adanya kandungan tinggi CO2 membuat aliran gas alam
sumur J perlu diolah pada proses gas sweetening. Jenis proses gas sweetening yang
cocok adalah menggunakan Absorption Physical-Chemical Solvent dengan Sulfinol D
3. Kandungan oksigen dari aliran gas alam sumur J sebesar 3,19%. Hal ini
bertentangan dengan persyaratan di mana hampir tidak boleh ada oksigen di
dalam aliran gas alam. Maka dari itu, diperlukan proses oxygen treatment
ANALISA GAS TREATMENT
Perhitungan kandungan air untuk Nilai Whc, W1, dan W2:
sumur J: Whc = 3405 lb/MMSCF W1 = 5250
P = 350 psia lb/MMSCF W2 = 6750 lb/MMSCF
T = 196 oC Nilai W:
W = y.Whc + y1.W1 + y2.W2
Fraksi CO2 (y1) = 0,2273
Fraksi H2S (y2) = 0 W = (0,7727)(3405
lb/MMSCF)+(0,2273)(5250
y = 1- y1-y2 = 0,7727 lb/MMSCF)+(0)(6750 lb/MMSCF)
W = 3824,3685 lb/MMSCF
KESIMPULAN
Masing-masing sumur memiliki karakteristik dan kandungan yang berbeda, maka
dari itu teknologi pengolahan gas yang diterapkan juga harus berbeda yang
didasarkan pada lokasi, komposisi, dan produk dari masing-masing sumur.
TERIMA KASIH