Anda di halaman 1dari 55

SMF / BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

LAPORAN KASUS
UNSTABLE ANGINA PECTORIS

Sectio Intan Puspita Santosa


(1308012018)
Pembimbing :
dr. Niva Wilujeng, Sp.JP
PREVALENSI PJK
 Penyakit jantung koroner
adalah terjadinya
aterosklerosis pada
arteri koroner.
PEREMPUA
N
 Prevalensi
penyakit LAKI-LAKI
jantung koroner (PJK) 
gejala meningkat seiring
dengan bertambahnya
umurtertinggi pada
kelompok umur 65 -74
tahun
Nama : Ny. LPT
Usia : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 13 Juni 1967
MRS melalui : IGD
Rawat IGD : 30 April 2019 pukul 21.15 WITA
Rawat inap : ICCU-Cempaka
No. MR : 260716
Suku : Sabu
Agama : Kristen Protestan
Status pernikahan : Sudah Menikah
Pendidikan terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jaminan : BPJS kelas 3
Alamat : Nunhila
Nyeri dada sejak 2 jam
sebelum MRS
 Pasiendatang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2
jam sebelum MRS. Nyeri dada dirasakan seperti tertekan
dan menjalar hingga ke leher, tangan sebelah kiri dan
pundak. Nyeri tersebut awalnya muncul dengan intensitas
dan frekuensi nyeri yang ringan dan makin memberat.
Saat timbul durasi nyeri berkisar antara 2 jam, dirasa
nyeri terus menerus. Nyeri muncul terus menerus saat
pasien sedang beristirahat hingga pasien tidak bisa
melakukan aktivitas Sesak napas dirasakan saat nyeri dada
ini timbul disertai rasa berdebar-debar. Hal ini yang
kemudian menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit.
 Pasienmengeluhkan adanya batuk sudah satu minggu ini
namun tidak disertai dahak pada malam hari. Sebelum
mengeluhkan hal ini pasien masih dapat melakukan
aktivitas mandiri seperti ke kamar mandi, memasak,
menyapu namun merasa cepat lelah jika berjalan agak
jauh dan menaikki tangga. Pasien juga mengeluhkan nyeri
ulu hati, tanpa disertai mual ataupun muntah. Tidak ada
keluhan keringat dingin atau lemah pada tubuh secara
mendadak. Makan minum baik. BAB dan BAK dalam batas
normal. Pasien telah berhenti haid sejak 10 tahun yang
lalu.
 Pasien pernah mengalami keluhan nyeri dada
dengan karakteristik yang serupa 1 tahun
terakhir ini dan terakhir pada bulan Maret
2019 dan dirawat di rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat hipertensi 2 tahun terakhir
ini. Pasien rutin kontrol di Poli Jantung RSUD
Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang setiap bulan
Riwayat penyakit diabetes mellitus,
hiperkolestrolemia disangkal oleh pasien.
 Ibu kandung pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan stroke

 Pasienmengkonsumsi obat rutin yakni nitrokaf


retard 2x2,5 mg, candesartan 1x16 mg amlodipin
1x5mg, simvastatin 1x20mg, furosemid 1x40 mg,
aspilet 1x80mg. Pasien telah mengkonsumsi obat
selama 1 tahun ini dan rutin kontrol setiap bulan di
Poli Jantung
 Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok
maupun meminum minuman beralkohol. Pasien biasa
mengkonsumsi makanan berlemak dan makanan berminyak
serta daging olahan. Pasien jarang makan sayur dan buah.

 Hubungan antara anggota keluarga dalam rumah ataupun


dengan anggota keluarga yang tingal di tempat lain cukup
baik. Hubungan pasien dan keluarganya dengan para
tetangga pun dikatakan pasien cukup baik, dan sering
saling membantu. Pasien dulunya penjual sayur dipasar
namun sudah tidak bekerja lagi.
 Tidak
ada adat istiadat dan budaya yang
mewajibkan pasien untuk melakukan sesuatu
ataupun mengonsumsi sesuatu.
 Kepala : Pusing (-), nyeri kepala (-)
 Kulit : Pucat (-), kuning (-)
 Mata : Mata kabur (-/-)
 Telinga : Rasa penuh di telinga (-/-), tidak ada
cairan dari telinga (-/-)
 Hidung : Pilek (-), hidung gatal (-), bersin (-)
 Mulut : Nyeri menelan (-), sariawan (-), bercak
putih di lidah (-), nafas berbau aneh (-)
 Tenggorokan : Suara serak (-), sulit menelan (-)
 Leher : Nyeri spontan (-), nyeri perabaan (-),
nyeri tekan (-),tanda peradangan(-),
pembesaran pada leher (-), dan tidak
tampak kelainan lain.
 Jantung :Jantung berdebar (+), nyeri dada(+)
 Paru :Sesak nafas (-),batuk (-)
 Gastrointestinal :Cepat kenyang (-), mual (-),
muntah (-), nyeri uluhati (-), BAB
dirasakan masih normal
 Ginjal dan saluran kemih:BAK baik, warna kuning jernih,
tidak ada darah ataupun urin berpasir
 Neurologis :Tidak ada penurunan kesadaran, tidak
ada tanda defisit neurologis
 Endokrin :Tidak diketahui adanya riwayat
gangguan hormonal sebelumnya
 Muskuloskeletal :Tidak ada kelainan
 Ekstremitas :Tidak ditemukan kelainan pada kuku,
tidak adanya gerakan tangan sendiri
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaraan :Compos mentis (E4V5M6)
Berat badan :45 kg
Tinggi badan :150 cm
IMT :20 kg/m2
Status gizi :Normal
Tanda vital
Tekanan darah: 140/80 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Suhu : 36.7 °C
Pernapasan : 20 x/menit
SpO2 : 98 %
VAS : 5
 Kepala : Bentuk normal, rambut tidak mudah
rontok, warna rambut Hitam, wajah simetris
 Kulit :Sianosis (-), ikterik (-)
 Mata :Konjungtiva tampak pucat (-/-), sklera tampak
ikterik (-/-), perdarahan konjungtiva, pupil
isokor ukuran Diameter (2 mm/2 mm), reflek
cahaya langsung (+/+)
 Telinga :Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan
tragus (-/-),nyeri tekan mastoid (-/-)
otorea (-/-)
 Hidung :Deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-)
 Mulut :Sianosis (-), bibir tampak lembab,
perdarahan gusi (-), mukosa merah muda,
lidah bersih
 Leher :Perbesaran kelenjar tiroid (-), perbesaran
KGB (-),nyeri spontan (-), nyeri perabaan(-),
nyeri tekan (-), trakea letak di tengah,
pulsasi arteri karotis teraba, JVP 5 + 2 cm
 Toraks (bentuk):Bentuk toraks normal, tidak tampak
pelebaran vena, tidak tampak bekas luka (scar)
 Hidung :Deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-)
 Mulut :Sianosis (-), bibir tampak lembab,
perdarahan gusi (-), mukosa merah muda,
lidah bersih
 Leher :Perbesaran kelenjar tiroid (-), perbesaran
KGB (-),nyeri spontan (-), nyeri perabaan(-),
nyeri tekan (-), trakea letak di tengah,
pulsasi arteri karotis teraba, JVP 5 + 2 cm
 Toraks (bentuk):Bentuk toraks normal, tidak tampak
pelebaran vena, tidak tampak bekas luka (scar)
 Pulmo
Paru-paru anterior :
I : Pengembangan dada simetris saat statis dan dinamis,
tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan, tidak
terdapat pelebaran sela iga, sela iga mengambang, tidak
tampak barrel chest
P :Taktil fremitus kiri dan kanan normal dan simetris,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
P :Sonor pada kedua lapangan paru, batas paru hepar
terletak pada linea midclavicularis ICS 8 dekstra
A: Suara nafas
vesikuler, ronki, wheezing
 Paru-paru posterior :
I : Pengembangan dada simetris saat statis dan
dinamis
P : Taktil fremitus kiri dan kanan normal dan
simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
P : Sonor pada kedua lapangan paru
A : Suara nafas
vesikuler, ronki, wheezing,
 Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis teraba pada ICS 6 linea
midklavikularis sinistra
P :
Batas jantung kanan : batas atas di ICS 3
linea parasternal dekstra, batas bawah di ICS 5
linea parasternal dekstra
Batas jantung kiri : ICS 6 linea
midklavikularis sinistra
A: S1–S2 tunggal, reguler, murmur sitolik (+)
derajat V, pungtum maksimum di ICS 6
midklavikularis sinistra
 Abdomen
I : Simetris, tampak datar, tidak tampak scar
ataupun massa
A : Terdengar bising usus, 10 kali per menit,
normal
P : Timpani, liver span 8 cm, shifting dullness (-)
P : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, lien Schuffner tidak teraba, undulasi (-),
ballotement (-/-)
 Punggung : Vertebra normal, tidak tampak kelainan
bentuk lordosis, kifosis, ataupun skoliosis, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat nyeri ketok CVA
 Ekstremitas : CRT < 2 detik, akral teraba hangat,
tidak terdapat edema tungkai, tidak terdapat kontraktur
 Fungsi sistolik ventrikel kiri
baik dan ventirikel kanan baik
 Hipertrofi ventrikel kiri,
ventrikel kiri dilatasi
 Hipokinetik segmental
 Regurgitasi mitral ringan
sedang
 Sindroma Koronaria Akut (Unstable
angina)
 Heart Failure
 Dispepsia
 Hiperuresemia
 Hipertensi
UGD Tatalaksana
 Pasang venflon Ruangan
 O2 masker 8 lpm IVFD NS 0,9% 500cc/24 jam
 Furosemid 40mg IV Ranitidin 2x25 mg/IV
 Captopril 25 mg Arixtra 1x2,5 mg/SC
 Aspilet 320 mg Aspilet 1x 80 mg (1-0-0)
 Clopidogrel 300 mg Clopidogrel 1x75 mg (0-0-1)
 ISDN 5 mg Simvastatin 20 mg ( 0-0-1)
 Candesartan16mg ISDN 5 mg 2x1
 Amlodipin 5mg Amlodipin 10 mg (1-0-0)
 Simvastatin 20mg Candesartan 8 mg (0-0-1)
 Ranitidin 2x25mg Allopurinol 100mg (0-0-1)
STEMI

SINDROM ANGINA
KORONER NSTEMI PEKTORIS
AKUT

UAP
TIDAK DAPAT DAPAT
DIMODIFIKASI DIMODIFIKASI

UMUR HIPERTENSI

JENIS KELAMIN HIPERLIPIDEMIA

GENETIK MEROKOK

DIABETES
MELLITUS

OBESITAS,
AKTIVITAS FISIK
KURANG
SINDROM ANGINA EKG MARKER
KORONER PEKTORIS JANTUNG
AKUT (Troponin I/T atau
CK-MB)

STEMI Elevasi segmen ST


+ +
NSTEMI Depresi segmen
+ ST, inversi
gelombang T,
+
gelombang T yang
UAP
+ datar, gelombang
T pseudo- -
normalization,
atau bahkan tanpa
perubahan
PENATALAKSANAAN AWAL

Tirah baring

Oksigensaturasi SaO2 arteri


<90% atau PaO2 <60

Aspirin 160-320 mg

Clopidogrel adalah 300 dosis


pemeliharaan 75 mg/hari

Nitrogliserin (NTG)
spray/tablet sublingual

Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat


diulang setiap 10-30 menit
Obat-obatan yang diperlukan dalam menangani SKA
 Penyekat Beta (Beta blocker)
 Calcium channel blockers (CCBs)
 Antiplatelet
 Antikogulan
 Inhibitor ACE dan Penghambat Reseptor
Angiotensin
 Statin
 Gangguan hemodinamik berupa :
gagal jantung, hipotensi, kongesti
paru, syok kardiogenik
 Aritmia dan gangguan konduksi
dalam fase akut seperti aritmia
supraventrikular dan atau
ventrikular
 Sinus bradikardi dan blok jantung
 Regurgitasi katup mitral, ruptur
perikarditis, infark ventrikel kanan,
thrombus ventrikel kiri.
Pada kasus ini, pasien perempuan usia 51
tahun datang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang dengan keluhan nyeri
dada sebelah kiri sejak 2 jam sebelum
MRS. Nyeri dada dirasakan seperti
tertekan, hilang timbul, dan menjalar
hingga ke tangan sebelah kiri dan
ANGINA
punggung. Nyeri tersebut awalnya PEKTORIS
muncul dengan intensitas dan frekuensi
nyeri yang ringan dan makin memberat.
Nyeri muncul saat pasien sedang
beristirahat hingga pasien tidak bisa
mealakukan aktivitas. Saat timbul durasi
nyeri berkisar antara 2 jam, dirasa nyeri
terus menerus.
TIDAK DAPAT DAPAT
DIMODIFIKASI DIMODIFIKASI

pasien mengatakan bahwa UMUR HIPERTENSI


adanya hipertensi sejak
satu yang lalu. Pasien juga
mengatakan bahwa ibu JENIS KELAMIN HIPERLIPIDEMIA
kandungnya memiliki
keluarga dengan riwayat
penyakit kardiovaskular GENETIK MEROKOK
dan stroke
pasien berhenti haid sejak
10 tahun lalu DIABETES
MELLITUS

OBESITAS,
AKTIVITAS FISIK
KURANG
EKG 12 ,didapatkan adanya
Irama sinus, denyut jantung
89 kali per menit, axis normal
60°, PR interval normal, ST
depresi pada lead I, II, aVL,
V2, V3, V4. V5, V6 dan T
inverse pada lead III dan aVF,
hal ini dapat ditarik
kesimpulan terjadi iskemik
pada segmen anterior luas dan
inferior jantung. Pada pasien
ini kemudian dilakukan
pemeriksaan troponin I, dan
didapatkan kadar troponin I
<0,10
SINDROM ANGINA EKG MARKER
KORONER PEKTORIS JANTUNG
AKUT (Troponin I/T atau
CK-MB)

STEMI Elevasi segmen ST


+ +
NSTEMI Depresi segmen
+ ST, inversi
gelombang T,
+
gelombang T yang
UAP
+ datar, gelombang
T pseudo- -
normalization,
atau bahkan tanpa
perubahan
PENATALAKSANAAN AWAL
pasien segera diberikan
penanganan : Tirah baring
1. O2 masker 8 lpm
2. Furosemid 40mg IV Oksigensaturasi SaO2 arteri
<90% atau PaO2 <60
3. Captopril 25 mg
4. Aspilet 320 mg
Aspirin 160-320 mg
5. Clopidogrel 300 mg
6. ISDN 5 mg Clopidogrel adalah 300 dosis
pemeliharaan 75 mg/hari
7. Candesartan 16mg
8. Amlodipin 5mg Nitrogliserin (NTG) spray/tablet
9. Simvastatin 20mg sublingual

10. Ranitidin 2x25mg


Morfin sulfat 1-5 mg intravena,
dapat diulang setiap 10-30 menit
 ICCUterapi berupa  Pemilihan antikoagulan
1. IVFD NS 500cc/24 jam dibuat berdasarkan risiko
perdarahan dan iskemia,
2. Ranitidin 2x25 mg/IV dan berdasarkan profil
3. Arixtra 1x2,5 mg/SC efikasi-keamanan agen
tersebut\
4. Aspilet 1x 80 mg (1-0-0)
 Dosis yang diberikan adalah
5. Clopidogrel 1x75 mg (0-0-1) 2,5 ml setiap hari secara
6. Simvastatin 20 mg ( 0-0-1) subkutan.pada kasus ini
pasien mendapatkan injeksi
7. ISDN 5 mg 2x1 arixtra selama 5 hari.
8. Amlodipin 10 mg (1-0-0)  Arixtra mengandung
fondaparinux.
9. Candesartan 8 mg (0-0-1) Fondaparinuks secara
10. Allopurinol 100mg (0-0-1) keseluruhan memiliki profil
keamanan berbanding risiko
yang paling baik.
 pasienini di diagnosa dengan gagal jantung
karena memenuhi kriteria Framingham
dengan 1 kriteria mayor berupa adanya
kardiomegali berdasarkan hasil foto toraks
dengan CTR 55% dan 2 kriteria minor yakni
batuk malam hari dan dyspneu d’effort. Pada
pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya
murmur sitolik derajat V, hal ini juga
diperkuat dengan hasil pemeriksaan
ekokardiografi dengan adanya mitral
regurgitasi derajat ringan-sedang.
Pasien mengeluhkan saat beraktifitas
namun saat berjalan agak jauh dan
menaikki tangga terasa cepat lelah
dan berdebar-debar. Menurut kriteria
New York Heart Association menurut
kapasitas fungsionalnya pasien
digolongkan gagal jantung derajat 2
dengan didapatkannya adanya
batasan aktivitas ringan.(6)
 Telahdilaporkan pasien seorang perempuan usia 51 tahun
datang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam
sebelum MRS. Berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik pasien di diagnosis dengan Unstable
Angina Pectoris. Pasien telah diterapi dengan IVFD NS
500cc/24 jam, Ranitidin 2x25 mg/IV, Arixtra 1x2,5 mg/SC,
Aspilet 1x 80 mg (1-0-0), Clopidogrel 1x75 mg (0-0-1),
Simvastatin 20 mg ( 0-0-1), ISDN 5 mg 2x1,Amlodipin 10
mg (1-0-0), Candesartan 8 mg (0-0-1) dan Allopurinol
100mg (0-0-1).
1. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI. 2013;256.
2. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut [Internet]. 4th ed. Jakarta: Indonesia,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular; 2018. Available from:
http://www.inaheart.org/upload/file/Buku-ACS-2018.pdf
3. Djoerban Z, Djauzi S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014. p. 892–3.
4. Coronary Artery Disease-Coronary Heart Disease. Am Hear Assoc [Internet]. Available
from:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStrokeNews/Coronary
-Artery-Disease---Coronary-Heart-Disease_UCM_436416_Article.jsp
5. Libby P, Theroux P. Pathophysiology of Coronary Artery Disease. Basic Sci Clin.
2005;(111):3481–8.
6. Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung [Internet]. 4th ed. Jakarta: Indonesia,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular; 2019. Available from:
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantung_2015.pdf
7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.

Anda mungkin juga menyukai