Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN

PALIATIF PADA PASIEN STOKE


Kelompok 3

Asep Nuryana
Ega Pirman A
Nurhaliza R
Tia Wiranti
Krisma Dewi
APA ITU STROKE?
PENGERTIAN
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah sindrom
klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau
global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan
semata–mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
(Arief Mansjoer, 2000).

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. (Hendro Susilo, 2000).
Jenis – jenis STROKE

1. Stroke Non Hemoragik


Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai
dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri
kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non
haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik
(Wanhari, 2008).

2. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra
serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan
kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil,
kaku kuduk (Wanhari, 2008).
ETIOLOGI
ETIOLOGI

Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat
kejadian yaitu:
• Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
• Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
• Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.
• Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Faktor Resiko Terkjadinya Stroke

Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah :


1. Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah : hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol
dan obat, kontrasepsi oral dan hematokrit meningkat.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh
darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
LANJUTAN…

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada otak
melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran
darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.
TANDA DAN GEJALA
TANDA DAN GEJALA

Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala
penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau
kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak
tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-
kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan
terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
LANJUTAN…

Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena :


• Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah
satu sisi tubuh.
• Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
• Penglihatan ganda.
• Pusing.
• Bicara tidak jelas (rero).
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
• Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
• Pergerakan yang tidak biasa.
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
• Ketidakseimbangan dan terjatuh.
• Pingsan.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah :


• Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai
mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
• Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan ogsigen
sesuai kebutuhan.
• Tanda-tanda vital diusahakan stabil.
• Bed rest.
• Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
• Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
LANJUTAN…

• Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi.


• Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonik.
• Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
• Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau
ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.

Penatalaksanaan spesifik berupa :


• Stroke non hemoragik : asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan, obat
hemoragik.
• Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan pembedahan,
menurunkan TIK yang tinggi.
PEMAERIKSAAN
DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penyakit
stroke adalah :
• Angiografi serebral
• CT-scan
• Pungsi lumbal
• MRI
• Ultrasonografi Doppler
• EEG (Electroencephalography)
• Sinar X
DIAGNOSA YANG
MUNGKIN MUNCUL
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Gangguan perfusi jaringan otak


Akibat adanya sumbatan pembuluh darah otak, perdarahan otak, vasospasme serebral, edema
otak.
• Gangguan mobilitas fisik
Terjadi karena adanya kelemahan, kelumpuhan dan menurunnya persepsi / kognitif.
• Gangguan komunikasi verbal
Akibat menurunnya/ terhambatnya sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskuler, kelemahan otot
wajah.
• Gangguan nutrisi
Akibat adanya kesulitan menelan, kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, nafsu makan yang
menurun,
• Gangguan eliminasi
Dapat terjadi akibat klien tidak sadar, dehidrasi, imobilisasi dan hilangnya kontrol miksi.
LANJUTAN…

• Ketidakmampuan perawatan diri


Akibat adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kehilangan koordinasi /
kontrol otot, menurunnya persepsi kognitif.
• Gangguan psikologis
Dapat berupa emosi labil, mudah marah, kehilangan kontrol diri, ketakutan,
perasaan tidak berdaya dan putus asa.
INTERVENSI
JURNAL
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai