Anda di halaman 1dari 38

Job Order Costing

Oleh : Karina Odia Julialevi, SE., M.Si., Ak., CA.


JOB ORDER COSTING

 suatumetode penentuan harga


pokok dimana untuk setiap pesanan
produk yang diterima oleh
perusahaan akan dihitung harga
pokoknya sendiri.
 Obyek biaya = unit produk
individual, batch, atau kelompok
produk dalam 1 job
METODE HARGA POKOK PESANAN- FULL
COSTING
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR ADA 2 YAITU :
1. SIKLUS PEMBUATAN PRODUK
Pembelian dan
Penyimpanan
Bahan Baku

Pengolahan
Bahan Baku
menjadi produk jadi

Penyimpanan
Produk Jadi
Dalam Gudang
2. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
Penentuan Harga
Pokok bahan baku
Yang dibeli

Penentuan Harga
Pokok bahan baku
Yang dipakai

Biaya Tenaga Kerja Pengumpulan Biaya


Langsung Biaya Produksi Overhead Pabrik

Penentuan
Harga Pokok
Produk Jadi
Sistem Job Order Costing

Dokumen merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam


sistem biaya pesanan atau job order costing.
Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem biaya
pekerjaan – order :
1. Permintaan bahan
2. Kartu jam pekerjaan
3. Kartu biaya pekerjaan - order
Akuntansi Job Order Costing

A. Bahan
Bahan baku, bahan penolong, dan bahan habis pakai.
B. Tenaga Kerja
Dokumen yang digunakan adalah Kartu Jam Pekerjaan.
C. Overhead Pabrik
Dokumen yang digunakan adalah Kartu Biaya Overhead Pabrik.
Ciri – ciri Entitas dengan Job
Order Costing
1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan
2. Proses produksi terjadi secara terputus-putus.
3. Biaya produksi dikumpulkan untuk tiap pesanan
4. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat
Kartu Biaya Produksi yang berfungsi sebagai buku pembantu
5. Produk yang dihasilkan bervariasi/ spesifik sesuai pesanan.
6. Tujuan proses produksi adalah untuk memenuhi pesanan,
bukan memenuhi gudang
7. Setelah pesanan selesai dikerjakan biasanya produk selesai
langsung diserahkan
Contoh perusahaan: kontraktor, perusahaan galangan
kapal, percetakan,dan lain-lain
Karakteristik 1. Perusahaan memproduksi berbagai
Metode Job macam produk sesuai dengan
Order Costing spesifikasi pesanannya. Setiap
pesanan dihitung harga pokoknya
secara individual.
2. Biaya produksi terdiri dari 2 yaitu
biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung --- biaya
bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja
langsung (BTKL ) , Biaya produksi
tidak langsung --- biaya overhead
pabrik ( BOP )
Karakteristik 4. Biaya produksi
Metode Job langsung dihitung
Order berdasarkan biaya
Costing..(2) yang sesungguhnya
terjadi dalam proses
pembuatan pesanan.
BOP diperhitungkan
berdasar tarif yang
ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi
per unit dihitung
pada saat pesanan
selesai diproduksi.

Jumlah biaya produksi


Jumlah unit produk yang dihasilkan
Metode Job Order Costing

Langkah-langkah Metoda Harga Pokok Pesanan:

1. Perusahaan kedatangan pemesan.


2. Menentukan barang yang dipesan dan harga.
3. Perusahaan membeli bahan baku.
4. Perusahaan menghitung biaya bahan baku.
5. Perusahaan menghitung biaya tenaga kerja langsung.
6. Perusahaan membebankan BOP.
7. Perusahaan menghitung BOP sesungguhnya.
Metode Job Order Costing

Langkah-langkah Metoda Harga Pokok Pesanan:


8. Perusahaan menghitung selisih antara BOP yang
dibebankan dengan BOP sesungguhnya.
9. Perusahaan mencatat selisih. Perlakuan selisih:
- dibuka akun selisih terus-menerus.
- dibebankan ke penjualan, HPP, dan persediaan produk
jadi.
10. Perusahaan membuat jurnal-jurnal yang diperlukan.
11. Perusahaan memposting jurnal.
12. Perusahaan membuat kartu harga pokok sebanyak
pesanan
Manfaat informasi harga pokok produksi
per pesanan bagi manajemen

Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan

Memantau realisasi biaya produksi.

Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk


dalam proses yang disajikan dalam neraca
MANFAAT INFORMASI
HARGA POKOK PRODUKSI
PER PESANAN

a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan


Formula penentuan harga jual :
Taksiran biaya produksi Rp xxx
Taksiran Biaya Non produksi Rp.xxx
Taksiran total biaya pesanan Rp.xxx
Laba yang diinginkan Rp.xxx -
Taksiran harga jual yang dibebankan Rp.xxx
ke pemesan ======
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
Formula untuk menghitung total harga pokok pesanan
Biaya produksi pesanan :
Taksiran BBB Rp.xxx
Taksiran BTKL Rp.xxx
Taksiran Biaya overhead Rp.xxx
Taksiran total biaya produksi Rp.xxx
Biaya non produksi :
Taksiran biaya adm.&umum Rp.xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp.xxx
Taksiran biaya non produksi Rp.xxx
Taksiran total harga pokok pesanan Rp.xxx
========
c. Memantau realisasi biaya produksi
Formula untuk menentukan biaya produksi yang sesungguhnya :
Biaya Bahan Baku sesungguhnya Rp.xxx
Biaya Tenaga Kerja sesungguhnya Rp.xxx
Taksiran biaya overhead pabrik**) Rp.xxx
Total biaya produksi sesungguhnya Rp.xxx
=======
** Biaya overhead pabrik menurut tarif yang ditentukan di muka, karena tidak semua
biaya overhead pabrik dapat dihitung pada saat pesanan selesai.
d. Menghitung laba/rugi bruto tiap pesanan
Untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi.
Formula untuk menghitung laba/rugi bruto tiap pesanan :

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xxx


Biaya Produksi pesanan tertentu :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp.xxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp.xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp.xxx
Total biaya produksi pesanan Rp.xxx
Laba Bruto Rp.xxx
=========
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca
Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai --- belum
diserahkan ke pemesan pada saat tanggal neraca ----- harga
pokok persediaan produk jadi ---NERACA.
Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada
tanggal neraca ---- harga pokok persediaan produk dalam
proses --- NERACA.
REKENING KONTROL & REKENING PEMBANTU
 Rekening kontrol -- menampung catatan yang bersumber
dari jurnal.
 Rekening pembantu --- merinci biaya-biaya produksi,
menampung catatan dari dokumen sumber, dan ketelitiannya
diawasi oleh rekening kontrol.
REKENING KONTROL REKENING PEMBANTU
PERSEDIAAN BAHAN BAKU KARTU PERSEDIAAN
PERSEDIAAN BAHAN PENOLONG KARTU PERSEDIAAN
BARANG DALAM PROSES KARTU HARGA POKOK
BOP SESUNGGUHNYA KARTU BIAYA
BY. ADM & UMUM KARTU BIAYA
BY. PEMASARAN KARTU BIAYA
PERSEDIAAN PRODUK JADI KARTU PERSEDIAAN
PENCATATAN BIAYA PRODUKSI

 Menggunakan rekening kontrol “Barang Dalam Proses”


yang dipecah menurut unsur biaya produksi, yaitu :
BDP – By Bahan Baku
BDP – By Tenaga Kerja Langsung
BDP – BOP

BDP : Barang Dalam Proses


PENCATATAN BIAYA NON
PRODUKSI
Menggunakan rekening kontrol :
 Biaya Adm. & Umum ---contoh biaya di bagian
akuntansi, bagian personalia, bagian internal auditor,
dsb.

 Biaya pemasaran ---- biaya promosi, biaya iklan, dan


biaya-biaya yang terjadi di bagian pemasaran.
PENCATATAN BIAYA PRODUKSI
KE DALAM JURNAL

a. Jurnal Pembelian Bahan Baku dan Bahan


Penolong
Persediaan Bahan Baku xx
Kas/Utang Dagang xx

Persediaan Bahan Penolong xx


Kas/Utang Dagang xx
b. Jurnal Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
Jurnal pemakaian bahan baku :

BDP – Biaya Bahan Baku xx


Persediaan Bahan Baku xx

Jurnal pemakaian bahan penolong :

BOP Sesungguhnya xx
Persediaan Bahan Penolong xx
c. Jurnal pencatatan by. tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
Gaji dan upah xx
Utang gaji & upah xx

d. Jurnal pencatatan distribusi biaya tenaga kerja


BDP – By. TK Langsung xx
BOP Sesungguhnya xx
Biaya Adm & umum xx
Biaya Pemasaran xx
Gaji & Upah xx
e. Jurnal mencatat pembayaran gaji dan upah
Utang Gaji & Upah xx
Kas xx

f. Jurnal mencatat BOP yang dibebankan :


BDP – BOP xx
BOP yg dibebankan xx
g. Jurnal pencatatan BOP yang sesungguhnya :
BOP Sesungguhnya xx
Akm. Depr. mesin xx
Akm. Depr gedung xx
Persekot asuransi xx
Persd. Suku cadang mesin xx
Persd. Suku cadang xx
h. Jurnal menutup rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan xx
BOP sesungguhnya xx
i. Jurnal mencatat selisih BOP
Jika BOP yang dibebankan < BOP sesungguhnya --- underapplied
Selisih BOP xx
BOP Sesungguhnya xx

Jika BOP yang dibebankan > BOP Sesungguhnya ---- overapplied


BOP Sesungguhnya xx
Selisih BOP xx
j. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan Produk Jadi xx
BDP-By. Bahan Baku xx BDP-Biaya TK Langsung
xx
BDP-BOP xx

k. Jurnal pencatatan harga pokok produk dalam proses


Persediaan Produk dlm proses xx
BDP-By.Bahan Baku xx
BDP-Biaya TKL xx
BDP-BOP xx
l. Jurnal mencatat harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan xx
Persd. Produk jadi xx

m. Jurnal mencatat pendapatan penjualan produk


Kas/Piutang Dagang xx
Hasil Penjualan xx
Akuntansi Produk Rusak,
Cacat,Bahan Sisa, dan Bahan Sisa
Buangan

A. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi
standar produksi dan dijual sesuai nilai sisanya atau
dibuang.
B. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi
standar produksi, tetapi masih bisa diperbaiki dengan
tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi
produk yang baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
C. Bahan Sisa
Bahan sisa adalah bahan baku yang merupakan sisa dari
proses produksi, yang tidak dapat digunakan lagi dalam
proses produksi untuk tujuan yang sama.
D. Bahan Sisa Buangan
Bahan sisa buangan adalah bahan baku yang merupakan
sisa dari proses produksi dan tidak dapat digunakan lagi
dan tidak memliki harga jual.
E.Akuntansi Produk Rusak
Tujuannya adalah agar manajemen dapat memperoleh
informasi atas produk rusak yang terjadi,sebab terjadinya
dan juga nilai dari produk rusak tersebut.
Sedapat mungkin diterapkan zero tolerance untuk
terjadinya produk rusak tersebut.
F.Produk Rusak Normal
Produk rusak normal dapat diperlakukan berdasarkan dua
metode yaitu :
1.Dialokasi pada seluruh pekerjaan/order
2.Dialokasi pada pekerjaan/order tertentu
G.Produk Rusak Abnormal
Produk rusak abnormal merupakan jumlah produk rusak
yang melebihi batas toleransi yang ditetapkan. Hal ini
merupakan indikasi teradinya in efisiensi dan kinerja yang
kurang baik dari bagian produksi.
H.Akuntansi Produk Cacat
Akuntansi untuk produk yang mengalami cacat pada proses
produksinya.
I.Produk Cacat Normal
Secara akuntansi, biaya yang digunakan untuk memperbaiki produk
cacat normal dapat diperlakukan dengan menggunakan salah satu
dari dua metode berikut :
1.Dibebankan pada seluruh pekerjaan atau order
2.Dibebankan pada pekerjaan tertentu
J.Produk Cacat Abnormal
Jumlah produk cacat yang melebihi batas toleransi disebut sebagai
produk cacat abnormal.
K.Akuntansi Bahan Sisa
Terdapat dua metode perlakuan untuk bahan sisa :
1.Dibebankan ke seluruh pekerjaan
2.Dibebankan pada pekerjaan tertentu
L.Akuntansi Bahan Sisa Buangan
Bahan sisa buangan adalah bahan sisa yang berasal dari
proses produksi dan tidak dapat digunakan lagi ataupun
dijual.

Anda mungkin juga menyukai