Anda di halaman 1dari 55

Dr.Ritha Tahitu, M.

Kes
Kabid P2P Dinkes Provinsi Maluku
Definisi :

• Peradangan yang mengenai seluruh sel-sel hati

• Terdapat nekrosis/ kematian sel-sel hati

• Sering terjadi cholestasis/ sumbatan intrahati


Etiologi

• Terbanyak adalah virus hepatitis


• Bahan kimia / obat
• Virus lain selain virus hepatitis
• Hepatitis akibat penyakit sistemik

Virus Hepatitis : A, B, C, D, E,G


Table of Properties and clinical characteristics of viruses
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E

Size 27 nm 42 nm 32 nm 36 nm 27-34 nm
Length 7.5 kb 3.2 kb 10 kb 1.7 kb 7.6 kb
Genome RNA DNA RNA RNA RNA
Incubation 14-19 days 14-84 days 14-160 days 21-24 days 21-36 days
Transmission Fecal/oral (98%) IVDA(35%) IVDA(35%)
Transfusion (2%) Sexual(19%) Sexual(10%)
Vertical (<5%) Vertical (5-6%%)
Tranfusion(<5%) Tranfusion(<5%)
Needlestick(1%) High risk
Unknown(49%) occupation (7%)
Table 35-1. Properties and clinical characteristics
Unknown (49%) of
Vaccine viruses.
available Available None None None
Severity of Usually mild, 70% subclinical Usually subclinical Can be May be
acute illness particularly 30% clinical <1% severe severe severe, 30%
<1% severe mortality in
pregnance
Chronic None 90% neonatal >85% 5% with HBV None
infection 50% infants coinfection,
20% children 70-80% with
<5% adults HBV
superinfection
CURRENT : Diagnosis & Treatment in GASTROENTEROLOGY , Scott L.Friedman, et al
Gambaran klinik.

Bentuk klinik yang harus dibedakan

Akut
Kronik

Disebut kronik bila : selama 6 bulan sejak


gejala pertama tidak pernah mengalami
penyembuhan baik klinik maupun
laboratorium
Gambaran klinik : Hepatitis akut
• Tidak berbeda untuk semua penyebab
• Keluhan sering kali tidak khas terutama
bentuk ringan, sehingga sering tidak
diketahui

• Keluhan terutama pada fase prodromal,


berupa keluhan gastrointestinal dan flu
like syndrome. Keluhan berlangsung
kurang lebih 1 minggu.
• Keluhan gastrointestinal yang sering :
mual
anoreksia

•Kadang rasa tidak enak di perut kanan atas

• Tidak suka makan

• Nyeri kepala
Fase selanjutnya adalah fase ikterik

• Kencing berwarna gelap


• Feses pucat
• Sklera mata berwarna kuning
• Kadang-kadang timbul gatal-gatal
• Keluhan-keluhan fase sebelumnya berkurang

Fase ikterik tidak terjadi


pada semua kasus.
Terutama hepatitis A sering tidak ikterik
Pemeriksaan fisik dijumpai :

• Hati membesar, nyeri tekan, kenyal


sklera kuning pada sebagian kasus
• Kadang-kadang limpa membesar pada
kecil kasus.

Fase selanjutnya adalah : penyembuhan

• Semua keluhan menghilang


• Tanda fisik kembali
Pemeriksaan laboratorium
Biasanya :

SGOT, SGPT untuk menilai peradangan


tidak menentukan prognosis

GGT, Alk F untuk menilai aliran empedu

Bilirubin untuk menilai fungsi sel hati

Petanda virus hepatitis


Pencegahan Hepatitis danTransmisi
Vertikal

OLEH:

Dr Denny Jolanda SpPD – FINASIM


RSUD Dr. M. Haullussy Ambon
Pencegahan Hepatitis A :
perubahan prilaku
1. Cuci tangan pakai sabun :
sebelum makan, sebelum mengolah makanan dan
menghidangkan makanan, sesudah BAB dan BAK,
setelah mengganti popok bayi, sebelum menyusui
bayi
2. Pengolahan makanan yang benar :
menjaga kebersihan alat – alat masak, memisahkan
bahan makanan matang dan mentah, memasak
makanan sampai matang, menyimpan makanan
pada suhu aman, menggunakan air bersih dan
bahan makanan yang baik
3. Membuang tinja di jamban yang saniter
Pencegahan Hepatitis B :

Pencegahan non spesifik :


1.memakai sarung tangan pada saat bekerja
dengan cairan tubuh penderita,penanganan
limbah jarum suntik yang benar, sterilisasi alat,
mencuci tangan sebelum menangani pasien
2. Penapisan pada kelompok risiko tinggi yaitu
: orang yang lahir di daerah endemis heps
B, orang dengan pasangan multiple,
homoseksual, wanita hamil, penderita HIV
dan HepS C, pengguna jarum suntik,
pasien dengan hemodialisa, pasien
dengan terapi imunosupresan, orang
dengan kadar AST/ALT yang selalu tinggi
dan menetap.
Pencegahan spesifik
Hepatitis B
 Imunisasi Aktif :
Memberikan Vaksin Heps B. Vaksin ini mengandung
HBsAg yang dimurnikan.
Vaksin ini akan menginduksi sel T yang spesifik
terhadap HBsAg dan sel B yang dependen
terhadap sel T utk menghasilkan antobodi anti HBs
secepatnya 2 minggu setelah vaksin dosis pertama.
 Diberikan 3 dosis terpisah yaitu 0, 1 dan 6
bulan. Panduan imunisasi di Indonesia pada
saat bayi baru lahir, bulan ke 2, ke 4 dan ke 6.
 Vaksinasi Heps B mampu memberikan
perlindungan terhadap infeksi Hepatitis B
selama lebih dari 20 tahun
 Keberhasilan vaksinasi dinilai dari terdeteksinya
anti HBs di serum pasien setelah pemberian
imunisasi hepatitis B lengkap(3-4 kali)
Pencegahan khusus paska
pajanan
 Bagi orang yang tidak divaksinasi dan terpapar dengan
hepatitis B, diberikan kombinasi HBIg ( untuk mencapai
kadar anti HBs yang tinggi dalam waktu singkat) dan
vaksin Heps B ( untuk kekebalan jangka panjang )

 Pada pasien yang terpajan secara perkutan maupun


seksual, status HBsAg dan anti HBs sumber pajanan dan
orang yang terpajan harus diperiksa. Apabila orang
yang terpajan terbukti memiliki kekebalan terhadap
heps B atau sumber pajanan terbukti HBsAg negative
maka profilaksis paska pajanan tidak diperlukan.
 Apabila sumber pajanan terbukti HBsAg positif
dan orang yang terpajan tidak memiliki
kekebalan maka harus diberikan HBIg segera
dengan dosis 0,06 ml/kgBB dan diikuti
vaksinasi
 Pada pasien yang di vaksinasi atau
mendapat HBIg maka sebaiknya HBsAg dan
Anti HBs diperiksa 2 bulan kemudian.
Virus Hepatitis B

• Virus DNA
• 350-400 juta manusia di dunia
• Angka mortalitas di dunia mencapai
1 juta akibat sirosis, gagal hati dan
karsinoma hepatoselular (KHS)
• Transmisi melalui seksual,
perkutaneus dan perinatal
• Terdiri atas 3 bagian :
- Protein envelope (HBsAg)
- Protein nukleokapsid inti (HBcAg)
- Protein nukleokapsid soluble
(HBeAg) : menandakan replikasi

Dienstag JL. Hepatitis B Virus Infection. N Engl J Med. 2008;359:1486-500


Epidemiologi Hepatitis B di Dunia

Shephard CW, Simard EP, Finelli L, Fiore AE, Bell BP. Hepatitis B Virus Infection: epidemiology and vaccination. Epidemiol Rev. 2006;28:112-25
Transmisi Hepatitis B

Shephard CW, Simard EP, Finelli L, Fiore AE, Bell BP. Hepatitis B Virus Infection: epidemiology and vaccination. Epidemiol Rev. 2006;28:112-25
Hepatitis B Akut dan Kronik

• Hepatitis B akut bersifat self-limiting


• Hanya 5-10% yang berkembang menjadi Hepatitis B Kronik
• Hanya 1% yang berkomplikasi menjadi gagal hati akut
Liang TJ. Hepatitis B: the virus and disease. Hepatology. 2009;49(5):13-21
Perjalanan Alamiah Hepatitis B Kronik

MchMahon BJ. Natural history of chronic hepatitis B-clinical implications. Medscape J Med. 2008;10(4):91
Perjalanan Alamiah Hepatitis B Kronik

MchMahon BJ. The natural history of chronic hepatitis B-virus infection. Hepatology. 2009;49(5):45-55
Hepatitis B Kronik pada
Kehamilan
Prevalensi Transmisi Hepatitis B di Eropa
Tahun 2006-2012

Transmisi vertikal dari ibu ke anak menempati porsi


terbesar dalam transmisi Hepatitis B kronik

Duffell EF, Laar MJW, Amato-Gauci AJ. Enhanced surveillance of hepatits B in the EU, 2006-2012. Journal of Viral Hepatitis. 2015;22:581-89.
Komplikasi Hepatitis B pada Kehamilan

Semakin muda usia saat terinfeksi, maka semakin tinggi


risiko Hepatitis B kronik

World Health Organization. Guidelines for the prevention, care and treatment of persons with chronic hepatitis B infection. 2015.
Perjalanan Hepatitis B Kronik
Manifestasi Hepatitis B pada Kehamilan

Hepatitis B
Akut

 Sering asimptomatik
Hepatitis B  Gejala yang dapat muncul
Kronik adalah tanda-tanda sirosis
 Perlunya deteksi dini
Tan YT, Sun C, Liu CX, Xie SS, Xiao D, Liu L, Yu JH, et al. Clinical features and outcome of acute hepatits B in pregnancy. BMC Infectious
Disease. 2014;14:368
Deteksi Awal Infeksi Hepatitis B Kronik

Seluruh ibu hamil diperiksakan nilai HBsAg pada awal dan


trimester ketiga kehamilan

MchMahon BJ. Natural history of chronic hepatitis B-clinical implications. Medscape J Med. 2008;10(4):91
Anamnesis pada Pasien dengan
HBsAg Positif

Tanda dan Gejala Sirosis Faktor Risiko Metabolik

Status Vaksinasi Hep B Riwayat KHS di keluarga

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Tanda dan Gejala
Sirosis

Jaringan Hati Normal

Jaringan Sirosis Hati


Faktor Risiko Metabolik

Lingkar Pinggang
• Asia : ≥ 90 cm (laki-laki) dan 80
cm (perempuan)
• Eropa : ≥ 94 cm (laki-laki) dan 80
cm (perempuan)

• Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 100


mg/dL
• Sedang menjalani pengobatan
untuk DM Tipe 2

EASL-EASD-EASO Clinical Practice Guidelines for the management of non-alcoholic fatty liver disease. J Hepatol. 2016
Faktor Risiko Metabolik

• Tekanan darah ≥ 130/85 mmHg


• Sedang menjalani pengobatan
untuk hipertensi

• Kadar triasilglieserol > 150 mg/dL


• Kadar kolesterol HDL < 40 mg/dL
(pria) dan < 50 mg/dL (wanita)

EASL-EASD-EASO Clinical Practice Guidelines for the management of non-alcoholic fatty liver disease. J Hepatol. 2016
Pemeriksaan Laboratorium pada
Pasien dengan HBsAg Positif

Laboratorium Rutin Serologi/Virologi

• Darah Perifer Lengkap


(DPL) • HBeAg / anti-Hbe
• SGOT/SGPT • Kadar DNA-VHB
• Bilirubin total • Anti-HCV
• Alkaline fosfatase • Anti-HIV disarankan
• Albumin bagi mereka yang tidak
• Nilai INR pernah screening
• Alpha Feto Protein (AFP) sebelumnya
• Gamma GT

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Pemeriksaan Pencitraan pada
Pasien dengan HBsAg Positif

USG Abdominal

FibroScan

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Penegakkan Diagnosis Hepatitis B
Kronik pada Kehamilan

HBsAg positif selama 6 bulan

Sarin SK, Kumar M, Lau GK, Abbas Z, Chan HLY, Chen CJ, et al. Asian-Pacific clinical practices guidelines on the management of hepatitis B:
a 2015 updated. Hepatol Int. 2016;10:1-98
Faktor Risiko Infeksi VHB
 Multiple sexual partners
 Penggunaan obat intravena menggunakan jarum tidak steril
 Kontak dengan pasien yang terinfeksi atau pasien karier
hepatitis B kronik

Faktor Risiko Transmisi VHB


Faktor yang meningkatkan risiko transmisi :
• Status HBeAg (+) pada ibu
• Kadar DNA-VHB pada ibu (>200.000 IU/mL)

1. Tran TT, Ahn J, Reau NS. ACG Clinical Guideline: Liver Disease and Pregnancy. Am J Gastroenterol. 2016.
2. Borgia G, Carleo MA, Gaeta GB, Gentile I. Hepatitis B in pregnancy. World J Gastroenterol. 2012;18(34):4677-83
Algoritma Diagnosis Hepatitis B pada Kehamilan

Pemeriksaan Awal Ibu Hamil :


Uji Hati Abnormal

Profil hepatoselular: AST/ALT Profil bilier: bilirubin/alkalin fosfatase

Eksklusi : • IgM anti Bilirubin ± Alk.fosfat


alk.fosfatase ↑
• Hepatitis Viral HAV ase ↑
• Infeksi Herpes • HBsAg
• Penggunaan • Anti
obat-obatan HCV Pencitraan Tidak ada
bilier follow up

Tidak ada bukti obstruksi

Tran TT, Ahn J, Reau NS. ACG Clinical Guideline: Liver Disease and Pregnancy. Am J Gastroenterol. 2016
Perubahan Fisiologis selama Kehamilan

Tran TT, Ahn J, Reau NS. ACG Clinical Guideline: Liver Disease and Pregnancy. Am J Gastroenterol. 2016
Algoritma Diagnosis Hepatitis B pada Kehamilan

Borgia G, Carleo MA, Gaeta GB, Gentile I. Hepatitis B in pregnancy. World J Gastroenterol. 2012;18(34):4677-83
Definisi Transmisi Vertikal VHB

HbsAg atau DNA-VHB positif selama 6-12 bulan pertama


kehidupan pada bayi yang lahir dari ibu terinfeksi VHB

Gentile I, Borgia G. Vertical transmission of hepatitis B virus: challenges and solutions. InternationalJournal of Women’s Health. 2014;6:605-11
HbsAg dan DNA-VHB (+) saat lahir :
- Sering hanya bersifat sementara (fenomena transien)
- Tidak menggambarkan transmisi

Papaevangelou V. Perinatal HBV Viremia in Newborns of HbsAg(+) mothers is a transient phenomenon that does not necessarily imply HBV
infection transmission. Journal of Clinical Virology. 2012; 54:202
Anti Hbe dan anti Hbc (+) dari lahir hingga usia 2 tahun:
tidak berhubungan dengan infeksi VHB kronik

Karena anti-Hbe dan anti-Hbc


didapat dari ibuku melalui
plasenta

Papaevangelou V. Perinatal HBV Viremia in Newborns of HbsAg(+) mothers is a transient phenomenon that does not necessarily imply HBV
infection transmission. Journal of Clinical Virology. 2012; 54:202
Tata Laksana Hepatitis B dan
Pencegahan Transmisi Vertikal

Vaksin Hepatitis B dan HBIg


Pemberian Antiviral pada Ibu Hamil

Proses Kelahiran
Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Indikasi Pemberian Antiviral pada Ibu Hamil

HbsAg (+)
Pemberian Antiviral
DNA-VHB > 200.000 U

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Penentuan Waktu Pemberian Antiviral

Pemberian Antiviral mulai diberikan pada


usia kehamilan 28-32 minggu

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Penghentian Pemberian Antiviral

Antiviral
dihentikan

Pregnancy 3 bulan Setiap 3- 6 bulan


Pantau AST

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Pengaruh Antiviral terhadap Menyusui

Bukan
Kontraindikasi

Antiviral dieksresikan dalam ASI, namun belum ditemukan


adanya bukti toksisitas yang siginifikan

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Pemilihan Antiviral pada VHB Kronik

Telbivudine dan tenofovir


relatif aman untuk ibu hamil

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Rekomendasi AASLD 2015

Ibu hamil dengan


HbsAg (+) dan DNA-VHB ≤ 200.000 U
tidak disarankan untuk diberikan
antiviral

Benefit

Risk

Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
Immunoprofilaksis

• Vaksin Hepatitis B paling baik diberikan dalam waktu 12 jam


setelah lahir
• Hepatitis Immunoglobulin (HBIg) diberikan pada ekstremitas
yang berbeda
• Kombinasi vaksin dan Ig menurunkan risiko transmisi vertikal
dari >90% menjadi <10%

1. Terrault NA, Bzowej NH, Chang KM, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD Guidelines for Treatment of Chronic Hepatitis B. Hepatology. 2015: 1-23.
2. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. 2014.
Peran Dokter Umum dalam Penanganan
Hepatitis B pada Ibu Hamil

Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Edisi Kedua. 2012
Peran Dokter Umum dalam Penanganan
Hepatitis B pada Ibu Hamil

Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Edisi Kedua. 2012
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai