Wb
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
“HOTEL BINTANG LIMA DAN SHOPPING MAL”
DOSEN PEMBIMBING : ALMAN FALUTHI, M.A.
KELOMPOK 3 :
ANGGUN CITRA MAQFIRA (170701023)
ANNISA RODHATUL JANNAH (170701075)
DIMAS PRANOTO (170701112)
FITRA MAULANA (170701116)
HERA NAZIA (170701003)
NURHAMDIAH (170701052)
KRITERIA DASAR
SHOPPING MALL
FUNGSI DARI HOTEL
BINTANG LIMA
KRITERIA DASAR
HOTEL BINTANG LIMA
TEORI TERKAIT
1. Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001 tanggal 31
DARI HOTEL September 2001 yaitu: “Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut
bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikeloladan dimiliki oleh pihak yang sama
kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai
tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk
akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan, penginapan, makan dan minum
3. Menurut Pendapat Ahli : Menurut Fred Lawson “In most countries a “hotel” is defined as a public
establishment offering travelers, against payment, two basic services: accommodation and
catering.” (Lawson, 1976:11) Diterjemahkan bebas, “Di kebanyakan negara sebuah “hotel”
didefinisikan sebagai sebuah perusahaan publik yang memberikan jasa kepada orang yang
melakukan perjalanan, atas dasar imbalan, dua bentuk pelayanan pokok: akomodasi dan
penyediaan konsumsi.
4. Kesimpulan Ni Wayan Suwithi dan Cecil Erwin Jr. Boham dalam Akomodasi Perhotelan Jilid 1
Hotel didefinisikan dengan ciri sebagai berikut: a) Menggunakan bangunan fisik. b) Menyediakan
jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya. c) Diperuntukkan bagi umum. d)
Dikelola secara komersial.
STANDAR OBJEK
TERKAIT HOTEL
Pasal 2
Standar Usaha Hotel bertujuan untuk:
a. menjamin kualitas produk, pelayanan dan
Peraturan manteri pariwisata dan
pengelolaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
ekonomi kreatif Republik Indonesia kepuasan tamu; dan
Nomor PM.53 /HM.001 /MPEK /2013 b. memberikan perlindungan kepada tamu,
tentang standar usaha hotel. pengusaha hotel, tenaga kerja, dan masyarakat, baik
untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan kemudahan dan pelestarian lingkungan hidup.
Peraturan daerah kota Banda aceh tahun 2011 Pajak hotel tahun 2010 Nomor 6 Seri B Nomor 1 tentang tarif pajak hotel adalah sebesar 10%.
Fungsi Hotel
DASAR b.
mandi dalam.
Luas minimal kamar standar : 26m²
1. Kapasistas satu tempat parkir untuk 6 kamar e. Jendela dengan tirai yang tidak tembus dari luar
lantai keatas pintunya harus tahan api. beautifully designed. Tinggi restoran 2.6m
c. Keamanan min. 1 buah ruang jaga Letak restoran berhubungan langsung dengan dapur
d. Pembuangan limbah (memiliki tempat penampungan dilengkapi dengan pintu masuk dan keluar yang
LIMA
12 Telepon Umum Tersedia di lobby
Untuk hubungan keluar minimal 2 pesawat
Untuk hubungan didalam hotel minimal 2 pesawat
Antara telepon dipasang penyekat
13 Toilet umum 1. Pria
Min Urinoir 4 buah
Min WC 2 buah
2. Wanita
Min WC 3 buah
14 Koridor Lebar koridor minimal 1.8m Tersedia stop kontak
setiap 12m
Tingkat kebisingan 40db
Minimal 3 buah untuk kegiatan berbeda seperti :
15 Ruang yang disewakan Drugstore Bank/Money Changer Travel agent
Add Text
Airline agent Souvenir shop Perkantoran Get a modern
Butik & salon kecantikan PowerPoint
16 Poliklinik Sesuai standar depkes RI Presentation that is
17 Dapur Luas minimal 40% dari luas restoran
beautifully designed.
KRITERIA
DASAR 19a Tata Graha Tersedia uniform rom dengan rak
Uniform Room
HOTEL
19b Ruang lena Luas minimal 50m²
BINTANG Minimal 1 buah untuk 40 kamar untuk hotel bertingkat minimal satu room boy
AREA FOODCOURT
PERATURAN-PERATURAN
Setiap penyelenggaraan kegiatan usaha perpasaran
swasta diwajibkan menyediakan ruang tempat usaha kecil
dan usaha informal/pedagang kaki lima.
i. Untuk jenis penyelenggaraaan usaha perpasaran
dengan luas efektif lantai usaha minimal 200 m2 s/d 500
m2 harus menyediakan ruang tempat usaha bagi usaha
kecil atau usaha informal sebesar 10% dari luas efektif
lantai usaha dan tidak diganti dalam bentuk lain.
GLOBAL TRADE
ii. Untuk jenis penyelenggaraan usaha perpasaran
swasta dengan luas efektif lantai usaha diatas 50 m2
PRESENTATION
harus menyediakana ruang tempat usaha bagi usaha
kecil seluas 20% dari luas efektif lantai usaha dan tidak
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET
dapat diganti dalam bentuk lain.
iii. Pusat perbelanjaan wajib menyediakan barang
dagangan produksi dalam negeri paling sedikit 80% dari
jumlah dan jenis barang yang didagangkan. Dalam hal
tersebut, menteri dapat memberikan izin penyediaan
barang dagang produksi dalam negri 80%.
Fungsi Shopping
mall
Sebagai fungsi
ekonomi, yaitu
sebagai pendukung
dinamisasi
perekonomian kota
dan wadah
penampungan dan
penyaluran produksi
dari produsen untuk
kebutuhan
masyarakat
(konsumen).
KRITERIA DASAR
SHOPPING MALL
Banding 2
Study
a. Konsep
perancangan
Sedangkan,
struktur yang
diterapkan
pada
bangunan
Ciputra
World Hotel
ini
merupakan
struktur
gantung
membentuk
busur yang
bergantung
pada inti
bangunan
(core).
B. Struktur bentang
panjang/bentang lebar
Bangunan bentang lebar merupakan
bangunan yang memungkinkan
penggunaan ruang bebas kolom
yang selebar dan sepanjang mungkin.
Bangunan bentang lebar secara
umum terdiri dari 2 yaitu bentang
lebar sederhana dan bentang lebar
kompleks. Bentang lebar sederhana
berarti bahwa konstruksi bentang
lebar yang ada dipergunakan
langsung pada bangunan
berdasarkan teori dasar dan tidak
dilakukan modifikasi pada bentuk
yang ada. Sedangkan bentang lebar
kompleks merupakan bentuk struktur
bentang lebar yang melakukan
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan
kadang dilakukan penggabungan
terhadap beberapa sistem struktur
bentang lebar.
Grand Hyatt dan Plaza Indonesia
Banding 3
Study
Bangunan dwi fungsi ini terletak pada
kawasan perkantoran di jalan M.H.
Thamrin yang tersambung dengan
kawasan jalan Jend. Soedirman.
Akses untuk sampai pada bangunan
ini dapat dilakukan dari berbagai
arah, mengingat bangunan ini
memiliki lokasi yang sangat strategis,
yaitu di samping bunderan HI,
sehingga pencapaiannya dari
berbagai arah.
Plaza Indonesia berdiri di atas lahan
seluas 38.050 meter persegi pada
pertemuan Jalan M.H. Thamrin dan
Jalan Kebon Kacang Raya, tepat di
pusat bisnis Jakarta. Shopping mall ini
memiliki area seluas 62.747 meter
persegi dengan 4 lantai area ritel,
satu lantai perkantoran dan lantai
area parkir bawah tanah. Dengan
total area sewa seluas 41.536 meter
persegi, Plaza Indonesia menampung
250 toko kelas atas yang menyajikan
pengalaman belanja kelas atas bagi
para Pengunjungnya.
• Bangunan ini pada • Tata Letak Fungsi
awalnya hanya
Shopping mall berada pada
mengoperasikan hotel yang
lantai bawah menempati 4
bekerja sama dengan
lantai yang terletak pada
manajemen asing Hyatt
basement ground floor, lantai
International. Tetapi, seteelah
1,2,3. Sedangkan untuk hotel
melakukan studi, dilakukan
di lantai 2 podium sampai 26
penambahan fasilitas yaitu
tower. Untuk lantai 27 dan 28
sebuah shopping mall yang
adalah ME, lantai 29 untuk
bertaraf internasional dan
helipad. Area parkir
diharapkan dapat memenuhi
dipisahkan antara hotel dan
kebutuhan tamu hotel, kawasan
perbelanjaan pada
perkantoran di jalan M.H.
basement dengan daya
Thamrin ataupun kota Jakarta.
tampung lebih kurang 1643
Bangunan terdiri dari dua fungsi
buah mobil. Pada shopping
utama yaitu sebuah hotel
mall terdapat atrium
bintang 4 dan shopping mall.
pameran lebar dengan
Terdapat 3 lantai basement
koridor perbelanjaan lebih
dengan jumlah parkir mobil
kurang 5-10 meter. Sirkulasi
menampung 1643 mobil.
hotel terpisah dan standar
Penyewa terbesar dari shopping
kamar hotel suite (merupakan
mall tersebut adalah Sogo
salah satu unggulan dari
denganluas penyewaan lantai
hotel Hyatt, memiliki kamar-
lebih kurang 80% dari area retail
kamar yang luas).
lainnya.
• Pola Pergerakkan • Deskripsi bangunan Arsitektur dan Teknis
dan Sirkulasi Menurut tim arsitek Parama Loka yang menjadi
Plaza Indonesia memiliki 6 architect of record bagi HOK, desain perencanaan
Pola pergetakkan lantai dan 3 basement pusat Plaza Indonesia sengaja dibuat serasi dengan
pengunjung hotel dan perbelanjaan (8) dengan luas Monumen Selamat Datang karena sisi historis
perbelanjaan letaknya total 62.747 meter persegi, monumen tersebut, terutama pada towernya yang
sangat berjauhan. Ini untuk dengan ruang yang berbentuk L yang bersiku. Bentuk tower inilah yang
meminimalkan konflik disewakan mencapai 40.591 menjadikan Plaza Indonesia menjadi akrab dan
pengunjung hotel dan meter persegi (9), lebih luas bersahabat dengan monumen karya Henk Ngantung
perbelanjaan. Terdapat 4 dari perkiraan awal yang tersebut - bukan menjadikan monumen itu pesaing.
(empat) entrance masuk ke diberikan sebesar 39 ribu meter Tinggi Hotel Grand Hyatt, 110 meter, serasi dengan
dalam bangunan pada sisi persegi oleh Plaza Indonesia Wisma Nusantara, 117 meter menurut CTBUH,
tapak jalan. Untuk Realty, pengelola mall, kepada memberikan kesan sebagai pintu masuk dari utara
pengunjung dengan Majalah Konstruksi (7). Jumlah (3)(7).
kendaraan umum dapat lantai juga mengalami Tim arsitek juga memisahkan lobi hotel dengan lobi
masuk melalui akses yang kenaikan. mall, untuk mencegah kerancuan antara pengunjung
mudah ke shopping mall mall dengan tamu hotel. Selain urusan lobi, kelancaran
melalui pintu timur, akses dan minimalisasi kemacetan juga diperlihatkan
sedangkan sirkulasi masuk di Plaza Indonesia dengan pintu Jalan Thamrin untuk
pengunjung hotel diarahkan pejalan kaki dan penumpang bus, pintu Jalan Kebon
dalam bahasa arsitektur Kacang untuk pengguna mobil pribadi atau taksi
berupa penunjuk arah (3)(7).
dipersimpangan sirkulasi Secara struktur, Plaza Indonesia menggunakan
perbelanjaan dengan jalan pondasi rakit untuk podium dan bored pile untuk
yang tertutup oleh tumbuhan bagian tower, dengan pondasi frankipile sebagai tiang
perindang. tarik untuk podium tenggara dan tower (7). Sementara
untuk struktur atas, podium menggunakan konstruksi
beton dan Grand Hyatt menggunakan komposit beton
SITE PLANE
MASTER PLANE
MASTER PLANE
MASTER PLANE
DAFTAR PUSTAKA
Maitland, B., 1985. Shopping Malls-Planing and Design. New York: Langman
Group Limited. Dalam tugas akhir Wibowo, A. S., 1999. Shopping Street.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Thank You
Wassalamualakum. Wr.Wb