Anda di halaman 1dari 11

1

PERSPEKTIF BIOLOGIS,
PSIKOSOSIAL DAN
SOSIOKULTURAL DALAM
TINGKAHLAKU ABNORMAL
2

KETIGA PERSPEKTIF

BIOPSIKOSOSIOKULTURAL
PERSPEKTIF BIOLOGIS
3

 Berawal dari model medis, bahwa gangguan mental


sebagai suatu penyakit medis yang muncul lebih banyak
dalam bentuk tingkahlaku daripada keluhan fisiologis atau
anatomis.
 Penyebab utama ditekankan pada penyakit pada sistem
saraf pusat.
 Patologi otak merupakan faktor penyebab tingkahlaku
abnormal.
 Behavior Genetic, keyakinan bahwa suatu tingkahlaku
ditentukan oleh gen tertentu.
 Perspektif ini mengarah pada terapi biofisik, upaya untuk
menemukan obat yang dapat menghilangkan gangguan
mental yang ada.
PERSPEKTIF PSIKOSOSIAL
4

 Psikodinamik
 Behavioristik
 Cognitive-behavioral
 Humanistic
 Interpersonal
PERSPEKTIF PSIKODINAMIK
5

 Sigmund Freud, mengembangkan teori psikopatologi


yang menekankan dinamika motif-motif tidak sadar
dalam diri.
 Ia mengembangkan teorinya dari praktek, dengan
menggunakan teknik-teknik catharsis, asosiasi bebas
dan analisis mimpi.
 Pandangannya didasari atas adanya ketidaksadaran.
 Tingkahlaku merupakan hasil interaksi 3 subsistem
kepribadian, yaitu id, ego dan superego.
 Konflik intrapsikis dalam diri yang tidak terselesaikan
dapat menimbulkan gangguan mental.
PERSPEKTIF BEHAVIORISTIK
6

 Didasari oleh studi tentang tingkahlaku yang nampak


(observable) dan stimulus serta kondisi-kondisi yang
mempertahankannya (reinforcing).
 Penekanan pada faktor belajar.
 Akar pendekatan berasal dari eksperimen
conditioning oleh Pavlov (classical conditioning).
 Tingkahlaku maladaptif dilihat sebagai:
Gagal mempelajari tingkahlaku adaptif
Belajar respon yang maladaptif atau tidak efisien
PERSPEKTIF COGNITIVE-BEHAVIORAL
7

 Penekanan pada proses kognitif (pikiran, bayangan dan


pemrosesan informasi) dan pengaruhnya pada
tingkahlaku (Dollard & Miller).
 Kelly: setiap orang memiliki personal contruct, yaitu cara
individu yang unik untuk mempersepsi orang lain dan
berbagai kejadian.
 Bandura: menekankan aspek kognitif dalam belajar,
khususnya internal reinforcement. Individu mengatur TL
melalui proses simbolik internal.
 Menekankan pada proses kognitif yang melatarbelakangi
TL atau adanya maladaptive cognition.
PERSPEKTIF HUMANISTIK
8

 Fokusnya individu bebas dari asumsi dan sikap yang


menyebabkan mereka tidak dapat menjalani hidup
sepenuhnya.
 Menekankan pada pertumbuhan dan aktualisasi diri
daripada penyembuhan penyakit atau menghilangkan
gangguan.
 Melihat kodrat manusia sebagai baik.
PERSPEKTIF INTERPERSONAL
9

 Berpangkal pada hakekat manusia


sebagai mahluk sosial.
 Sullivan menekankan pada peranan
individu sebagai signifant others, yaitu
orang lain yang mempengaruhi individu
dalam bertingkahlaku.
PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL
10

 Berdasar pada studi-studi antroplogi dan sosiologi.


 Perkembangan kepribadian seseorang merefleksikan
masyarakatnya, baik institusi sosial, norma, nilai, idea
maupun teknologinya, termasuk pengaruh keluarga
dan kelompok sosial lainnya.
 Penelitian menunjukkan adanya hubungan kondisi
sosiokultural dan gangguan mental, khususnya
berbagai stressor dan gangguan mental yang muncul
kemudian.
CONTOH GANGGUAN SOSIOKULTURAL
11

 Amok - Melayu
 Anorexia Nervosa - Barat
 Latah – Melayu
 Koro – Asia Tenggara
 Windigo – Indian Algonquin
 Kitsunetski – Jepang

Anda mungkin juga menyukai