Anda di halaman 1dari 11

Kesehatan

keselamatan kerja

Kelompok 1

Kelas A1
BAHAN BAHAN YANG BERBAHAYA DI
DALAM LAB T.GIGI
Chemicel Agent

Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi adalah:
– Gypsum: Kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2H2O.
– Acrylic (polimer dan monomer): Methyl metacrylate.
– Ceramic: Feldspar (K2OAl2O3.6SiO2), Silica (SiO2), Alumina (Al2O3).
– Logam: NiCr, CoCr, Orden (CuAl), Silver alloy, Paladium (Pd), Titanium (TiAlV), Berilium (Be),
Platinum (Pt), Cuprum (Cu), Argentum (Ag), dan lain-lain.
– Wax: Parafin (Ceresin), Getah karet/getah resin (resin alami).
Penyakit akibat kerja di
laboratorium Teknik Gigi
Penyakit Akibat Hubungan Kerja/Penyakit Terkait Kerja (work related
disease) adalah penyakit yang dicetuskan atau diperberat oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Teknisi gigi di laboratorium gigi mendapatkan banyak paparan
debu mineralogi yang mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan mereka.
Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penyakit pernapasan,
masalah dermatologi dan neurotoksisitas pada teknisi gigi.
– Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkupulmoner) yang disebabkan debu
logam keras.
– Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
– Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi perdagangan barang dan jasa antara Negara pada era globalisasi dan pasar bebas WTO
dan GATT tahun 2020 yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk Indonesia
(Saranaung dan Johan, 2013).

– Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
tetapi tanggung jawab dari semua pihak terutama pengusaha tenaga kerja dan masyarakat
Penyebab Peyakit Berdasarkan
Golongan
No. Jenis Penyebab PAK

bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,


1. Golongan fisik
penerangan dan lain-lain

semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,


2. Golongan kimiawi
larutan, kabut dan lain-lain

3. Golongan biologik bakteri, virus, jamur, dan lain-lain

4. Golongan fisiologik/ergonomik desain tempat kerja dan beban kerja

5. Golongan psikososial stres, monotomi kerja serta tuntutan pekerjan


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1981 dan Keputusan
Presiden RI No. 22/1993 terdapat 31 jenis penyakit akibat kerja. Salah satu contohnya sebagai berikut:
– Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab
cacat atau kematian.
– Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.
– Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep
dan sisal (bissinosis).
– Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal berada
dalam proses pekerjaan.
– Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.
Apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, maka kecelakaan dapat
diminimakan, diantaranya kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan
kematian. Sebaliknya, apabila keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang
menurun (Ukhisia dkk, 2013). Kelengkapan kerja yang wajib digunakan berupa alat
pelindung diri (APD) dimana harus sesuai dengan bahaya dan resiko kerja agar
keselamatan pekerja, lingkungan dan orang disekitarnya terjaga (Brata, 2013).
Penyimpanan alat dan bahan kimia di laboratorium sangatlah penting
dengan memperhatikan ketepatan dan keamanan. Perlu adanya pemahaman
mengenai keamanan, keselamatan kerja dan lingkungan. Alat perlu dilakukan
pemeliharaan dengan beberapa teknik yaitu menyimpan di tempat yang aman,
menjaga kebersihan, menempatkan alat-alat berbentuk set secara khusus dan
menghindarkan pengaruh lingkungan yang dapat merusak. Sedangkan dalam
pemeliharaan bahan kimia diperhatikan sifat dari bahan tersebut.
Penyakit akibat kerja dapat dicegah desini mungkin dengan adanya beberapa konsep
yaitu:
– Meningkatkan kesehatan yang dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan
bergizi, lingkungan yang bersih, rekreasi dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
– Adanya perlindungan khusus seperti penggunaan APD, imunisasi dan sanitasi
lingkungan.
– Melakukan diagnosis terhadap penyakit sedini mungkin.
– Membatasi kemungkinan cacat bagi para pekerja.
– Pemulihan kembali kesehatan dari pekerja yang cacat atau dalam proses pemulihan
kesehatan
Daftar Pustaka

– http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-akibat-kerja-
di-laboratorium/
– http://dentj.fkg.unair.ac.id/health-disorders-due-to-dust-in-dental-laboratory-
article-975-dept-18.html

Anda mungkin juga menyukai