Anda di halaman 1dari 29

Haloperidol Versus Ondansetron for

Treatment of Established Nausea and


Vomiting Following General Anesthesia: A
Randomized Clinical Trial

Oleh:
Nurrahmawati
Dewi Martha Sari
Bq. Lina Anggria Ningsih

Pembimbing:
dr. I Gede Pastika Sp.An
Judul Penelitian
Haloperidol Versus Ondansetron for Treatment of
Established Nausea and Vomiting Following General
Anesthesia: A Randomized Clinical Trial
Penulis

• Nama Penulis : Vanda G. Yazbeck-Karam, MD, Sahar M.


Siddik-Sayyid, MD, Hanane B. Barakat, MD, Serge Korjian, MD,
and Marie T. Aouad, MD

• Institusi : Department of Anesthesiology, American


University of Beirut Medical Center, Beirut, Lebanon; and
Department of Anesthesiology, Lebanese American University
Medical Center Rizk Hospital, Beirut, Lebanon.
Latar Belakang
• Mual dan muntah Postoperative (PONV) merupakan salah satu komplikasi
pasca operasi yang umum.
• Hingga 30% pasien yang menerima anestesi umum mengeluh tentang
PONV. Oleh karena itu, profilaksis PONV banyak digunakan di kalangan
ahli anestesi. Namun, meskipun profilaksis, banyak pasien masih
mengalami PONV.
• Bukan kasus yang jarang terjadi bagi dokter untuk menemui pasien di
PACU di mana profilaksis dengan ondansetron telah gagal, dan sudah
diketahui bahwa pemberian kembali ondansentron dalam waktu 6 jam
adalah terbatas.
• Oleh karena itu, identifikasi pengobatan alternatif yang manjur untuk
PONV yang mapan jelas diperlukan untuk mengisi kesenjangan dalam
literatur.
Objektif Penelitian

• Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi pengobatan alternatif


yang efektif untuk mual muntah pasca operasi, yaitu dengan
membandingkan efektifitas penggunaan haloperidol dengan
ondansentron untuk mengurangi keluhan mual dan/atau muntah
pada pasien-pasien post operasi dengan anestesi umum.
Meode Penelitian

Percobaan double-blinded acak ini menguji apakah


haloperidol tidak lebih rendah (non-inferior) dari
ondansetron untuk pengobatan dini PONV pada pasien
dewasa yang menjalani anestesi umum. Hasil utama adalah
apakah pasien bebas PONV selama 4 jam pertama.
Lokasi dan Waktu Penelitian

• Lokasi : American University of Beirut Medical Center dan


Lebanon American University Medical Center Rizk Hospital.
• Waktu : September 2008 hingga Juni 2013
Populasi dan Sampel Penelitian
• Populasi : Sebanyak 450 pasien dijadwalkan untuk operasi
selama periode penelitian.
• Sampel : pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dan memberikan persetujuan. Kriteria inklusi : usia
18 hingga 80, American Society of Anesthesiologists kelas I-III,
menjalani operasi elektif di bawah anestesi umum. Eksklusi :
riwayat aritmia, pemanjangan QTc, atau alergi terhadap obat
yang diteliti. Sebanyak 135 pasien mengalami PONV (30%)
dan 120 pasien secara acak ditugaskan untuk menerima
perawatan dengan haloperidol (n = 60) atau ondansetron (n
= 60).
Langkah Penelitian
• Di PACU, pasien yang mengalami PONV secara acak
ditugaskan ke 1 dari 2 kelompok: pasien dalam kelompok H
menerima 1 mg IV haloperidol dan pasien dalam kelompok O
menerima 4 mg IV dan ontrandon
• Alokasi pasien didasarkan pada daftar pengacakan yang
dihasilkan komputer. Hasil pengacakan disembunyikan dalam
amplop buram dan dibuka secara berurutan segera sebelum
mempelajari pemberian obat.
• Sebuah jarum suntik yang mengandung obat studi diencerkan
dalam NaCl 0,9% menjadi jumlah total 3 mL disiapkan oleh
penduduk PACU yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
• Kedua obat studi tidak dapat dibedakan dan diberi label
dengan nomor pengacakan.
• Antiemetik penyelamatan tambahan (metoclopramide 10 mg
IV atau promethazine 12,5 mg IV) tersedia ketika obat studi
gagal untuk mengobati PONV dalam waktu 30 menit atau
lebih awal atas permintaan pasien.
• Data demografis, faktor risiko awal untuk PONV dan waktu
onset PONV setelah kedatangan ke PACU dikumpulkan.
• Strip elektrokardiogram diperoleh 5 menit setelah pemberian
obat studi.
• Mual  skala berikut: 0, tidak mual; 1, mual ringan; 2, tidak
nyaman; 3, menyedihkan; 4, mengerikan; 5, kemungkinan
terburuk.
• Sedasi  1, terjaga; 2, somnolent, merespons rangsangan
verbal; 3, somnolent, merespons rangsangan taktil; 4,
somnolent, merespons rangsangan yang menyakitkan.
• Nyeri  skala peringkat numerik di mana 0 adalah tidak ada
rasa sakit dan 10 adalah rasa sakit paling berat.
• Mual, sedasi, dan nyeri dinilai 10 menit setelah pemberian
obat.
• Hasil utama, Waktu untuk mencapai resolusi mual dan/atau
muntah setelah pemberian obat yg di gunakan pada
penelitian, sedasi tertinggi, dan skor nyeri di PACU dicatat.
• Terjadinya efek samping dalam PACU, seperti sakit kepala,
pusing, nystagmus, gelisah, atau gejala ekstrapiramidal
lainnya, juga dicatat.
• pasien dari kedua kelompok akan keluar dari PACU setelah
minimal 60 menit setelah onset PONV, jika kriteria item
skor Aldrete dipenuhi dan jika pasien bebas dari PONV
dan rasa sakit.
• Kepuasan dengan manajemen PONV dinilai pada akhir
periode studi sebagai berikut: 1, sangat baik; 2, bagus; 3,
cukup; 4 buruk.
Hasil Penelitian

• Data dari 112 pasien 35 (52%) dalam kelompok haloperidol


menerima 1 atau 2 profilaksis antiemetik dibandingkan dengan
42 (79%) pada kelompok ondansetron.
• Haloperidol tidak lebih rendah dari pada ondansetron untuk
hasil akhir dari respon lengkap terhadap pengobatan
(didefinisikan sebagai tingkat pasien bebas PONV) untuk awal
(0–4 jam) dan periode pasca operasi 0 hingga 24 jam, baik
pada analisis per-protocol dan analisis intention-to-treat.
Dalam analisis per-protokol, respon lengkap pada periode awal dicatat pada
35 dari 59 pasien (59%) dan 29 dari 53 pasien (55%) untuk kelompok
haloperidol dan ondansetron, masing-masing (perbedaan 5%; interval
kepercayaan 95% [CI]: −13% hingga 22%), dan dalam periode 0 hingga 24
jam pada 31 dari 59 pasien (53%) dan 26 dari 53 pasien (49%) untuk
kelompok haloperidol dan ondansetron, masing-masing (perbedaan 4%;
95% CI perbedaan: −15% hingga 21%).
Dalam analisis intention-to-treat, respon lengkap pada periode awal dicatat
pada 35 dari 60 pasien (58%) dan 29 dari 60 pasien (48%) untuk kelompok
haloperiol dan ondansetron, masing-masing (perbedaan 10%; 95% CI
perbedaan: −8% hingga 27%) dan dalam periode 0 hingga 24 jam pada 31
dari 60 pasien (52%) dan 26 dari 60 pasien (43%) untuk kelompok
haloperidol dan ondansetron, masing-masing ( perbedaan 8%; CI 95% dari
perbedaan: −9% hingga 25%).
Kesimpulan Penelitian
• Kesimpulannya, penelitian kami menunjukkan bahwa
haloperidol ada di terburuk 13% dan 8% kurang efektif dari
pada ondansetron untuk respons lengkap selama 4 jam
pertama (hasil primer) oleh analisis per-protokol dan
intention-to-treat. Karena itu, haloperidol bersifat noninferior
untuk ondansetron pada pasien dengan PONV, tetapi
dikaitkan dengan lebih banyak sedasi. Namun keduanya
sama-sama memiliki tingkat kegagalan 50% selama periode 24
jam dan tambahan studi diperlukan dengan obat lain atau
kombinasi untuk penggunaan klinis yang memuaskan.
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan
• Pembahasan jurnal ini sangat menarik, dimana peneliti
menganalisis efektifitas pengobatan alternatif untuk mengobati
mual muntah post operasi dengan mempertimbangakan efek
samping dan outcome penelitian. Didalam jurnal ini terdapat
permasalahan yang biasa dihadapi oleh medis atau paramedis
lainnya pada pasien PONV setelah anestesi umum.
• Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan
menggambarkan apa yang akan diteliti.
• Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai
masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang
didapatkan.
• Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang
departemen penulis berasal, penulis tersebut mempunyai
kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti.
• Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan
jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak,
pendahuluan, bahan dan metode, analisis data, hasil,
pembahasan, dan kesimpulan.
• Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal
ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh.
• Hasil penelitian memiliki kesesuaian dengan penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya.
Kekurangan
Salah satu batasan penelitian adalah bahwa penelit tidak
mengendalikan untuk jenis operasi dan jumlah opioid yang
diterima pasca operasi. Selain itu, tidak adanya kelompok
kontrol karena banyak ahli anestesi serta dewan peninjau
kelembagaan akan menganggapnya tidak etis untuk tidak
memberikan terapi. Keterbatasan lain adalah tidak adanya
kontrol untuk pemberian profilaksis antiemetik yang
memiliki potensi menyebabkan ketidaksetaraan antara 2
kelompok.
Implikasi
• Hasil penelitian dalam jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia, hal
ini didasarkan sediaan obat-obat yang disebutkan dalam jurnal
juga tersedia di Indonesia, misalnya haloperidol, ondansentron,
serta metoclopramide atau promethazine sebagai obat tambahan.
Selain itu, perlakuan pasien baik itu prosedur operasi maupun
prosedur anastesi juga tidak berbeda antara penelitian ini dengan
yang diterapkan di Indonesia. Prosedur operasi yang disebutkan
seperti ortopedi, laparoskopi, ginekologis, urologis, kepala dan
leher, dan prosedur bedah umum. Semua pasien dioperasi di
bawah anestesi umum dengan nitrous oxide, sevoflurane, fentanyl,
dan relaksan otot. Seperti yang dijelaskan dalam jurnal, kegagalan
pengobatan emesis dengan ondansentron mungkin saja terjadi,
sehingga dibutuhkan pengobatan lain yang dapat memberikan
efektifitas yang memuaskan untuk mengobati pasien dengan mual
muntah post operatif.
Critical Apprasial
A. Validity
Apakah alokasi pasien terhadap terapi dilakukan secara acak? Ya
Apakah daftar randomisasi disembunyikan dari pasien, dokter dan
peneliti ? Ya
Apakah pengambilan sampel dijelaskan secara rinci? Ya

Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan Ya


lengkap?

Apakah semua pasien yang masuk dalam penelitian diperhitungkan Tidak


dalam simpulan akhir dan semua dianalisais sesuai alokasi awalnya?
(dilakukan intention to treat analysis)?
Apakah dokter dan pasien tetap blind dalam melakukan Ya
terapi?

Apakah semua kelompok diperlakukan sama selain dari terapi -


yang diuji?

Apakah kelompok terapi dan kontrol sama/mirip pada awal -


studi?
Important
1.Apakah kemaknaan klinis dari hasil penelitian tergambar dengan
baik?
Jawaban : YA

2. Pengukuran yang digunakan dan seberapa dampak perlakuan?


Jawaban:
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
efektifitas haloperidol dengan ondansentron untuk mengatasi masalah
PONV yang sering terjadi. Mual dinilai menggunakan skala berikut: 0,
tidak mual; 1, mual ringan; 2, tidak nyaman; 3, menyedihkan; 4,
mengerikan; 5, kemungkinan terburuk.
Applicability
No Penilaian Keterangan

1 Apakah subjek penelitian sesuai dengan Ya


karakteristik penelitian yang akan dihadapi ?
2 Apakah Setting lokasi penelitian dapat diaplikasikan Ya
di situasi kita ?
3 Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan pada di Ya
Institusi kita ?
4 Apakah terdapat kemiripan pasien di tempat Ya
praktek/institusi dengan hasil penelitian ?
Kesimpulan

• Jadi dapat disimpulkan secara garis besar jurnal ini mengangkat


masalah yang paling sering menjadi komplikasi pada pasien post
operatif, jurnal ini mengidentifikasi efektivitas terapi haloperidol
terhadap pasien PONV dan dibandingkan dengan efektifitas
ondansentron. Jurnal ini sangat layak dibaca dan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam memberikan terapi atau pengobatan pada
pasien PONV.

Anda mungkin juga menyukai