Anda di halaman 1dari 8

ENERGI BIOMASSA DARI WOOD PELLET

“CALLIANDRA CALLOTHYRSUS” SEBAGAI ENERGI


MODERN RAMAH LINGKUNGAN

MUHAMMAD HASTININGRAT
183112700520017
MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017
Biomassa pellet mempunyai
kadar emisi lebih rendah
dari kayu bakar, tetapi
masih tinggi dari
pembakaran gas alam
(Terroka, 2009) sehingga
penggunaan pellet secara
berkala dapat mengurai
pencemaran lingkungan
khususnya polusi udara
yang berkaitan dengan
pemanasan global.
MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017
Energi biomassa pada umumnya memiliki masalah berupa
keragamannya, komposisi energi rendah, dan tingginya
kadar air. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
adanya suatu pemadatan serbuk kayu atau teknologi
pemadatan biomassa (biomass densification) menjadi pellet
dan briket dengan kualitas konsisten stabil dan standar.
Kriteria itu meliputi nilai energi kalor tinggi, kadar air rendah
serta ukuran dan bentuknya yang homogen. Pellet hasil
pemadatan membentuk diamater antara 6-8 milimeter dan
panjang kurang lebih 38 milimeter.

MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017


Biomassa kayu sebagai energi mempunyai
keutamaan dalam segi nilai kalor atau ukuran kualitas
bahan bakar yang dinyatakan dalam British Thermal
Unit (BTU). Nilai kalor kayu ditentukan oleh :
1. Berat Berat jenis adalah perbandingan antara kerapatan
kayu yang diukur atas dasar berat kering dan volume
pada kandungan air yang telah ditentukan dengan
kerapatan air pada suhu 4o C. Berat jenis pohon kaliandra
adalah 0,5 – 0,8. Pada grafik hubungan berat jenis dengan
nilai kalor (Baker, 1983) menunjukkan bahwa pohon
kaliandra mempunyai nilai kalor yang tinggi yang dilihat
dari berat jenis kayu kaliandra. Dengan demikian softwood
cenderung memiliki nilai kalor yang lebih tinggi.
MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017
2. Kadar Air - dalam pengujian kadar air pohon kaliandra
dalam penelitian mempunyai kadar air sebanyak 8-10 %
(Ty et al., 1997). Artinya nilai kalori pada pohon kaliandra
tinggi untuk dijadikan energi biomassa.
3. Komposisi Kimia Kayu - Hasil penelitian menyebutkan
komposisi kimia kayu kaliandra adalah selulosa 40% - 45%,
hemiselulosa 16% - 20%, dan lignin 25% - 30%. Berdasarkan
data di atas menurut Direktorat Jendral Kehutanan (1976)
dalam Supartini (2009), komposisi lignin 18% - 33% termasuk
dalam lignin sedang. Kayu kaliandra sangat berpotensi
dijadikan nergi biomassa pellet berbasis solid biomass.
MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017
Jenis wood pellet kaliandra dapat dimanfaatkan
sebagai PLTU skala kecil. Nilai kalori kayu kaliandra
4600 kkal/kg mampu untuk menjadi bahan bakar
pemanas.

MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017


TERIMA KASIH

MUHAMMAD HASTININGRAT - 183112700520017

Anda mungkin juga menyukai