PENGERTIAN TERMODINAMIKA

Thermodynamics is the branch of physics that is

built upon the fundamental laws that heat and work obey.

Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu dari disiplin ilmu

Kimia Fisika yang menjelaskan aspek-aspek makroskopis dari
suatu materi kaitannya dengan energi. Keterkaitan antara materi
dan energi dipelajari dengan mengamati besaran-besaran
termodinamika Seperti : temperatur, tekanan, volume dan jumlah
zat yang satu sama lainnya terikat pada suatu persamaan
keadaan sistem (Andrews, F.C).
ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA

SETIAP MATERI MEMPUNYAI ENERGI

ENERGI DAPAT BERPINDAH DARI SISTEM KE

LINGKUNGAN DAN SEBALIKNYA

SISTEM TERBAGI MENJADI SISTEM TERBUKA,

TERTUTUP DAN TERSEKAT

SUATU SISTEM TERIKAT PADA PERSAMAAN

KEADAAN SISTEM
 HUKUM TERMODINAMIKA
1. HUKUM KE-NOL (Hukum Kesetimbangan Termal)
Bila ada dua sistem dimana masing-masing setimbang dengan
sistem ketiga, maka kedua sistem akan setimbang satu dengan
yang lainnya.

A  B dan B  C
A C
2. HUKUM PERTAMA (Hukum Kekekalan Energi)

dU = dQ + dW
2. HUKUM KEDUA (KONVERSI ENERGI DAN ENTROPI)

AZAS KELVIN-PLANCK:
Tidak mungkin ada suatu sistem mesin kalor yang
mengubah panas menjadi 100% kerja, selalu ada panas
yang dilepaskan ke lingkungan
RESERVOIR
RESERVOIR
SUHU TINGGI
SUHU TINGGI

Q = 100 kJ Q1
MESIN
MESIN KALOR W
KALOR W = 100 kJ EFF = W/Q1
Q2
RESERVOIR
RESERVOIR
= 1 – T2/T1
SUHU TINGGI
SUHU RENDAH
AZAS CLAUSIUS:
Tidak mungkin ada suatu sistem mesin kalor yang
mengalirkan kalor dari reservoir suhu rendah ke reservoir
suhu tinggi tanpa menerima kerja.

RESERVOIR RESERVOIR
SUHU TINGGI SUHU TINGGI

Q1 Q1
MESIN MESIN
KALOR KALOR W

Q2 Q2
RESERVOIR RESERVOIR
SUHU RENDAH SUHU RENDAH

PRINSIP REFRIGERATOR
3. HUKUM KETIGA (ENTROPI KRISTAL SEMPURNA)

ENTROPI MERUPAKAN FUNGSI KEADAAN DAN SALAH

SATU PENENTU KESPONTANAN REAKSI

ENTROPI MERUPAKAN BESARNYA KALOR

REVERSIBEL PER SATUAN SUHU

ENTROPI MENGACU KEPADA KETIDAKTERATURAN

SISTEM

PERUBAHAN ENTROPI ALAM SEMESTA SENANTIASA

POSITIF (Salam > 0)

ENTROPI KRISTAL SEMPURNA PADA 0 K = O