Anda di halaman 1dari 18

Referat Bedah Onkologi

PERAN ESTRADIOL DALAM KANKER PAYUDARA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2017
Oleh :
Meda Mitasari G99152011
Martina Dwi Ariandini G99152019
Ellena Rachma Kusuma G99161037
Farah Amani G99162058
Lina Nurhana G99162146

Periode : 2 – 7 Oktober 2017

Pembimbing :
Widyanti Soewoto, dr, Sp.B(K)Onk
PENDAHULUAN
Diketahui hubungan yang kuat antara dosis estrogen dan
lamanya paparan dengan peningkatan risiko terjadinya
kanker payudara (Russo et al, 2006).

Saat ini diketahui bahwa estrogen, khususnya 17-beta-estradiol


(E2), merupakan suatu pendorong utama dalam terjadinya
kanker payudara (Wright et al, 2014).

Selain itu, bukti epidemiologis dan biologis juga menunjukkan


peran penting estrogen dan progesteron dalam perkembangan
kanker payudara. Efek dari hormon ini dimediasi oleh reseptor
masing-masing, reseptor estrogen (ER) dan reseptor progesteron
(PR) (Bao et al, 2011).
Estradiol
 Estrogen alami 17β-estradiol (E2), estrone (E1), dan estriol (E3)
merupakan steroid C18 yang berasal dari kolesterol.
 Setelah mengikat reseptor lipoprotein, kolesterol diambil oleh sel-sel
steroidogenik, disimpan, dan dipindakan ke tempat sintesis steroid.
 Sumber utama estradiol pada wanita adalah sel teka dan
granulosa ovarium dan derivat lutein sel tersebut. Sel teka
mensekresi androgen yang kemudian berdifusi ke sel-sel granulosa
untuk diaromatisasi menjadi estrogen. Estrone dan estriol terutama
dibentuk di hati dari estradiol
• Di jaringan payudara,
• Estrogen unit lobular duktus • Kepadatan reseptor
merangsang terminalis jaringan estrogen pada
pertumbuhan, payudara wanita jaringan payudara
aliran darah, muda bersifat sangat yang tertinggi saat
responsif terhadap fase folikuler dari siklus
dan retensi air menstruasi dan
estrogen. Estrogen
pada organ merangsang menurun setelah
seksual dan pertumbuhan dan ovulasi. Estrogen
juga berperan diferensiasi epitel merangsang
dalam duktal, menginduksi pertumbuhan sel-sel
menyebabkan aktivitas mitosis sel kanker payudara.
kanker silindrik duktal, dan Pada wanita
payudara merangsang postmenopause
serta pertumbuhan dengan kanker
jaringan ikat. Estrogen payudara, konsentrasi
endometrium. estradiol pada tumor
memiliki efek mirip
histamine pada tinggi, karena proses
mikrosirkulasi aromatisasi in situ
payudara.
Fula
Hubungan Karakteristik Terkait Hormon
dengan Risiko Kanker Payudara oleh Status
Estrogen Receptor/Progesterone Receptor

(Bao et al, 2011)


Terdapat peran penting estrogen dan progesterone
dalam perkembangan kanker payudara

Efek dari hormone tersebut dimediasi oleh reseptor yang


berkaitan, yakni estrogen receptor (ER) dan progesterone
receptor (PR)

Status ER maupun PR menjadi marker biologis yang


menjadi faktor penentu dalam rekomendasi terapi kanker
payudara

Diperkirakan faktor risiko yang berhubungan dengan


hormone yang menunjukkan paparan terhadap estrogen
dan progesterone mungkin berhubungan dengan tumor
payudara yang mengekspresikan ER dan PR
Faktor Reproduksi

 Usia menarche yang lebih tua berbanding terbalik dengan risiko


kanker payudara subtype ER(+)/PR(+) dan ER(-)/PR(-)
 Wanita dengan usia menarche yang lebih muda (usia ≤ 13
tahun), terdapat 34% penurunan risiko kanker ER(+)/PR(+) dan
38% penurunan risiko pada kanker ER(-)/PR(-) pada wanita yang
memiliki usia menarche yang lebih tua (usia ≥ 17 tahun)
 Wanita dengan kuartil menstruasi yang lebih lama memiliki
peningkatan risiko pada 4 subtipe kanker payudara
 Hubungan antara risiko kanker payudara dengan nulliparitas
terbatas hanya pada wanita dengan kanker payudara dengan
ER(+)
 Usia melahirkan anak pertama yang lebih tua berhubungan
dengan subtype ER(+)/PR(+) dan ER(-)/PR(+)
 Memiliki banyak anak secara signifikan berhubungan dengan
penurunan risiko kanker payudara ER(+)/PR(+)
 Durasi laktasi yang lebih lama secara signifikan berbanding
terbalik dengan subtype ER(+)/PR(+)
Pemakaian Obat Hormonal

 Tidak didapatkan adanya hubungan antara pemakaian


kontrasepsi oral (baik pernah memakai atau durasi pemakaian)
dan kanker payudara dalam subtype berdasarkan status ER/PR
apapun
 Risiko lebih tinggi pada wanita dengan pemakaian HRT pada
tumor ER(+)/PR(-), dan secara statistic signifikan dalam 4 subtipe,
terutama antara subgroup ER(+)/PR(-) dan ER(-)/PR(+).
Konsumsi Alkohol

 Konsumsi alcohol tidak berhubungan dengan risiko


kanker payudara subtype ER(+)/PR(+). ER(-)/PR(-), atau
ER(-)/PR(+) tetapi berhubungan dengan peningkatan
risiko kanker payudara ER(+)/PR(-)
Obesitas

 BMI memiliki hubungan yang signifikan dalam


peningkatan risiko kanker payudara ER(+)/PR(+)
 Peningkatan Waist to Hip Ratio (WHR) secara substansi
juga meningkatkan risiko tumor semua subtype
 Dibandingkan dengan wanita yang memiliki kuartil WHR
terendah, wanita dengan kuartil tertinggi memiliki lebih
dari 2 kali risiko lebih tinggi untuk kanker payudara pada
semua subtype
Meda
DAFTAR PUSTAKA

 Bao PP, Shu XO, Gao YT, Zheng Y, Cai H, Deming SL, Ruan ZX, Su Y, Gu K, Lu W,
Zheng W (2011). Association of hormone-related characteristics and breast
cancer risk by estrogen receptor/progesterone receptor status in the Shanghai
Breast Cancer Study. Am J Epidemiol, 174(6); 661–71.
 Epstein F, Clemons M, Goss P (2001). Estrogen and the risk of breast cancer. N
Engl J Med, 344(4); 276-283
 Gruber CJ, Tschugguel W, Schneeberger C, Huber JC (2002). Production and
actions of estrogen. N Engl J Med, 346(5); 340-352
 Russo J, Fernandez SV, Russo PA, Fernbaugh R, Sheriff FS, Lareef HM, Garber J,
Russo IH (2006). 17-Beta-estradiol induces transformation and tumorigenesis in
human breast epithelial cells. FASEB J, (20); 1622–34.
 Wright PK, Jones SB, Ardern N, Ward R, Clarke RB, Sotgia F, Lisanti MP, Landberg
G, Lamb R (2014). 17β-estradiol regulates giant vesicle formation via estrogen
receptor-alpha in human breast cancer cells. Oncotarget, 5(10); 3055-65.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai