2. Rajif Aqif Pristiyadi (1810701071 ) 3. M. Maulana Malik (1810701072) Egg drop syndrom dan Fowl cholera Penyakit Egg Drop Syndrome, merupakan penyakit ayam yang pada tahun 1976 dilaporkan Van Eck di Netherland di kalangan pakar kesehatan ternak. Penyakit ini disebut Egg Drop Syndrome ‘76’, penyebab Egg Drop Syndrome, adalah virus dari kelompok adenovirus. Virus yang menyebabkan penyakit Egg Drop Syndrome hidup di dalam sel-sel tubuh unggas. Dalam telur berembro unggas, virus ini sanggup tumbuh dengan titer yang sangat tinggi. Meskipun virus ini dapat hidup pada telur ayam berembrio, tetapi (jumlahnya) rendah, sehingga tidak sampai mematikan embrio tersebut. Di samping itu virus ini mempunyai sifat yang tetap efektif, meski dimasukkan ke dalam beberapa keadaan yang berbeda. OIeh karena itu virus ini dimungkinkan tetap infektif dalam keadaan tercemar. Telur ayam yang terserang Egg Drop Syndrom Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit Egg Drop Syndrom adalah sebagai berikut : 1. Menggantikan aktivitas kerja empedu dengan memberikan obat- obatan untuk mengawasi pertumbuhan yang abnormal dari bakteri pada saluran pencernaan, yaitu dengan memberikan 20 gr Ocyretracycline dan 20 gr Furazolidone per-kuintal makanan selama 1 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian 5-7.5 gr Ocyterracycline dan 5-7.5 Furazolidone per-kuintal makanan terus-menerus selama 8-10 minggu. 2. Pemberian vitamin dan Oligoelemeni secara reguler, dengan jangka waktu yang pendek, selain dianjurkan dengan dosis ganda sesuai anjuran. Untuk peternakan ayam bibit, pemberian dianjurkan pada saat awal produksi sampai diafkir. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan viralitas ayam dan menjaga seoptimal mungkin kemampuan daya tetas. 3. Mengoptimalkan kualitas makanan di atas standar kualitas. 4. Apabila ditemukan kematian 1-2% per bulan dan kematian ini disebabkan oleh Salphyngitis dan Peritonitis, dianjurkan untuk memberikan preparat sulfa (Sulfadimetoxin, Sulfaphyridazin) dengan dosis 1 gr per liter air minum selama 3 hari. Selanjutnya dapat diulang satu atau dua kali lagi dengan dosis yang sama dan waktu yang sama, dengan selang waktu 10-14 hari. Penyakit Fowl cholera Kolera unggas (fowl cholera) adalah penyakit bakterial menular pada unggas, tersebar luas di dunia, penyebabnya Pasteurella multocida (P. multocida). Penyakit ini menyerang ayam peliharaan dan unggas liar. Unggas menjadi lebih peka terhadap penyakit ini, umumnya terjadi pada ayam yang sedang bertelur. Unggas dapat terinfeksi P. multocida setelah ada kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam sakit atau karier yang telah sembuh. Kolera juga dapat ditularkan melalui pakan, minuman, peralatan, petugas kandang, tanah maupun hewan pengerat atau burung liar. Kolera merupakan penyakit yang menyerang sistem organ sirkulasi dan organ- organ yang berkaitan dengan sistem tersebut. Bakteri P. multocida akan memasuki pembuluh darah dan melalui sistem sirkulasi akan menyebar ke hati, limpa, dan ke seluruh tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh inang. Bakteri dapat berkembang biak pada organ hati dan limpa, serta di dalam darah. Masa inkubasi penyakit bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa hari. Pada infeksi pertama kali angka morbiditas bisa mencapai 60-70%, sedangkan angka mortalitas mencapai 40-50%. Hampir seluruh bangsa unggas rentan terhadap penyakit ini. Perubahan anatomi pada organ-organ penderita yang terserang kolera unggas ini yang paling mencolok adalah pada jantung, baik pada epikardium, miokardium, maupun pada endokardium tejadi perdarahan yang berbentuk ptechiae echimosa. Perdarahan seperti itu juga terdapat pada usus dan ginjal. Pada paru-paru, di samping terjadi perdarahan juga terjadi peradangan (pneumonia). Pada hati ditemukan bintik-bintik putih, di bawah kulit dijumpai adanya penimbunan cairan atau yang sering disebut dengan odema. Penderita yang terserang penyakit fowl colera menunjukkan gejala-gejala klinis berupa gangguan pernafasan yakni terjadi suara ngorok, tidak mau makan, mencret berwarna kehijauan, lumpuh, dan diikuti dengan kematian. Gejala Klinis Nekrosa Hati Kolera Unggas Akibat Kolera ( Kebengkakan Unggas pada pial ) Pengobatan penyakit kolera unggas tidak terlalu efektif dilakukan. Pengobatan hanya akan menurunkan tingkat kematian namun tidak akan menghentikan ayam dari penyakit. Ayam akan tetap membawa bakteri tersebut dan apabila pengobatan dihentikan besar kemungkinan penyakit akan berulang dan berujung pada kematian. Pengobatan dilakukan dengan terlebih dahulu menguji sensitifitas bakteri dalam agen terhadap antibiotik mengingat bahwa bakteri ini telah banyak berkembang menjadi resisten terhadap antibiotik. Cara terbaik dalam menghentikan rantai penyakit adalah dengan melakukan depopulasi, hingga desinfeksi dan pengistirahatan kandang.