Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BACA


DAN BUDAYA LITERASI SEJAK DINI

Oleh
Dr. Sukiman, M.Pd.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PETA GERAKAN LITERASI
28 Oktober 2017.
Pencanangan Gerakan
Literasi Nasional (GLN) 2000–2006. Periode Pendidikan
Keaksaraan
1991–2000. Periode
Keaksaraan Fungsional
1974–1990. Periode Pemberantasan Buta
Huruf Paket A
1950–1974. Pemberantasan
Buta Huruf Massal

1945–1950. Periode awal kemerdekaan


1928–1945. Periode
Pergerakan Kebangsaan
1908–1928. Periode sebelum
Kebangkitan Nasional
Awal 1900-an. Pemberantasan
buta aksara oleh organisasi
sosial kemasyarakatan
Gerakan Literasi Nasional
merupakan upaya untuk
memperkuat sinergi antarunit
utama pelaku gerakan literasi
dengan menghimpun semua
potensi dan memperluas
keterlibatan publik dalam
menumbuhkembangkan dan
membudayakan literasi di
Indonesia.
Gerakan Literasi
Sekolah (GLS)

Gerakan Literasi
Masyarakat (GLM)

Gerakan Literasi
Keluarga (GLK)
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di
sekolah dengan melibatkan siswa, pendidik, dan tenaga
kependidikan, serta orang tua.

Gerakan Literasi Masyarakat (GLM)


Gerakan literasi yang dilakukan untuk masyarakat luas,
tanpa memandang usia.

Gerakan Literasi Keluarga (GLK)


Gerakan literasi yang dilakukan di lingkungan keluarga
untuk meningkatkan literasi para anggota keluarga.
PRINSIP GERAKAN LITERASI

Berkesinambungan

Terintegrasi

Melibatkan Semua Pemangku


Kepentingan
LITERASI DASAR SEBAGAI KECAKAPAN HIDUP

Literasi Baca Tulis Literasi Finansial

Literasi Numerasi Literasi Digital

Literasi Sains Literasi Budaya


dan Kewargaan
LITERASI BACA DAN TULIS adalah
pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami
informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks
tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan
potensi, serta untuk berpartisipasi di
lingkungan sosial
LITERASI NUMERASI adalah pengetahuan
dan kecakapan untuk:
1. bisa memperoleh, menginterpretasikan,
menggunakan, dan mengomunikasikan
berbagai macam angka dan simbol
matematika untuk memecahkan
masalah praktis dalam berbagai macam
konteks kehidupan sehari-hari;
2. bisa menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk
mengambil keputusan.
LITERASI SAINS adalah pengetahuan
dan kecakapan ilmiah untuk mampu
mengidentifikasi pertanyaan,
memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta
mengambil simpulan berdasar fakta,
memahami karakteristik sains,
kesadaran bagaimana sains dan
teknologi membentuk lingkungan alam,
intelektual dan budaya, serta kemauan
untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu
yang terkait sains.
LITERASI FINANSIAL adalah pengetahuan
dan kecakapan untuk mengaplikasikan:
(a) pemahaman tentang konsep dan
risiko; (b) keterampilan, dan (c) motivasi
dan pemahaman agar dapat membuat
keputusan yang efektif dalam
pengelolaan keuangan untuk
meningkatkan kesejahteraan, baik
individu maupun sosial, dan dapat
berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat.
LITERASI DIGITAL adalah pengetahuan
dan kecakapan untuk menggunakan
media digital, alat-alat komunikasi, atau
jaringan dalam menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat
informasi, dan memanfaatkannya
secara sehat, bijak, cerdas, cermat,
tepat, dan patuh hukum dalam rangka
membina komunikasi dan interaksi
dalam kehidupan sehari-hari.
LITERASI BUDAYA adalah pengetahuan
dan kecakapan dalam memahami dan
bersikap terhadap kebudayaan
Indonesia sebagai identitas bangsa.
Sementara itu, LITERASI KEWARGAAN
adalah pengetahuan dan kecakapan
dalam memahami hak dan kewajiban
sebagai warga masyarakat.
GERNAS BAKU
GERAKAN NASIONAL
ORANG TUA MEMBACAKAN BUKU
LATAR BELAKANG
• Buku merupakan jendela dunia, jendela pengetahuan,
dan membaca berarti membuka jendela tersebut.
• Hasil survei PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa
minat baca anak-anak Indonesia berada pada urutan
ke-64 dari 72 negara.
• Tantangan abad 21 dan peradaban dunia ke depan
menuntut kita untuk banyak membaca dan membaca.
• Abad ke-21 membutuhkan anak-anak yang mampu
berfikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu
berkolaborasi.
PENGERTIAN

Gerakan untuk
mendukung inisiatif
dan peran keluarga
dalam meningkatkan
minat baca anak
melalui pembiasaan
di rumah, di Satuan
PAUD, dan di
masyarakat.
TUJUAN
1. Membiasakan orang tua
membacakan buku bersama
anak di rumah.
2. Mempererat hubungan
sosial-emosi antara
orang tua dan anak.
3. Menumbuhkan minat baca
anak sejak dini.
4. Tumbuhnya generasi cinta
baca.
5. Tingginya tingkat
SASARAN
TEMPAT PELAKSANAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai