Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR PROPOSAL

PENURUNAN KADAR ORGANIK AIR LIMBAH


LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN
KOAGULASI DAN OKSIDASI

SYAHRUL AMIN BASTARI PANJAITAN


17250781

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2019
BAB I

LATAR BELAKANG

• Perkembangan laundry pada zaman sekarang sangat lah pesat, pola kehidupan masyarakat kota dengan
menggunakan limbah laundry semakin meningkat.
• Di sisi lain usaha laundry juga memiliki dampak negatif yaitu limbah yang dihasilkan oleh sisa proses laundry
yang berpotensi untuk menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan terutama pada badan air.
• Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sistem pengolahan limbah yang mampu menurunkan bahan
pencemar seperti kadar surfaktan dan COD.
• Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
• Pada penelitian ini akan dilakukan cara pengolahan untuk menurunkan kadar organik limbah cair laundry dengan
menggunakan Koagulasi dan Oksidasi.
• Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : “PENURUNAN
KADAR ORGANIK AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN KOAGULASI &
OKSIDASI”.
BATASAN PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh dosis koagulan dan • Pengaruh koagulan tawas/Al2(SO4)3


oksidator dalam menurun kadar organik pada proses koagulasi terhadap
air limbah laundri ? penurunan COD (Chemichal Oxygen
2. Berapa besar dosis optimum penggunaan Demand).
koagulantawas/Al2(SO4)3terhadap kadar • Pengaruhoksidator klorin (Cl) pada
COD (Chemichal Oxygen Demand) ? proses oksidasi terhadap penurunan
3. Berapa besar dosis optimum penggunaan Surfaktan.
oksidator klorin (Cl)terhadap kandungan • Penelitian dilakukan dengan skala
surfaktan ? laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Komposisi Limbah Cair Laundry
 Limbah Laundry Kandungan Limbah cair industri
• Laundry merupakan suatu proses kompleks
yang melibatkan interaksi antara beberapa laundry pada umumnya
faktor fisik dan kimiawi. mengandung :
• Pada proses ini kotoran yang melekat pada
pakaian dibersihkan dengan mempergunakan 1. Deterjen
air dan deterjen.
• Tahapan yang terjadi pada proses ini adalah 2. Padatan terlarut (tanah, pasir,
kotoran yang melekat pada pakaian akan lempung dan lain-lain)
dilepaskan oleh larutan deterjen dan
dilanjutkan dengan stabilisasi air yang berisi 3. Protein, karbohidrat, minyak
kotoran supaya kotoran tersebut tidak
menempel kembali pada permukaan pakaian. dan lemak
• Kemampuan membersihkan pakaian dalam
proses laundrysangatah tergantung pada 4. Darah, urine, keringat dan
beberapa faktor seperti jenis bahan pakaian, spesimen lain yang berbentuk
jenis kotoran, kualitas air, peralatan mencuci
dan komposisi deterjen. cair
Dampak Bagi Lingkungan dan Kesehatan Limbah Cair Laundry
Bahan buangan berupa detergent didalam air lingkungan akan mengganggu, karena berbagai
alasan sebagai berikut :
1. Deterjen yang menggunakan bahan non fosfat akan menaikkan pH sampai dengan 10,5-11.
2. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam detergent akan mengganggu kehidupan
mikroorganisme di dalam air bahkan dapat mematikan.
3. Ada sebagian bahan detergent yang tidak dapat dipecah atau didegradasi oleh mikroorganisme
yang ada di dalam air, sehingga merugikan.
4. Berkurangnya kadar oksigen yang disebabkan oleh masuknya bahan organik dalam air
diantaranya disebabkan oleh karena diterimanya air limbah kedalam sungai. Sungai memiliki
kemampuan untuk reaerasi dengan sendirinya karena kontak dengan udara, tetapi kebutuhan
oksigen untuk keperluan biologis seringkali melebihi kapasitas reaerasi sehingga menimbulkan
tertekannya kadar oksigen.
Baku Mutu Air Limbah Laundry
Baku mutu air limbah laundry menurut Peraturan Gubernur (Pergub DIY No.7 Tahun
2016) tentang baku mutu air limbah laundry yang terlampir pada keputusan ini seperti
pada Tabel 2.1. :

No. Parameter Baku Mutu Satuan Beban Pencemaran Paling Banyak


(Kg/Ton)
1. BOD5 75 mg/L 1,5
2. COD 150 mg/L 3
3. TSS 100 mg/L 2
4. TDS 2000 mg/L 40
5. Surfaktan (surfactive active 5 mg/L 0,1
agent)
6. Ph 6,0-9,0 -
Debit Limbah Paling Banyak 20
(L/Kg)
Koagulasi Kimia Definisi Koagulasi-Flokulasi
 Koagulasi kimia adalah salah satu proses kimia
yang digunakan untuk menghilangkan bahan
cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk
 Koagulasi diartikan sebagai proses kimia fisik
koloid. dari pencampuran bahan kimia ke dalam aliran
 Koagulasi, dengan penambahan koagulan limbah dan selanjutnya diaduk cepat dalam
bentuk larutan tercampur.
aluminium sulfat akan menghasilkan reaksi kimia
 Suatu proses menggumpalkan partikel-partikel
dimana muatan-muatan negatif yang saling tolak koloid menjadi partikel- partikel kecil dengan
menolak disekitar partikel terlarut berukuran koloid penambahan bahan kimia (koagulan)
akan ternetralisasi oleh ion-ion positif dari koagulan
dan akhirnya partikel-partikel koloid akan saling  Flokulasi adalah proses penambahan flokulan pada
pengadukan lambat untuk meningkatkan saling hubung
menarik dan menggumpal membentuk flok.
antar partikel yang goyah sehingga meningkatkan
 proses penambahan koagulan pada air baku yang penyatuannya (aglomerasi).
 Proses menggumpalkan partikel-partikel kecil menjadi
menyebabkan terjadinya destabilisasi dari partikel
gumpalan yang cukup besar dan mudah untuk
koloid agar terjadi agregasi dari partikel yang telah mengendap dengan penambahan bahan kimia (flokulan)
terdestabilisasi
 Koagulasi dan flokulasi merupakan Tabel 2.2. Pengendapan Partikel dalam Air
proses yang sangat berkaitan erat dimana
keberhasilan proses flokulasi sangat Ukuran Tipe Waktu
bergantung dari proses koagulasi yang Partikel Partikel Pengendapan pada
merupakan rangkaian proses pembentukan
flok-flok. (mm) Kedalaman 1
Meter
 Derajat keasaman (pH) adalah salah
satu faktor terpenting yang mempengaruhi 10 Kerikil 1 detik
proses koagulasi. 1 Pasir 10 detik

 Bila proses koagulasi dilakukan tidak 10-1 Pasir Halus 2 menit


pada rentang pH optimum, maka akan 10-2 Lempung 2 jam
mengakibatkan gagalnya proses
pembentukan flok dan rendahnya kualitas 10- Bakteri 8 hari
air yang dihasilkan. Kisaran pH yang 10-4 Koloid 2 tahun
efektif untuk koagulasi dengan alum pada
pH 5,5 – 8,0. 10-5 Koloid 20 tahun
10-6 Koloid 200 tahun
Koagulan Tawas/Al2(SO4)3 Oksidator Klorin (Cl)
 Tawas (Alum) adalah sejenis koagulan  Klorin adalah bahan kimia
dengan rumus kimia Al2SO4.11 H2O atau penting dalam pemurnian air,
14H2O atau 18H2O, umumnya yang dalam desinfektan, dalam
digunakan adalah 18H2O. pemutih dan gas mustard.
 Tawas merupakan bahan koagulan yang  Klorin digunakan dalam
paling banyak digunakan, karena bahan ini berbagai industri salah satunya
paling ekonomis, mudah diperoleh di yaitu industri laundry untuk
pasaran serta mudah penyimpanannya. menghasilkan produk yang
 Bahan ini dapat berfungsi efektif pada pH bermanfaat bagi manusia.
antara 4-8.  Untuk mengoksidasi kandungan
 Jumlah pemakaian tawas tergantung organik.
turbidity (kekeruhan) air baku.
COD (Chemichal Oxygen Demand)
• Sanggup menguji air limbah industri yang beracun dan
Surfaktan (Surfactive Active Agent)
tidak dapat diuji dengan pengujian BOD karena bakteri o menurunkan tegangan permukaan, tegangan
akan mati. antar muka, meningkatkan kestabilan
• Analisa COD hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam,
partikel yang terdispersi dan mengontrol
sedangkan analisa BOD memerlukan waktu 5 hari.
• Untuk menganalisa COD antara 50 sampai 800 mg/L, jenis formulasinya baik itu oil in water (o/w)
tidak dibutuhkan pengenceran sampel sedan pada umumnya atau water in oil (w/o).
analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran.
o Selain itu surfaktan juga akan terserap ke
• Ketelitian dan ketepatan tes COD adalah 2 sampai 3 kali
lebih tinggi dari tes BOD.
dalam permukaan partikel minyak atau air
• Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap sebagai penghalang yang akan mengurangi
mikroorganisme pada tes BOD, tidak menjadi soal menjadi atau menghambat
tes COD.
penggabungan(coalescence) dari partikel
yang terdispersi .
BAB III

METODE PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN
• PENELITIAN DILAKUKAN DI LABORATORIUM ITY
KAMPUS II
• PENGUJIAN PENURUNAN KADAR ORGANIK LIMBAH
LAUNDRY DILAKUKAN DI LABORATORIUM ITY
KAMPUS II
OBJEK PENELITIAN
OBJEK PENELITIAN INI ADALAH LIMBAH CAIR LAUNDRY

WAKTU PENELITIAN
PENELITIAN INI DILAKSANAKAN PADA BULAN JUNI – JULI TAHUN 2019
JENIS DATA

DATA PRIMER
HASIL UJI LABORATORIUM TERHADAP PENURUNAN KADAR ORGANIK LIMBAH LAUNDRY

DATA SEKUNDER

STUDI LITERATUR, LAPORAN, PERATURAN, DAN MEDIA ONLINE


Tabel 3.1 :Tabel Penelitian

Variasi Kombinasi
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 Kontrol
Ul
C S C S C S C S C S C S C S C S C S C S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan :

A1 : Tawas 0,25 gram


A2 : Tawas 0,50 gram
A3 : Tawas 0,75 gram
B1 : Klorin 0,25 gram
B2 : Klorin 0,50 gram
B3 : Klorin 0,75 gram
C : COD
S : Surfaktan
VARIABEL PENELITIAN
• VARIABEL BEBAS
VARIASI DOSIS KOAGULAN DAN OKSIDATOR
• VARIABEL TERIKAT
PENURUNAN KADAR ORGANIK LIMBAH LAUNDRY
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
ALAT
• Unit Jar-Test
• Beaker gelas 1000 ml
• Pipet ukur
• Karet hisap
• Stopwatch BAHAN
• Jerigen plastik untuk sampel air limbah
• Pengaduk
• Sampel air limbah laundry,
• Tabung reaksi • koagulan Tawas/Al2(SO4)3,
• Timbang analitik • oksidator {Klorin/Cl}.
• Rak kayu
• pH meter
• Gelas ukur 200 ml
• Oven
• Label nama / stiker kosong
TAHAPAN PENELITIAN
Pengambilan Sampel

• Sampel air buangan diambil dengan jerigen plastik dari saluran air pembuangan

limbah laundry.

Pelaksanaan Peneltian

• Menyiapkan 10 beaker gelas.

• Menambahkan tawas dengan variasi dosis 0,25 gr, 0,50 gr, dan 0,75 gr.

• Dilakukan pengadukan cepat dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit.

• Kemudian mengurangi kecepatan pengadukan/pengadukan lambat menjadi 20 rpm

biarkan selama 15 menit.


• Mendiamkan selama 30 menit, agar terjadi pengendapan. Kotoran yang berat jenisnya lebih

besar akan mengendap didasar gelas beaker dan air yang bersih akan berada diatasnya.

• Setelah mengendap air hasil pengolahan tersebut diambil untuk di uji laboratoriumuntuk

mengetahui konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) setelah proses koagulasi-

flokulasi.

• Berdasarkan hasil analisa diatas, ditentukan dosis optimum koagulan.

• Dapat diletakkan sesuai dengan pengulangan. Mulai dari pengulangan satu hingga

pengulangan ke tiga.

*) Ulangi point a-h untuk oksidator klorin (Cl).


Sampel Awal

Proses Batch

Koagulan Al2(SO4)3
Variasi Dosis Koagulan Al2(SO4)3
dan Oksidator (Cl)
0,25 gr/l , 0,5 gr/l dan 0,75 g/l.

Variasi Dosis Oksidator Hasil Analisis Uji Laboratorium


Klorin/Cl
Terhadap Penurunan Kadar Organik Air
0,25 gr/l , 0,5 gr/l dan 0,75
Limbah Laundry
g/l.

Penyusunan Laporan Skripsi


TEKNIK ANALISA DATA
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi
regresi untuk melihat hubungan antara variasi dosis
koagulan dan oksidator dengan penurunan kadar
organik air laundry.

Anda mungkin juga menyukai