Anda di halaman 1dari 44

Definisi

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana


anak dapat melakukan / mempraktikkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berperilaku dewasa
Suatu aktivitas yang memberikan stimulasi
dalam kemampuan ketrampilan, kognitif dan
afektif → perlu bimbingan
Bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan
→ perlu diperhatikan secara cermat, bukan
hanya mengisi kesibukan / waktu luang
Orang tua → harus memperhatikan kebutuhan
bermain anak seperti kebutuhan lainnya
Lanjutan …

Dengan bermain → anak mengenal dunia,


mampu mengembangkan kematangan fisik,
emosional dan mental → sehingga anak
menjadi kreatif, cerdas dan penuh inovatif
Banyak ditemukan tumbuh kembang anak
mengalami perlambatan disebabkan kurangnya
pemenuhan kebutuhan anak termasuk
kebutuhan bermain → seharusnya pada masa
bermain dapat menumbuhkan kematangan
tumbuh kembang
Fungsi Bermain Pada Anak
(Wong, 1995)
1. Perkembangan Sensori Motor
 Aktivitas sensori motor → berkembang paling
dominan pd masa bayi
 Perkembangan sensori motor didukung oleh :
Stimulasi visual → stimulasi awal, anak
meningkatkan perhatian pd lingkungan melalui
penglihatannya.
Ortu disarankan memberikan mainan berwarna-
warni pd usia 3 bulan pertama
Stimulasi pendengaran (auditif) → sangat penting
untuk perkembangan bahasa (verbal) terutama pd
tahun pertama kehidupannya
Lanjutan …

Stimulasi taktil (sentuhan) → dengan memberikan


perhatian dan kasih sayang → menimbulkan rasa
aman dan percaya diri sehingga anak lebih responsif
dan berkembang
Stimulasi kinetik → membantu anak mengenal
lingkungan yng berbeda
 Stimulasi sensorik yang diberikan lingkungan
anak → akan direspon dengan memperlihatkan
aktivitas motoriknya
2. Perkembangan Kognitif
(Intelektual)
 Anak belajar mengenal warna,
bentuk, tekstur dari berbagai macam
obyek, angka dan benda
 Anak belajar merangkai kata,
berpikir abstrak
 Aktivitas bermain juga dapat
membantu perkembangan ketrampilan
dan mengenal dunia nyata / fantasi
3. Sosialisasi
Diawali pada masa bayi → adanya ketertarikan /
kesenangan pada orang lain, terutama pada ibu
Dengan bermain anak akan mengembangkan dan
memperluas sosialisasi, belajar mengatasi persoalan
yang timbul, mengenal nilai moral dan etika, belajar
benar dan salah, serta bertanggung jawab
Pada tahun pertama → anak mengamati obyek
disekitarnya
Pada usia 2 – 3 tahun → anak suka bermain peran
(ayah, ibu)
Pada usia pra sekolah → anak lebih banyak
bergabung dengan kelompok sebaya dan mempunyai
teman favorit
4. Kreativitas
Anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-
idenya
Sekali anak merasa puas mencoba sesuatu yg
baru dan berbeda → ia akan memindahkan
kreasinya ke situasi yang lain
Orang tua bercerai, sibuk bekerja →
mempengaruhi kamampuan anak bermain
secara spontan dan perkembangan
imaginasinya
Untuk mengembangkan kreasi anak → perlu
lingkungan yang mendukung
5. Kesadaran Diri
Dengan aktivitas bermain → anak akan
menyadari bahwa dirinya berbeda dengan yang
lain
Anak belajar memahami kelemahan dan
kemampuannya dibandingkan dengan anak lain
Anak juga mulai melepaskan diri dari ortu
6. Nilai-Nilai Moral
Anak belajar mengenai perilaku benar dan
salah ari lingkungan rumah / sekolah
Interaksi dengan kelompoknya memberikan
makna pada latihan moral anak
Jika anak masuk dalam suatu kelompok →
anak harus mentaati aturan. Misal : kejujuran
7. Nilai Terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan / stres dari
lingkungan
Dengan bermain anak dapat mengekspresikan
emosi dan ketidakpuasan atas situasi sosial /
rasa takut yang tidak dapat di ekspresikan di
dunia nyata
Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain
(Soetjiningsih, 1995)

a. Perlu Ekstra Energi


Bermain memerlukan energi yang cukup → sehingga
perlu nutrisi yang memadai
Intake kurang → dapat menurunkan gairah anak
Anak yang sehat memerlukan aktivitas bermain yang
bervariasi, baik bermain aktif / pasif → untuk
menghindari rasa bosan / jenuh
Anak sakit → keinginan bermain menurun, karena
energi di gunakan untuk mengatasi penyakitnya
Anak sakit → bermain pasif (nonton tv, mendengar
musik, menggambar)
b. Waktu Yang Cukup
Anak harus mempunyai waktu yang cukup
untuk bermain → sehingga stimulus yang
diberikan bisa optimal dan mempunyai
kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-
alat permainannya
c. Alat Permainan
Harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak
Ortu perlu memperhatikan hal ini → alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi
dengan benar
Alat permainan : aman dan mempunyai unsur
edukatif
d. Ruang Untuk Bermain
o Bermain dapat dilakukan dimana saja : ruang tamu, halaman,
ruang tidur
o Bila memungkinkan → diperlukan ruangan khusus, sekaligus
untuk menyimpan mainannya
e. Pengetahuan Cara Bermain
 Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru
temannya, diberitahu ortu
 Diberi tahu ortu → cara terbaik (anak lebih terarah dan lebih
berkembang pengetahuannya)
 Ortu yang tidak mengetahui cara bermain dari alat permainan
yang diberikan membuat hubungan dengan anak menjadi
kurang hangat
f. Teman Bermain
Bisa teman sebaya, saudara, orang tuanya
Ada saat-saat tertentu anak bermain sendiri →
agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri
Bermain dengan ortu → mengakrabkan
hubungan dan memberikan kesempatan ortu
mengetahui kelainan yang dialami anak
Teman diperlukan → untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak
memahami perbedaan
Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isinya
a. Bermain afektif – sosial (social affektive play)
Melalui permainan ini anak belajar berespon
terhadap respon yang diberikan lingkungan dalam
bentuk bermain
Sifat bermain ini → orang lain yg berperan aktif dan
anak berespon terhadap stimulasi, sehingga
memberikan kesenangan dan kepuasan pd anak
Ex : orang tua memeluk anak sambil berbicara,
bersenandung kemudian anak memberikan respon
tersenyum / tertawa senang
b. Bermain untuk bersenang-senang (sense of
pleasure play)
o Anak akan memperoleh kesenangan dari obyek
yang ada disekitarnya
o Ex : anak bermain air / pasir
c. Bermain untuk ketrampilan (skill play)
 Bermain ini menggunakan obyek yang dapat melatih
ketrampilan anak → diharapkan mampu berkreatif
dan terampil
 Bersifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba
kemampuan dalam ketrampilan dan melakukannya
berulang-ulang
 Ex : bermain latihan memakai baju, anak bermain
sepeda
d. Bermain dramatik (dramatic play)
Bermain ini dapat dilakukan dengan mencoba
berpura-pura menjalankan peran tertentu
Sifat permainan ini → anak dituntut aktif
memerankan sesuatu
Dapat dilakukan apabila anak sudah mampu
berkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial
Ex : menjadi ayah, ibu, dokter, perawat, guru dll
e. Bermain bermalas-malasan (unoccupied behavior)
Melalui permainan ini anak hanya
memusatkan perhatian pd sesuatu yang
menarik
Anak terlihat seperti tidak bermain
Ex : anak sibuk memperhatikan baju yang
sedang dipakai
f. Permainan / game
Anak bisa bermain sendiri / bersama teman-
temannya dengan menggunakan peraturan
permainan
Ex : permainan ular tangga, video game,
komputer
2. Menurut Karakteristik Sosialnya

a. Solitary play
Anak bermain sendiri walaupun ada anak lain
bermain disekitarnya
Membantu menciptakan kemandirian anak
Jenis permainan ini sering dilakukan anak usia
todler
b. Pararel play
Bentuk permainan ini sering dilakukan anak usia
toddler dan pra sekolah
Sekelompok anak bermain bersama dengan
mainan yang sama, tapi tidak ada interaksi satu
sama lain dan tidak saling
c. Assosiative play
Anak bermain dalam kelompok dgn aktivitas yg
sama, tapi belum terorganisir dengan baik
Belum ada pembagian tugas dan anak bermain
sesuai dengan keinginannya
Ex : anak main hujan-hujanan
d.Cooperative play
Anak bermain dalam kelompok, sudah terorganisir
Sudah ada peraturan dalam permainan
Sering dilakukan anak usia sekolah
e.Unlooker play
o Anak hanya melihat orang lain bermain
o Ex : menonton tv
Karakteristik Bermain Sesuai Dengan Tahap
Tumbuh Kembang

1. Usia 1 bulan
 Visual
• Tatap bayi dalam jarak dekat
• Gantung benda-benda yg berwarna menyolok 20-25 cm
diatas muka bayi, gantung benda warna hitam putih
yang kontras
 Auditory
• Berbicara dengan bayi, menyanyi dgn suara lembut
• Musik boks / radio / tv
 Tactile
• Dipeluk dan di gendong
 Kinetic
• Di ayun / di kereta dorong
2. Usia 2 – 3 bulan
 Visual
Beri objek warna yang terang
Tempatkan pd ruangan yg terang dengan gambar-gambar
dan kaca di dinding
Letakkan bayi agar dapat memandang sekitar
 Auditory
Berbicara dengan bayi
Beri mainan : krincingan dan libatkan dengan anggota
keluarga lainnya
 Tactile
 Membelai waktu mandi
 Mengganti pakaian dan menyisir rambut dgn lembut
 Kinetic
 Ajak bayi jalan-jalan dgn kereta dorong
 Latihan gerakan seperti berenang
3. Usia 4 – 6 bulan
 Visual
o Letakkan bayi di depan cermin
o Beri mainan berwarna terang yg mudah dipegang

 Auditory
o Ajak anak berbicara dan ulangi suara-suara yang
dibuatnya
o Senyum saat bayi tersenyum dan panggil namanya
o Berikan mainan berbunyi / bel pd tangannya

 Tactile
o Beri mainan dlm berbagai texture (lembut & kasar)
o Ajak anak bermain di dalam bak

 Kinetic
o Sokong ketika anak duduk
o Tempatkan anak dilantai untuk merangkak
4. Usia 7 – 9 bulan
 Visual
 Berikan mainan warna terang yg lebih besar, bergerak dan
berbunyi khas
 Tempatkan cermin agar anak bisa melihat dirinya
 Bermain cilukba…… dan muka lucu
 Auditory
 Panggil nama anak
 Ajarkan kata-kata simple “mama, papa, dada “
 Bicara anak dengan kata jelas
 Ajarkan nama-nama bagian tubuh
 Beritahukan apa yang dilakukan ibunya
 Beri perintah sederhana
 Tactile
 Meraba bahan berbagai texture
 Bermain air mengalir
 Kinetic
 Berdiri untuk belajar menahan BB
 Meletakkan mainan agak jauh dan perintahkan anak mengambil
5. Usia 10 – 12 bulan
 Visual
Perlihatkan gambar-gambar dalam buku
Bawa anak ke tempat lain seperti kebun binatang /
shoping centre
Ajarkan anak membuat menara 2 balok
 Auditory
Kenalkan suara-suara binatang
Tunjukkan bagian-bagian tubuh
 Tactile
Kenalkan benda dingin dan hangat
 Kinetic
Berikan mainan yang dapat ditarik dan di dorong
6. Usia 2 – 3 tahun
Paralel play
Memanjat, berlari dan memainkan sesuatu di
tangannya
Berikan mainan imitasi sesuai dengan
perbedaan ex : boneka, alat masak-masakan,
furniture mini
Ajarkan untuk berbincang saat bermain, main
tilpon-telponan, boneka yang bisa berbicara
dan cerita bergambar
7. Usia 4 – 5 tahun
Assosiative play, dramatic play dan skill play
Melompat, berbicara, bermain sepeda dan
bermain dalam kelompok
8. Usia 6 – 12 tahun
Cooperative play
Belajar untuk independen, kooperatif, bersaing
dan menerima orang lain
Anak laki-laki : mekanical
Anak perempuan : mothers role
9. Usia 13 – 18 tahun
Bermain dalam kelompok
Sepak bola, badminton, drama dan
buku-buku
Bermain Di Rumah Sakit
Tujuan :
Melanjutkan stimulus tumbuh kembang selama
perawatan sehingga kelangsungan tumbuh
kembang anak tetap berjalan
Dapat mengembangkan kreativitas
Adaptasi terhadap penyakit menjadi lebih efektif
Membantu dalam proses pengkajian
Membantu mempermudah intervensi (tindakan
dan pendidikan kesehatan)
Mendukung kenyamanan anak
Prinsip-Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
Tidak banyak menggunakan energi,
singkat dan sederhana. Ex : menyusun
balok, menonton tv
Relatif aman dan terhindar dari infeksi
silang
Sesuai dengan kelompok usia
Tidak bertentangan dengan terapi
Melibatkan orang tua dan keluarga
Pelaksanaan aktivitas bermain di RS →
memerlukan keterlibatan petugas
kesehatan (perawat) → perlu upaya-
upaya :
a. Menyediakan alat permainan
Syarat permainan edukatif
Ortu di perbolehkan membawa mainan dari rumah
b. Menyediakan tempat bermain
Hendaknya di sediakan ruangan khusus
Bila tidak memungkinkan bisa di TT
c. Aktivitas bermain di RS merupakan
tanggung jawab petugas kesehatan
dibantu ortu
Alat permainan perlu di kelompokkan
berdasarkan bahannya
Bahan beresiko menimbulkan trauma jangan di
campur dengan yang tidak berbahaya
d. Pada tahun pertama anak hanya
mengamati obyek di sekitar. Usia 2 – 3
tahun → bermain peran. Usia pra sekolah
→ bergabung dengan kelompok sebaya
Yang perlu diperhatikan dalam permainan anak
di ruang rawat jalan :
Perhatian tingkat kecemasan anak terhadap lingkungan
Anjurkan orang tua → membawa mainan dari rumah
Gunakan alat permainan jika tersedia di ruangan itu
Gunakan meja dan kursi kecil untuk bermain bersama
ortu
Contoh permainan dalam pemeriksaan fisik :
Alihka perhatian anak dengan permainan
boneka (simon’s says)
Berikan kesempatan anak mendengarkan bunyi
jantung dengan stetoskop
Dalam pendidikan kesehatan digunakan boneka
Contoh permainan yang dapat digunakan
pada anak di ruang rawat :
 Usia Infant
o Mainan bergerak dan berbunyi
o Ayunan / di pangku oleh ibu, perawat
o Jika mampu, beri kesempatan anak merangkak /
stimulasi untuk berjalan
 Usia Toddler
o Bermain balok susun diatas TT
o Mendengarkan musik dari tape / radio
o Creative material
 Usia sekolah
o Buka bacaan
o Radio / tape
o Nonton tv dan di diskusikan kemudian
 Meningkatkan intake cairan
o Bermain “pesta teh”
o Boneka simon’s says

 Latihan nafas dalam


o Bermain tiup busa sabun
o Simon’s says : “ambil nafas dalam……”

 Latihan otot
o Simon’s says : “angkat tangan ……”
o Lempar dan tangkap bola
o Memainkan gerakan tiruan seperti pesawat,
kupu-kupu
o Bermain tendangan bola
Contoh alat permainan dan
perkembangan yang di stimulasi :
a. Pertumbuhan fisik / motorik kasar
Sepeda roda dua / tiga
Mainan yang ditarik dan di dorong
b. Motorik halus
Gunting
Pensil
Bola
Balok
c. Kognitif
Buku gambar / buku cerita
Puzzle
radio
d. Bahasa
Buku gambar / buku cerita
Majalah, radio / tape
e. Menolong diri sendiri
Gelas dan piring plastik
Baju dan sepatu
f. Tingkah laku sosial
Alat permainan yang bisa dipakai bersama :
bola, tali
Alat Permainan Edukatif
(APE)
Pengertian :
APE adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak
sesuai usia dan tingkat perkembangannya
dan berguna untuk mengembangkan
aspek fisik, bahasa, kognitif dan sosial
anak. (Soethiningsh, 1995)
Pengembangan aspek fisik :
Dilakukan melalui kegiatan yang menunjang /
merangsang pertumbuhan fisik anak (belajar merangkak /
berjalan, naik turun tangga, bersepeda)
Pengembangan bahasa :
Dilakukan dengan melatih bicara dan menggunakan
kalimat yang benar
Pengembangan kognitif :
Dilakukan dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk dan
warna obyek
Pengembangan aspek sosial :
Dilakukan dengan cara berhubungan / berinteraksi
dengan orang tua, saudara, keluarga
Untuk memberikan stimulus berbagai
aspek perkembangan, perlu permainan
yang bervariasi
Permainan monoton → anak bosan /
jenuh
Perlu keseimbangan bermain aktif dan
pasif
Bermain aktif → merupakan aktivitas
bermain yang membuat anak memperoleh
kesenangan yang dilakukan sendiri
Aktivitas bermain aktif :
Mengamati / menyelidiki (exploratory play) :
memeriksa, memperhatikan, mencium,
membongkar alat permainan
Membangun (construction play) : menyusun
balok menjadi bentuk rumah, mobil
Bermain peran (dramatic play) : bermain
sandiwara, rumah-rumahan, boneka
Bermain bola voli, sepak bola dll
Bermain pasif → merupakan suatu
hiburan / kesenangan yg diperoleh dari
orang lain. Misal : melihat gambar,
mendengarkan cerita, nonton tv
APE yang baik tidak harus mahal, tapi
harus memenuhi syarat sbb :
1. Aman
2. Ukuran dan beratnya ideal
3. Desainnya harus jelas
4. Harus mempunyai fungsi yang jelas
5. Bisa dimainkan dengan berbagai variasi
6. Sederhana dan menarik
7. Mudah diterima dan sesuai budaya
8. Tidak mudah rusak, mudah di dapat dan
terjangkau
7 kesalahan dalam memilih alat
permainan :
1. Memberikan banyak macam permainan
sekaligus
2. Terlalu indah dan menarik, tapi kurang
mempertimbangkan manfaat yang jelas
3. Terlalu mahal
4. Terlalu lengkap / sempurna, sehingga sedikit
explorasi
5. Tidak sesuai dengan umur anak
6. Memberikan terlalu banyak dengan tipe yang
sama
7. Tidak memperhatikan keamanan

Anda mungkin juga menyukai