Anda di halaman 1dari 19

LUMPUR DAN HIDROLIKA LUMPUR

PEMBORAN
Kompetensi Dasar
3.1 Menganilasa bahan penyusun lumpur Bor
3.2 menganalisa sifat-sifat Fisik lumpur
3.3 menganalisa teknik perawawatan lumpur pengeboran
3.4 menerapakan prosedur pengujian sifat fisik lumpur
3.5 Menerapkan prosedur penggunaan peralatan Tes lumpur
3.6 menerapakan prosedur peralatan pompa lumpur
Defenis Lumpur Pengeboran
Lumpur pemboran dapat didefinisikan sebagai semua jenis fluida
(cairan-cairan berbusa, gas bertekanan) yang dipergunakan untuk
membantu operasi pemboran dengan membersihkan dasar lubang
dari serpih bor dan mengangkatnya kepermukaan, dengan
demikian pemboran dapat berjalan dengan lancar.
Lumpur pemboran yang digunakan sekarang pada mulanya
berasal dari pengembangan penggunaan air untuk mengangkat
serbuk bor. Kemudian dengan berkembangnya teknologi
pemboran, lumpur pemboran mulai digunakan. Selain lumpur
pemboran, digunakan pula gas atau udara sebagai fluida
pemboran.
Jenis-jenis lumpur pengeboran yang biasa digunakan antara lain :
a. Water based mud : Lumpur pengeboran yang paling banyak digunakan adalah water-base
mud (80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical
additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
b. Oil based mud : Digunakan pada pengeboran dalam, hotholes, formasi shale dan
sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi terjadinya korosi pada rangkaian pipa
bor, dsb.
c. Oil or Gas based mud : Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat
menghasilkan laju pengeboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor, kebutuhan
peralatan dan ruang lebih sedikit.
Secara umum, lumpur pemboran dapat dipandang mempunyai empat komponen atau fasa, yaitu ;

a. fasa cair (air atau minyak); 75% lumpur pemboran menggunakan air. Istilah oil-base digunakan bila
minyaknya lebih dari 95%.

b. reactive solids, yaitu padatan yang bereaksi dengan air membentuk koloid (clay); dalam hal ini clay air
tawar seperti bentonite mengisaqp (absorb) air tawar dan membentuk lumpur.

c. inert solids (zat padat yang tak bereaksi); ini dapat berupa Barite (BaSO4) yang digunakan untuk
menaikkan densitas lumpur. Selain itu, juga berasal dari formasi-formasi yang dibor dan terbawa lumpur,
seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling, sehingga akan menyebabkan abrasi atau kerusakan pompa.
d. fasa kimia; merupakan bagian dari system yang digunakan untuk mengontrol sifat-sifat lumpur, misalnya
dalam disperson (menyebarkan partikel-partikel clay) atau flocculation (pengumpulan partikel-partikel
clay). Efeknya terutama tertuju pada peng ‘koloid’ an clay yang bersangkutan. Zat-zat kimia yang
mendispersi (menurunkan viskositas/mengencerkan) misalnya : Quebracho, phosphate, sodium tannate,
dll. Sedangkan zat-zat kimia untuk menaikkan viskositas, misalnya : C.M.C, starch, dan beberapa senyawa
polimer.
Sifat-sifat fisik lumpur
1. Berat jenis
Berat jenis lumpur merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat
penting karena sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol
tekanan formasi, sebab dengan naiknya beratjenis lumpur maka
semakin besar tekanan yang dihasilkan.
2.Tekanan Hidrostatik Lumpur
Tekanan hidrostatik lumpur didefenisikan sebagai fungsi tekanan
persatuan luas yangsecara matematis pada bidang kedalaman
tertentu.
3. Viscositas
Viscositas adalah salah sam sifat lumpur yang menyatakan kekentalan dari lumpur bor,yang
sangat berpengaruh terhadap pengangkatan serbuk bor (cutting) kepermukaan. semakinkental
lumpur, maka pengangkatan cutting kurang sempurna sehingga dapat
mengakibatkancuttingtertinggal di dalam lubang bor sehingga menyebabkan tenjepitnya
rangkaian pipapemboran. Akan tetapi bila viscositas lumpur terlalu tinggi dapat menyebabkan
masalahseperti loss circulationdan kick.

4. Gel strength
Saat sirkulasi berhenti yang memegang peranan adalah gel strength, lumpur akanmenjadi gel
saat tidak ada sirkulasi hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik antara partikel-partikel
padatan lumpur saat lumpur berhenti bersirkulasi, lumpur harus mempunyai sifat
gelstrengthyang dapat menahan cutting dan material pemberat lumpur agar tidak turun
sehinggapadatan tidak menumpuk dan mengendap di anulus yang dapat menyebabkan pipa
terjepit,akan tetapi jika gel strength terlalu tinggi akan menyebabkan pompa lumpur bekeija
lebihberat untuk memulai sirkulasi kembali, meskipun pompa memiliki daya yang kuat
pompatidak boleh memompakan lumpur dengan daya yang besar karena dapat mengakibatkan
formasi akan pecah
5. Yield Point
Bagian dari resistansi untuk mengalir oleh gaya tarik-menarik antar partikel.
Jadi yieldpointmerupakan angka yang menunjukan shearing stressyang
diperlukan untukmensirkulasikan lumpur kembali, dengan kata lain lumpur
tidak akan dapat bersirkulasisebelum diberikan shearing stress sebesar Yield
point.
6. Filtrasi dan mud cake
Ketika terjadi kontak antara lumpur dan batuan porous batuan tersebut akan
bertindaksaringan yang memungkinkan fluida dan partikel-partikel kecil
melewatinya. Fluida yanghilang ke dalam batuan disebut filtrate, sedangkan
partikel-partikel besar tertahandipermukaan dan membentuk lapisan batuan
disebut mud cake
7. PH Lumpur
pH dipakai untuk menentukan tingkat keasaman dan kebasaan lumpur bor.
pH danlumpur yang dipakai berkisar 8.5 - 10, jadi lumpur bor yang
digunakan adalah dalam suasanabasa. Lumpur sebaiknya tidak terlalu basa
karena akan menaikan viscositasdan gel strength dari lumpur.
OUTPUT
DAMPAK

Anda mungkin juga menyukai