Anda di halaman 1dari 12

RISK OF DISASTER IN

INDONESIA BENGKALIS

OLEH KELOMPOK V :
TRI ISTIADI PUTRA
HENRIKA PUTRA HASYIM
APRI DARMAWIJAYA
MASTUTI
SUWANDHI EKA PUTRA
TIODORA
MAYMUNAH
AHMAD CHOIRI
KARAKTERISTIK DEMOGRASI KABUPATEN BENGKALIS

Kabupaten Bengkalis terletak di sebelah timur Pulau


Sumatra yang mencakup area seluas 7.793,93 Km²
dengan batas sebagai berikut
PERBATASAN

Utara Selat Malaka

Kabupaten Kepulauan Meranti dan


Timur
Kabupaten Karimun

Selatan Kabupaten Siak

Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir


Barat
dan Kabupaten Rokan Hulu
Bengkalis merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggian rata-rata sekitar 2-6,1 m dari permukaan
laut. Sebagian besar merupakan tanah organosol,
yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan
organik. Di daerah ini juga terdapat beberapa sungai
, tasik (danau) serta 24 Pulau besar dan kecil.
Beberapa di antara pulau besar itu adalah Pulau
Rupat (1.524,84 km²) dan Pulau Bengkalis
(938,40 km²).
Bengkalis mempunyai iklim tropis yang sangat
dipengaruhi oleh iklim laut dengan ratur 26 °C –
32 °C. Musim hujan biasa terjadi sekitar bulan
September – Januari dengan curah hujan rata-rata
berkisar antara 809 - 4.078 mm/tahun. Periode
musim kering (musim kemarau) biasanya terjadi
antara bulan Februari hingga Agustus
PEMETAAN BENCANA BENGKALIS

Abrasi melanda berbagai daerah di Riau, bahkan


mengancam keberadaan pulau-pulau di sana. Abrasi
parah, antara lain terjadi di Pulau Bengkalis, Pulau
Batu Mandi (Rokan Hilir), Pulau Rupat, Bengkalis
dan Pulau Rangsang. Selain hantaman gelombang
laut dan pertahanan hutan mangrove minim, laju
abrasi juga didorong alih fungsi lahan.
Kondisi itu jadi kompleks. Selama riset Sigit, bila
ketinggian air tidak terjaga dapat memicu
kebakaran. Sementara, bila elevasi di atas 8,5 meter
menjadi beban dan mendorong tanah longsor.
, tanah gambut tak dapat menahan debit air
berlebihan hingga mudah longsor.
“ Saya awalnya mengira abrasi itu karena
gelombang laut. Ternyata di Bengkalis, faktor utama
karena alih fungsi lahan,” katanya.
Di samping abrasi, sisi pantai barat Pulau Bengkalis
juga mengalami akresi atau sedimentasi. Dua
fenomena itu jadi fokus riset Sigit. Meski lajunya
tidak secepat abrasi di pantai utara, rata-rata akreasi
per tahun Pulau Bengkalis 16,45 hektar. Ini hasil
material abrasi yang dibawa arus pasang dan
mengendap di sisi lain Pulau Bengkalis.Hasil
penumpukan daratan baru ini memunculkan
ekosistem baru yang tumbuh alami. Struktur tanah
terbentuk pun terdiri dari beberapa lapis gambut dan
tanah aluvial.
model lapisan tanah seperti itu jadi obyek
penelitian baru termasuk ekosistem yang
tumbuh alami.Sigit berencana mengajak
teman-temannya yang konsen ekologi,
untuk riset lebih lanjut terhadap
fenomena ekosistem yang hidup pada
daratan baru ini.Fenomena
berkurangnya luas daratan Pulau
Bengkalis cukup mengkhawatirkan. Sigit
beberapa kali menyampaikan kondisi itu
pada Pemda Bengkalis.
Bila dilihat perubahan garis pantai selama 26
tahun yang dijelaskan Sigit, Pulau Bengkalis sudah
kehilangan 1.504,93 hektar daratan.Sedangkan
penambahan daratan atau total laju akresi 419,39
hektar. Artinya, jika laju abrasi dikurangi laju
akresi, Pulau Bengkalis, telah kehilangan daratan
1.085,54 hektar dari 1988-2014 atau, 42,57 hektar
rata-rata per tahun.
MACAM –MACAM BENCANA

1. Banjir
2. Gempa Bumi
3. Tsunami
4. Gunung Meletus
5. Tanah Longsor
6. Angin Topan/Putting Beliung
7. Kebakaran Hutan
8. Pemanasan Global / Global Warming
9. Kekeringan
10. Abrasi
11. Badai Tropis
PENCEGAHAN

Meningkatkan Pemahaman dan Peran Serta


Masyarakat
Membangun Pemecah Ombak
Menanam hutan mangrove
Pemeliharaan Terumbu Karang
Pelarangan Tambang Pasir

Anda mungkin juga menyukai