Anda di halaman 1dari 2

Konstruksi yang dibangun untuk keperluan olahraga renang harus sesuai dengan standar minimum yang terdapat pada

peraturan fasilitas kolam renang.


Menurut peraturan pembebanan Indonesia tahun 1983, struktur harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan yang diakibatkan oleh beban mati, beban hidup, beban
angin, beban gempa dan beban khusus. Beban Mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung atau bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, seperti
kolom yang memikul beban atap. Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung atau bangunan,termasuk beban-beban pada
lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, contohnya manusia yang tinggal di dalam bangunan. Beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik
akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air. Kedalaman beban hidup tidak termasuk beban angin, beban gempa dan beban khusus. Beban Angin
adalah semua beban yang bekerja pada gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara, pada pembangunan kolam renang untuk beban angin tidak diperhitungkan.
Beban Khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan pondasi, surut, gaya-
gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentriugal dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin, serta pengaruh-pengaruh
khusus lainnya. Beban Gempa adalah semua beban statis ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisis dinamik, maka yang diartikan beban gempa adalah gaya-gaya didalam struktur tersebut
yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa. Kuat perlu diperhitungkan dengan maksud agar struktur memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap macam-macam
kombinasi beban.
Mutu bahan sangat berpengaruh dalam merencanakan suatu bangunan struktur. Untuk dapat menghasilkan bangunan struktur yang kuat, maka diperlukan
kualitas bahan yang baik. Seperti mutu beton yang diperlukan adalah yang kedap air. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan kolam renang mempunyai mutu
karakteristik minimal adalah: Pondasi Bored Pile, Balok Sloof, Dinding, dan Pelat Lantai kolam renang dengan mutu beton= 25 MPa. Sedangkan mutu tulangan yang dipergunakan
untuk seluruh struktur bangunan kolam renang adalah: Besi Beton Bj TD 320-U-32 Untuk Ø > 13 mm dengan mutu tulangan sebesar 320 MPa dan Besi Beton Bj TP 240-U-24
Untuk Ø < 13 mm dengan mutu standar tulangan sebesar 240 MPa.
Analisa struktur dibagi menjadi 2 bagian yaitu (1) struktur atas, merupakan sistem struktur diatas pondasi yang terdiri dari pelat lantai dan dinding kolam, (2)
struktur bawah didesain berdasarkan beban yang disalurkan dari struktur atas dan besarnya daya dukung tanah yang akan ditahan oleh pondasi yang sesuai untuk digunakan untuk
kolam renang. Sistem pelat lantai yang digunakan dalam pembangunan kolam renang selayang adalah sistem pelat dua arah. Sistem pelat dua arah ini digunakan apabila sisi
panjang terhadap sisi pendek tidak lebih dari dua, dimana pelat didukung sepanjang keempat sisinya sehingga lenturan akan timbul dalam dua arah yang saling tegak lurus. Beban
lantai dipikul pada kedua arah oleh keempat balok pendukung sekeliling pelat. Dengan demikian, pelat melentur pada dua arah. Apabila panjang pelat sama dengan lebar pelat,
maka perilaku dinding sekeliling pelat akan memikul beban pelat sama besar. Sedangkan bila panjang pelat tidak sama dengan lebar, maka dinding yang lebih panjang akan
memikul beban yang lebih besar dari pada balok yang pendek. Dalam merencanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan, tetapi juga ukuran
dan syarat-syarat tumpuan pada tepi, syarat-syarat tumpuan menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Bila pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan,
maka pelat itu dikatakan ditumpu bebas.

Kondisi tumpuan struktur plat dua arah:

– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom


Struktur kolam renang selayang menggunakan pelat lantai tebal 25 cm menggunakan tulangan tumpuan berdiameter 10–100 tulangan, dinding tebal 25 cm
menggunakan tulangan arah vertikal diameter 10-100 dan arah horizontal diameter 10-100, balok ukuran 40 x 70 cm menggunakan tulangan tumpuan 9 diameter 16, balok
ukuran 25 x 60 cm menggunakan tulangan tumpuan 6 diameter 16. Dalam merencanakan struktur bangunan seperti struktur kolam renang perlu memperhitungkan
pembebanan khusus seperti beban gempa dan beban angin. Dalam pelaksanaan pembangunan struktur kolam renang digunakan diameter tulangan yang seragam untuk
memudahkan dalam pelaksanaan dan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat sebab pada struktur kolam renang keakuratan pemasangan tulangan dan sambungan
pada bangunan air sangat penting, agar dapat diperoleh hasil sesuai dengan yang direncanakan. Seperti tulangan untuk kolam renang selayang menggunakan tulangan
berdiameter 10-100.

Anda mungkin juga menyukai