Anda di halaman 1dari 46

METODELOGI

PENELITIAN
Kelompok 1
ANGGOTA!
DERIA OCTAVIANI SURYANA 20170606061
NENG TIA ROSMAWATI 20170606020
RAAFI 20170606046
JURIAH 20170606083

2
PENELITIAN DESKRIPTIF PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang Definisi lain menyatakan bahwa penelitian
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
kejadian yang terjadi saat sekarang. Metode terhadap variabel yang data-datanya belum ada
deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui
pemecahan masalah yang diselidiki dengan pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur
penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dampaknya (data yang akan datang). (Jaedun
dan yang lainnya yang pada saat sekarang 2011:5)
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa
adanya.

3
1
PENELITIAN
DESKRIPTIF
4
MENURUT PARA AHLI
◉ Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

◉ Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha


mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau
masalah aktual.

5
CIRI CIRI
◉ Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada
saat penelitian dilakukan atau permasalahan yang bersifat
aktual
◉ Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang
diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan
interpretasi rasional yang seimbang.
◉ Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran
terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan
hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta
mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.

6
JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF

1. Metode Survei
2. Metode deskriptif kesinambungan
3. Penelitian studi kasus
4. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
5. Penelitian tindakan (action research)
6. Penelitian Perpustakaan
7. Penelitian Komparatif

7
1. METODE SURVEY
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah. (Nazir, 1988: 65)

Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang
termasuk dalam metode survei yakni:
a. Survei kelembagaan (institutional survei)
b. Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
c. Analisis dokumen (documentary analysis)
d. Analisis isi (content analysis)
e. Survei pendapat umum (public oppinion survey)
f. Survey kemasyarakatan (community survey)

8
CONTOH PENELITIAN METODE SURVEI
kita akan meneliti tentang kesadaran lingkungan mahasiswa asal
Ambon yang kuliah di Jakarta. Dengan menerapkan metode survey,
maka kita harus ambil beberapa sampel penelitian yang
merepresentasikan populasi. Populasinya di sini jelas, yaitu mahasiswa
Ambon di Jakarta. Misal, sampel yang kita ambil adalah mahasiswa asal
Ambon yang ikut komunitas pendidikan di Jakarta.

9
2. METODE DESKRIPTIF KESINAMBUNGAN

Metode deskriptif berkesinambungan adalah kerja meneliti


secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu
obejek penelitian. Sering kali dilakukan dalam meneliti masalah-
masalah sosial.

Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif


berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai
kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus
atas suatu objek penelitian. 

10
CONTOH PENELITIAN KESENAMBUNGAN

Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini


dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status
akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College
of Education  pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat
tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan
sampai dengan lulus sarjana muda.

11
PENELITIAN STUDI KASUS
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap
satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus.
Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan,
sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa,
sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive,
baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang
mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis
penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan
fungsinya, yakni:
a. Penelitian studi kasus mendalam
b. Penelitian studi kasus instrumental
c. Penelitian studi kasus jamak

12
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok
dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut:

1) menemukan rumusan tujuan penelitian;


2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang
akan menuntun penelitian;
3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan
teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber
data apa yang tersedia;
4) kumpulkan data;
5) organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa
untuk membuat interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan
dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil
penelitian.

13
CONTOH PENELITIAN STUDI KASUS
Dalam rancangan penelitian studi kasus yang diajukan penulis, cangkang
biji karet yang dahulunya tidak berguna akan diubah menjadi produk yang
bermanfaat dengan cara mengubahnya menjadi pengawet alami makanan.
Dengan termanfaatkanya cangkang biji karet tentu diharapkan akan
meningkatnya pendapatan para pekebun tanaman karet.
Produk dari cangkang biji karet adalah berbentuk asap cair yang tentunya
akan mudah untuk diperjual belikan. Kemudian dengan adanya produk asap
cair dari cangkang karet tentu akan menekan penggunaan bahan pengawet
sitentik oleh masyarakat.
Karena produk pengawet asap cair cangkang biji karet mudah dibuat
dengan teknik yang sederhana. Pengguna pengawet alami makanan tentu
sangat diharapkan oleh para kalangan karena makanan akan menyangkut
pada kesehatan orang banyak dan tentu akan berdampak pada generasi
penerus bangsa.

14
4. PENELITIAN ANALISA PEKERJAAN
DAN AKTIVITAS

Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan


bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan
manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-
rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.

Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam


dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain
sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas,
penggunaan waktu secara efisien dan efektif.

15
CONTOH PENELITIAN ANALISA PEKERJAAN DAN
AKTIVITAS

riset terhadap pekerja bangunan yang melakukan


pekerjaan siang dan malam. Aktivitasnya dalam keluarga
serta fungsi-fungsi ia sebagai keluarga apakah berjalan
ataupun tidak bisa dianalisa secara mendalam dalam jenis
penelitian ini.

16
5. PENELITIAN TINDAKAN (ACTION
RESEARCH)

Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada


penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau
memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan
diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya

Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika


penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain
adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.

17
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa
dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan
yakni siklus yang akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut ini:

18
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN (ACTION
RESEARCH)
Upaya meningkatkan disiplin gurudalam kehadiran mengajar dikelas
melalui penerapan Reward and punishment Di smp negeri 3 mandalawangi
kabupaten pandeglang.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena dari hasil


penelitian dan analisa data, ternyata pada siklus kedua, kedisiplinan guru
dalam kehadiran dikelas pada proses belajar mengajar meningkat dan
memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75%.Dari hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan disiplin
gurudalam kehadiran dikelas pada kegiatan belajar mengajar dapat
dilakukan dengan penerapan Reward and Punishment kepada guru.

https://www.academia.edu/12708615/Laporan_Penelitian_Tindakan_Sekola
h 19
6. PENELITIAN
PERPUSTAKAAN

Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai


literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat
baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu
sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian.

Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar


Metodologi Research  Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian
perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya
dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di
lapangan.

20
CONTOH PENELITIAN PEPRUSTAKAAN

Persepsi pengguna perpustakaan universitas islam


sumatera utara terhadap pelayanan referensi studi
kasus perpustakaan universitas islam sumatera
utara

21
PENELITIAN KOMPARATIF

Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu


penelitian yang bersifat membandingkan.

Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberapa langkah


pokok dalam studi komparatif, yaitu:

1) rumuskan dan definisikan masalah;


2) jajaki dan teliti literatur yang ada;

22
3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi
yang dipakai;
4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn
dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan
sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah
yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat;
5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik
statistik yang tepat;
6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan
7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

23
CONTOH PENELITIAN KOOPERATIF

Perbedaan tingkat penguasaan IT siswa SDN


Sukamaju dengan siswa SDN Sukamundur berkaitan
dengan ketersediaan fasilitas IT  di masing-masing
sekolah

24
KRITERIA POKOK METODE DESKRIPTIF

KRITERIA UMUM KRITERIA KHUSUS


◉ Masalah yang dirumuskan harus patut, ◉ Prinsip-prinsip ataupun data yang
ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
◉ Tujuan penelitian harus dinyatakan ◉ Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang
dengan tegas dan tidak terlalu umum digunakan adalah mengenai masalah
◉ Data yang digunakan harus fakta-fakta status
yang terpercaya dan bukan merupakan ◉ Sifat penelitian adalah ex post facto,
opini karena itu tidak ada kontrol terhadap
◉ Standar yang digunakan untuk membuat variabel, dan peneliti tidak mengadakan
perbandingan harus mempunyai validitas pengaturan atau manipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana
◉ Harus ada deskripsi yang terang tentang adanya.
tempat serta waktu penelitian dilakukan
◉ Hasil penelitian harus berisi secara detail

25
LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM METODE
DESKRIPTIF

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama


metode penelitian deskriptif, yakni

1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan


melalui metode deskriptif;
2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas;
3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian;
4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan;
5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian;
6) mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan
menganalisis data;
7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistik yang relevan; dan
8) membuat laporan penelitian.

26
2
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
27
PENGERTIAN MENURUT PARAH AHLI LAIN

◉ Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian
yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk
mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat
kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,
hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan
perlakuan.

◉ Penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang


digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.(Sugiyono 2012:72)

Dengan kata lain bahwa penelitian eksperimen adalah bagian dari penelitian
kuantitatif yang terdapat variabel sehingga dapat ditemukan sebab akibat yang
sengaja ditimbulkan dari variabel tersebut.

28
One shot Case Study
Pre
Experimental One group pre-post test design

Intact group comparison

Post test control design


True
Experimental
Pre-post test control design

Disain Penelitian
Eksperimen
Factorial
Experimental

Time series design


Quasi
Experimental
Nonequivalent control group design

29
PRE-EXPERIMENTAL DESIGNS (NONDESIGNS)

1. belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh >> karena masih


terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel terikat (dependen).
2. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen)
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas
(independen).
3. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan
sampel tidak dipilih secara acak (random).
 Biasa digunakan untuk penelitian pendahuluan (belum eksperimen
sunguh-sungguh)

30
MACAM MACAM PENELITIAN PRE-EKSPERIMEN

1. One shot Case Study X : Treatmen


O : Observasi
X O
O1 : Pre test
Pre-Eksperimen 2. One group pre-post test design
X : Treatmen
O1 X O2 O2 : Post test

3. Intact group comparison

O1 : Setengah kelompok. Tanpa


O1
perlakuan
X
X : Treatmen
O2
O2 : Setengah kelompok perlakuan

31
1) One Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat di gambarkan sebagai
berikut:
X O

X = Treatment yang diberikan (variabel independen)


O = Observasi (Variabel dependen)
Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi tritmen
atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
Contoh:
Pengaruh penerapan model pembelajaran STAD (X) terhadap prestasi siswa di
sekolah A (O). Sesuai dengan paradigma maka: “pada saat proses pembelajaran,
diterapkan model pembelajaran STAD terhadap kelompok siswa , kemudian setelah
selesai diukur prestasi belajarnya”

32
ne Group Pretest-posttest Design
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
O1 X O2

O1= nilai pretest (sebelum diterapkan model pembelajaran STAD)


O2 = nilai posttest( setelah diterapkan model pembelajaran STAD) Pengaruh
diterapkannya model pembelajaran STAD terhadap prestasi belajar siswa = (O2- O1)

Contoh:
Dalam One-Group Pretest-Posttest Design ini diberikan test terlebih dahulu
sebelum diterapkannya model pembelajaran STAD (O1), kemudian setelah
diterapkan model pembelajaran STAD diberikan test kembali (O2), sehingga
pengaruhnya jelas antara sebelum diterapkan model pembelajaran STAD dan
setelah diterapkannya model pembelajaran STAD (O2 – O1).

33
Intact Group Comparison
Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu
setengah kelompok eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol
O1
X
O2

O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan


O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan Pengaruh
perlakuan = O1 – O2
Contoh :
Terdapat sekelompok siswa dalam sebuah sekolah, setengah siswa menggunakan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan
Alam (O1), dan setengahnya lagi tidak memakai media pembelajaran dalam proses
pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (O2). Setelah beberapa bulan
kemudian diukur prestasinya, kelompok siswa yang mana yang prestasinya lebih bagus
apakah yang menggunakan media atau yang tidak menggunakan media dalam proses
pembelajaran. Jadi pengaruh media terhadap prestasi belajar adalah (O1-O2).

34
MACAM MACAM PENELITIAN TRUE EKSPERIMEN

1. Post test control design

R X O1
R O2
• Dua kelompok dipilih secara random, satu
TRUE Eksperimen kelompok diberi perlakuan yang atu lagi tidak

2. Pre-test control design

R O1 X O2
R O3 O4
• Dua kelompok dipilih secara random
(O2 – O1) : (O4 – O3)

Diuji beda

35
 Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul)
karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.
 Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu.
 Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara
random.

36
1. Pottest-Only Control Design
R X O1
R O2

 Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random
(R).
 Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
 Kelompok yang di beri perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang
di beri (treatment) adalah (O1 : O2).
Contoh:
Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random (R) dalam sebuah
sekolah. Kelompok pertama diberikan perlakuan (X), yaitu kelompok pertama
menerima pelajaran di kelas yang berisi AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian
dibandingkan perbedaan pretasi antara siswa yang menerima pelajaran di ruang ber-
AC (O1) dengan siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang tidak ber-AC (O2).
Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC
sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

37
retest-posttest Control Group Design
R O1 X O2
R O3 O4

• Terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri pretest untuk
mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
• Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
Contoh :

Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random (R) dalam sebuah
sekolah. setengah siswa menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (O1), dan setengahnya lagi
tidak memakai media pembelajaran dalam proses pembelajaran pada bidang studi
Ilmu Pengetahuan Sosial (O2). Setelah beberapa bulan kemudian diukur prestasinya.
Apabila tidak terdapat perbedaan prestasi secara signifikan, maka penggunaan media
pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial tidak terlalu berpengaruh.
(O2 – O1) – (O4 – O3)
38
FACTORIAL DESIGN

Adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel


independen)terhadap hasil (variabel dependen)

R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O1 X Y2 O2
R O3 Y2 O4

Contoh :
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap
kepuasan pelayanan pada masyarakat untuk itu dipilih 4 kelompok secara random,
variabel moderatornya adalah jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.

39
QUASI EXPERIMENTAL DESIGN

 Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan.
 Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
 Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari preexperimental design. • Quasi Experimental
Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.

40
MACAM-MACAM QUASI EXPERIMENTAL DESIGN
1. Time Series Design

O1 O2 O3 O4 X O 5 O6 O7 O8

Pre test diulang 4x Post test diulang 4x


Pengaruh Perlakuan

(O5+ O6+ O7+ O8) - (O1+ O2+ O3+ O4)

41
Grafik yang berbalik
2. Non equivalent Control Design

• Mirip True Experimental tapi kelompok


O1 X O2
tidak dipilih secara random
O3 O4

• Mirip dengan Pre-post test Control Design

(O2 – O1) : (O4 – O3)


Diuji beda

43
Time Series Design
 Desain ini tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan kelompok
diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali
ternyata nilanya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut labil, dan tidak
konsisten.
O1 O2 O3 O4 X O5 O 6 O7 O8
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan perlakuan yang
baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. besarnya pengaruh perlakuan adalah=
(O5 + O6 + O7 O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada
sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Sebelum ditambahkan bumbu Dalam
desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang separuhnya diberi
perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separuhnyatidak. Hal ini
dilakukan selama empat kali (O1, O2, O3, O4)

44
Nonequivalent Control Group Design
 Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control group desain, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompk kontrol tidak dipilih secara
random.
O1 X O 2
O3 O4
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada
sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu
kelompok jenis makanan, yang separuhnya diberi perlakuan dengan ditambah
bumbu tertentu dan yang separuhnyatidak. O1 dan O3 merupakan nilai penjualan
makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi
tambahan bumbu. Pengaruh tambahan bumbu terhadap penjualan adalah (O2-O1)-
(O4-O3).

45
THANKS
!
Any questions?

46

Anda mungkin juga menyukai